LENTERASULTRA.COM- Proyek pedestrian di kawasan tugu religi Kota Kendari, Sulawesi Tenggara baru sekitar lima bulan rampung. Namun belum genap satu semester usianya, berbagai ornamen yang ada di eks MTQ itu sudah tidak utuh lagi. Selain banyak yang rusak, beragam fasilitas yang disiapkan bagi masyarakat umum di lokasi tersebut, juga hilang dari tempatnya.
Ornamen kursi tercatat paling banyak yang rusak. Dari ratusan tempat duduk yang terpasang, lebih tiga puluh diantaranya, kondisinya tidak utuh lagi. Mulai dari baut dan sekrup yang hilang, pipa galvanis bahan tempat duduk sudah lenyap dan besi cor penutup pipa terlihat patah serta copot. Tidak hanya itu, beberapa tiang pembatas atau bolard tabung yang terpasang ditengah jalan pedestrian juga lenyap hingga lantai tegel patah dan terlihat turun.
Fasilitas yang hilang dan rusak tersebar dibeberapa titik. Ada yang di depan Kantor Samsat Kendari dan samping Kejari Kendari, tepatnya jalan Tebaununggu, depan pintu utama tugu religi, depan kantor Balai Kota jalan Jenderal Ahmad Yani hingga pintu belakang eks MTQ Kendari, jalan H Supu Yusuf. Hilang dan rusaknya berbagai ornamen di kawasan mirip Malioboro, Yogyakarta itu, akibat perilaku oknum-oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Kuat dugaan ada yang sengaja merusak dan mengambil berbagai ornamen yang ada. “Kalau tidak sengaja dirusak, bagaimana mungkin bisa copot dari tempatnya. Ornamen yang copot, sudah hilang karena tidak ada di posisinya. Pasti diambil oleh oknum tidak bertanggungjawab,” duga Arman, salah satu warga Kendari yang kerap berolahraga di kawasan pedestrian eks MTQ Kendari, Selasa pagi, 13 Mei 2025.
Harma salah satu warga Kota Kendari lainnya menyayangkan hilangnya berbagai fasilitas di kawasan pedestrian tugu religi Kendari. Katanya, kawasan pedestrian menjadi salah satu ikon baru bagi warga Kota Kendari. Kawasan yang mengelilingi eks MTQ itu juga menjadi lokasi strategis bagi penduduk Kota Kendari hingga dari luar Kendari untuk berolahraga setiap pagi dan sore. Tidak hanya hari libur Sabtu dan Minggu, hari-hari biasa juga dipakai warga untuk berolahraga baik jogging ataupun lari. “Ini ikon baru Kota Kendari. Mari kita jaga bersama seperti berbagai ornamen di dalam kawasan pedestrian ini,” pinta Harma.
Sementara Rudi, warga yang kerap berolahraga setiap Sabtu dan Minggu di kawasan pedestrian mengaku prihatin dengan perilaku oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang sengaja merusak dan mengambil ornamen di kawasan pedestrian. Rudi bilang, kawasan pedestrian di tugu religi Kota Kendari menjadi tempat favorit bagi penduduk Kota Kendari untuk berolah raga. Olehnya itu, dia meminta semua warga yang berkunjung di kawasan itu untuk menjaga bersama berbagai fasilitas yang ada di dalamnya. “Agar lebih aman, pemerintah Kota Kendari sebaiknya memasang kamera pemantau di kawasan pedestrian,” katanya.
Fasilitas diatas trotoar kursi misalnya, akomodasi ini sangat berguna bagi setiap pengunjung. Kursi di pedestrian sebagai <span;>tempat duduk bagi orang yang ingin beristirahat sejenak atau menikmati pemandangan sekitar.
Kursi-kursi yang di tempatkan di trotoar sangat berperan penting untuk para pendestrian karena meningkatkan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki di kawasan tersebut.
Penulis : Adhi
Editor : Adhi