Kapolda Sultra Minta Foto Korban Teroris Jangan Disebar di Medsos
LENTERASULTRA.com-Aksi teror bom di Surabaya membuat banyak korban berjatuhan. Tidak hanya korban luka, puluhan warga yang tidak berdosa juga harus kehilangan nyawa. Tragedi berdarah di kota pahlawan ini, dimanfaatkan sebagian oknum untuk mendokumentasikannya. Korban dari aksi teror itu, difoto dan di videokan hingga disebar di media sosial.
Tindakan ini menjadi perhatian polisi di semua jajaran polisi di tanah air, tidak terkecuali di Sulawesi Tenggara (Sultra). Persoalan ini membuat Kapolda Sultra, Brigjen Iriyanto angkat suara. Melalui Kepala bidang hubungan masyarakat (Kabid Humas) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Harry Goldenhardt, Kapolda meminta agar warga Sultra menghentikan menyebar foto atau video, korban ledakan bom di Surabaya.
“Tolong disetop. Jangan lagi share foto maupun video korban teror bom,” kata Harry Goldenhardt, di Mapolda Sultra, Selasa (15/6). Menurut Harry, penyebaran foto dan video korban ledakan bom di Surabaya, akan semakin membuat senang teroris, karena tujuan mereka melakukan teror tercapai. Sehingga, membuat masyarakat panik dan resah.”Sekali lagi saya minta masyarakat menghentikan share foto-foto korban ledakan,” sambungnya.
Selain meminta warga Sultra untuk tidak menyebarkab foto dan video korban teroris, Kapolda melalui Kabid Humasnya juga menghimbau
masyarakat di Bumi Anoa agar tetap tenang dan menjalankan aktifitas seperti biasa, pasca teror bom di Surabaya.
“Kami dari kepolisian dan tim Densus 88 sedang bekerja. Jadi masyarakat Sultra tetap bekerja sebagai mana mestinya” katanya. Selain itu, Polda Sultra dan jajaran sudah melakukan meeting untuk kegiatan keagamaan. Baik itu di Mesjid dan Gereja akan diberikan pengamanan. Selain itu polisi akan slalu mengupdate perkembangan situasi.
Saat ditanya indikasi adanya sel-sel teroris di Sultra, Harry menuturkan, data tersebut ada di tim Densus 88. Untuk itu, peran seluruh masyarakat dan Stakeholder, Polri dan TNI akan meningkatkan kewaspadaan terhadap sel-sel jaringan dan kelompok gerakan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ada di Kendari dan wilayah lainnya yang ada di Sultra. (onno)