Aksi Teror di Surabaya, Polda Sultra Dijaga Ketat

428

 

Aksi teror bom yang terjadi di Surabaya membuat Polda Sultra meningkatkan kewaspadaan. Personil Polda Sultra memperketat pemeriksaan bagi tamu yang berurusan di Polda dengan memeriksa kendaraan dan tas bawaanya. (Onno)

LENTERASULTRA.com-Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) tak mau kecolongan. Pasca rentetan peristiwa ledakan bom di kota Surabaya, Jawa Timur, Markas komando pimpinan Brigjen Iriyanto itu, memperketat pengamanan. Setiap tamu yang hendak berkunjung di Polda Sultra harus diperiksa. Bukan hanya kendaraannya,  tas dan barang bawaan lainnya, juga turut digeledah.

Polda Sultra mulai memberlakukan pengamanan super ketat itu sejak Senin (14/5), kemarin. Di pintu masuk utama, sudah terlihat personil polisi berpakaian lengkap dengan senjata dan baju anti peluru. Begitu ada kendaraan baik roda empat maupun dua yang hendak masuk di halaman Polda, personil polisi yang berjaga langsung menghentikannya.

Dua hingga tiga personil polisi lalu mendekati kendaraan pengunjung. Sementara dua polisi yang memegang senjata api, terlihat mengawasi dari jarak dekat.  Untuk melancarkan pemeriksaan semua pintu dibuka. Setiap cela yang ada didalam mobil turut diperiksa, termasuk bagasi kendaraan. Barang bawaan pengunjung yang ada di dalam mobil juga harus diperiksa polisi.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhartd mengatakan, pemeriksaan setiap pengunjung dilakukan untuk menyikapi beberapa peristiwa teror bom yang terjadi di Surabaya. Polda Sultra perlu melakukan hal itu, demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, pejagaan ketat di pintu masuk itu dilakukan atas petunjuk dari Mabes Polri.

Dimana, semua Polda di Indonesia termasuk Polda Sultra dan jajarannya, agar meningkatkan kewaspadaan baik di markas-markas kepolisian maupun diperumahan-perumahan Polri.
Selain itu, Polisi di semua Polda juga diminta meningkatkan kewaspadaan di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi masyarakat  untuk beraktifitas. Tidak hanya itu, tempat beribadah seperti masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya juga dijaga ketat.

Menurut Harry, terror di Surabaya itu diduga dilakukan terorisme. Meski demikian, Harry meminta agar tindakan terorisme itu jangan dikaitkan dengan salah satu agama apapun, sebab tindakan terorisme ini adalah tindakan atau pemahaman dari ajaran yang menyesatkan.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada masyarakat yang menjadi korban dan anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas. Mudah-mudahan hal ini dapat teratasi sehingga tindakkan terorisme dapat dihentikan,” tegas Harry Goldenhardt, kepada wartawan lenterasultra.com, saat ditemui di ruangannya.

Pengamanan ini juga sudah diintruksikan kepada Polres dan jajaran yang berada diwilayah Polda Sultra. Mereka juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan sesuai dengan standar operasional proseder (SOP) yang ada. Sehingga prosedur pengamanan yang akan dilakukan tentunya akan diperketat. (onno).

 

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU