Delapan Pemuda Berparang Ditangkap Polisi di Kanakea
LENTERASULTRA.com-Pascasaling serang antara dua kelompok pemuda di Baubau, Jumat (30/3) sore, polisi di dukung personil TNI giat melakukan patroli dan razia. Para terduga pembuat onar jadi sasaran. Hasilnya, Sabtu (31/3) malam tadi, dalam sebuah razia terpadu, petugas keamanan sukses mengamankan delapan anak muda di di lingkungan Kanakea, Kelurahan Ngaganaumala, Kecamatan Batupoaro.
Para lelaki yang masih dibawah usia 25 tahun itu diduga akan membuat kekacauan. Menarikanya mereka ternyata bukan warga di lingkungan Kanakea. “Kita mengamankan beberapa orang, yang teryata bukan warga Kanakea. Jika ini dibiarkan maka akan menimbulkan isu, yang akan merugikan warga kanakea maupun warga lainnya,” tutur AKBP Daniel Widya Mucharam, Kapolres Baubau, usai menggelar razia, Sabtu malam (31/3).
Dari tangan para terduga pembuat onar itu, polisi mengamankan berbagai barang bukti. Ada 15 senjata tajam berupa parang dan badik, serta 10 busur yang sudah siap dgunakan. Saat melakukan penyisiran, para pria muda itu juga sedang pesta miras.
“Kita akan melakukan upaya hukum, dengan melihat situasi dan kondisinya, serta kita juga akan melakukan upaya hukum terhadap aktor yang menjadi sumber kekacauan ini,” jelasnya. Diharapkan, masyarakat Kota Baubau untuk memberikan dukungan dalam kegiatan ini, ini merupakan bentuk keseriusan TNI/Polri menghadapi yang akan melakukan kerusuhan di Kota Baubau.
Selain itu, agar memahami, ini merupakan sebagai bentuk rasa peduli kami terhdap masyarakat, jangan sampai, isu-isu yang tidak benar, dengan mengatasnamakan daerah tertentu, sehingga menjadi konflik, “Mari masyrakat kita menjaga sama-sama agar tidak menyebarkan berita hoax dan memperkeruh suasana dengan menyampaikan hal-hal sekiranya mempersepsikan pendengar atau yang baca melalui media sosial,” imbau Kapolres.
Eskalasi keamanan di Kota Baubau, sejak Jumat (30/3) memang agak meningkat. Ini dipicu aksi pembacokan oleh orang tak dikenal terhadap seorang remaja di Wameo bernama Muh Ridwan. Pelajar SMP itu tewas seketika saat sabten parang mengenai lehernya. Akibatnya, warga Wameo murka.(hengki)