Gadis Lambelu, Icon Muna yang Memesona Halo Sultra
LENTERASULTRA.com-Ada banyak warna dan kemeriahan yang dihadirkan berbagai daerah di Sultra ketika ajang karnaval Halo Sultra digelar, Selasa siang hingga sore tadi (24/4). Saat yang lain tampil dengan nuansa budaya lokalnya, Muna berbeda. Ia mengenalkan kemolekan Gunung Lambelu, sekaligus hikayat rakyat romantis yang menyertainya.
Saat turun gelanggang sore tadi, di depan panggung HUT Sultra, Muna menghipnotis penonton yang hadir. Saat rombongan besar dari Bumi Sowite yang berisi 148 orang, ada satu peserta karnaval yang menonjol yakni seorang wanita cantik, yang diasosiakan duduk di kaki Gunung Lambelu. Konon, gunung yang dikenal dengan sebutan “Kamansope” ini dijaga oleh seorang wanita cantik.
“Ini luar biasa juga. Selain, bisa jadi destinasi wisata juga memiliki hikayat yang dikenal masyarakat Muna,” kata Dedy, seorang penonton karnaval yang terkagum-kagum saat menyaksikan peserta karnaval dari Muna, melintas.
Kata Sekda Muna, Nurdin Pamone yang bertindak sebagai penanggung jawab, pemilihan icon Gunung Lambelu sebagai tema karnaval, untuk memperkenalkan obyek wisata di daerah itu, apalagi Lambelu merupakan gunung tertinggi di Sultra. “Karena ini karnaval budaya, maka kita angkat pariwisata, pakaian adat, dan pakaian tenunan,” kata Nurdin Pamone.
Sebagai informasi, dinukil dari buku tulisan Sidu La Ode, 2001, Gunung Lambelu berada di Desa Lambelu Kecamatan Pasih kolaga kecamatan Wakorsel. Dari tradisi lisan warga setempat, gunung ini konon ada dua buah yang berletak berjauhan. Satu di daerah di Labunoua (sebelah timur) dan satunya lagi terletak di daerah Kabaena (sebelah barat). Gunung yang berada di Labunoua bernama gunung “Kamansope” sedangkan gunung yang berada di Kabaena bernama gunung “Mata Air”.
Masing-masing gunung punya penunggu alias penjaganya. Gunung Kamansope dijaga oleh seorang perempuan cantik sedangkan gunung Mata Air dijaga oleh seorang laki-laki bertubuh gendut dan berambut gondrong. Pada suatu ketika di musim kemarau melanda daerah itu berbulan bulan, membuat semua wilayah tersebut, kekurangan air.
Tak terkecuali gunung Kamansope, persediaan airnya masih melimpah. Oleh penjaganya, air tersebut digunakan untuk mengairi daerah sekitar gunung Kamansope yang ditumbuhi oleh pepohonan dan tanaman. Jangan heran, daerah disana hingga saat ini, daerahnya subur dan cocok untuk pertanian.
Sebaliknya, gunung Mata Air sangat kekurangan air. Jangankan untuk mengairi pepohonan dan tanaman, air digunakan untuk mandi pun sulit diperoleh. Memang aneh, meski gunung itu bernama gunung Mata Air, tapi masih tetap kekurangan air.
Suatu hari, penjaga gunung Mata Air, meminta pada gunung Kamansopemengairi daerah sekitar gunung Mata Air yang dilanda kekeringan. Dalam sebuah percakapan, penjaga gunung Mata air meminta air. Tapi oleh penjaga Kamansope, ditolak. Penjaga gunung Mata Air pun menaruh dendam dan pulang.
Sesampainya di Gunung Mata Air, penjaga bertubuh gendut ini lantas merebahkan badannya sembari berfikir. Dirinya seorang lelaki, sementara penjaga gubung Kamansope dijaga oleh perempuan. Ia merasa dilecehkan.
Singkat cerita, penjaga gunung Mata Air angkat meriam yang dimilikinya dan mengarahkan tembakannya untuk menghancurkan Kamansope. Serangannya pun bertubi-tubi tapi selalu meleset. Ia pun semakin murka dan emosinya tidak terkendali. Makanya, jangan heran Gunung Kamansope terlihat miring. Sebab, peluru yang ditembakkan, jatuh di Pasih Kolaga.
Sementara itu, penjaga gunung Kamansope yang mengetahui tempatnya diserang, segera mengambil senjata untuk membalasnya. Ia pun mengeluarkan meriamnnya, yang ukurannya lebih besar dari pada milik penjaga gunung Mata Air. Hanya sekali tembak, peluruh meriamnnya langsung mengenai sasaran.
Peluruh meriam itu tepat mengenai puncak gunung Mata Air hingga terpongkah. Puncak gunung itu hilang sebagian sehingga membentuk seperti kapak yang terkena benda keras. Sejak peristiwa itu, gunung Mata Air berganti nama menjadi Gunung Sabampolulu.
Sebagai tambahan, disana ada dua gunung yakni Gunung Ngkamelu-melu dan Gubung Kamansope. Diantara dua gunung ini, terdapat sebuah lembah. Sementara di puncak gunung Kamansope terdapat jejak benteng. (ery)