Anak-anak muda kini makin banyak yang masuk gelanggang politik. Ada yang aktif di parlemen, tapi tak sedikit juga yang menjanjal kemampuan kepemimpinan di eksekutif. Pilkada 2024 menghasilkan banyak pemimpin muda, yang usia mereka bahkan belum genap 30 tahun. Siapa saja mereka?
———-
Tahukah anda siapa kepala daerah termuda se Indonesia yang dilantik 20 Februari 2025 lalu? Ia adalah seorang perempuan, usianya baru 26 tahun. Namanya Vinanda Prameswati. Ia dipilih secara mayoritas oleh masyarakat Kediri dalam Pilkada, November 2024 lalu. Bersama Qowimuddin Thoha, pasangan yang diusung koalisi banyak partai ini sukses meraih 98.205 suara atau 56,83 persen. Hebatnya lagi, yang ia kalahkan adalah Ferry Silviana Veronica, istri mantan Wali Kota Kediri yang baru mengakhiri tugasnya tahun 2023 lalu.
Ketika dilantik sebagai Wali Kota Kediri, Jawa Timur, Vinanda jadi yang paling muda se Indonesia. Ia lahir di Surabaya pada 12 Juni 1998. Perempuan yang masih berstatus lajang ini merupakan putri dari seorang perwira polisi, AKBP Edy Herwiyanto, yang saat ini menjabat sebagai Kasubdit Tipikor Ditkrimsus Polda Jawa Timur, dan ibunya, Siskawati.
Jejak politik Vinanda sejatinya tidak begitu istimewa, karena baru aktif di dunia politik. Kemampuannya terasah lewat jalur komunitas dan kerelawanan. Ia memimpin Asosiasi Pedagang Kaki Lima Kota Kediri. Vinanda menuntaskan pendidikan tingginya di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dan meraih gelar sarjana pada 2020 dan lanjut ke jenjang magister di Universitas Airlangga, mengambil program Magister Kenotariatan, dan berhasil lulus pada 2023.
Boleh jadi banyak yang meragukan kemampuannya memimpin daerah, apalagi dengan usia yang bahkan baru memenuhi syarat untuk bisa diusul jadi kandidat kepala daerah. Saat debat kandidat yang digelar KPU, perempuan yang menyatukan pendukungnya dengan istilah “Bolone Vinanda” itu bahkan terlihat belepotan menjelaskan gagasanya. Tapi pada akhirnya, pemilih di Kota Kediri tetaplah memilihnya, dan kini ia sudah resmi jadi Wali Kota.
Dari Kediri di Jawa Tengah, kita ke Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Di sana, juga ada anak muda yang juga masih lajang tapi sudah jadi kepala daerah. Namanya, Alvin Akawijaya. Saat dilantik jadi Bupati Buton, ia baru berusia 28 tahun, tepatnya ia lahir di Jakarta, 18 Mei 1996. Ia adalah putra Ali Mazi, mantan Gubernur Sultra. Alvin, meski tidak banyak menghabiskan masa kecil di daerah yang dipimpinnya, tapi bisa meyakinkan masyarakat Kabupaten Buton untuk memilihnya.
Kemenangan Alvin tergolong luar biasa. Ia bertanding bersama lima kandidat lain yang sudah memiliki nama besar. Ada bupati petahana, tapi ditumbangkannya. Lalu ada saudara kandung dari mantan bupati yang juga tokoh besar di Pulau Buton, termasuk seorang kandidat yang setahun sebelum Pilkada menjabat sebagai Pj Bupati bisa ia kalahkan. Anak muda ini datang bertanding, lalu vini vidi vici. Datang, bertanding dan menang.
Alvin bersama pasangannya meraup 22.462 suara. Sedangkan lawan-lawannya, terpaut selisih yang tak begitu besar yakni 19.583. Sementara kandidat pesaing lainnya, tak ada yang mencapai angka 10 ribuan. Sebelum mencalonkan diri di Buton, Alvin tercatat sebagai Ketua KNPI Sultra dan juga aktif di DPD Nasdem Sultra. Anak muda ini menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengahnya di ibu kota. Pendidikan tingginya dituntaskannya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dari Buton, mari tengok dinamika politik di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Di kabupaten dengan 1,05 juta jiwa tersebut telah lahir seorang pemimpin muda yang luar biasa. Namanya Fahmi Muhammad Hanif. Saat dilantik, ia baru berusia 28 tahun. Fahmi lahir di Tangerang pada 2 September 1996. Suaranya ketika terpilih mencapai 61,47 persen atau 342.913 suara. Yang dikalahkannya pun tak main-main, yakni calon petahana.
Rasanya wajar jika Fahmi sukses memenangkan hati masyarakat Purbalingga. Jejak politiknya lumayan mentereng. Ia adalah anak kedua dari anggota DPR RI Fraksi PKS, Rofik Hananto. Fahmi pernah kuliah di Fakultas Teknik Mesin di Universitas Brawijaya dan Teknik Industri di Bursa Technical University Turkey. Setelahnya, Fahmi kemudian membangun bisnis yang kemudian menggurita dimana-mana.
Ia mendirikan PT Erdigma Indonesia, perusahaan yang memasarkan produk-produk secara digital. Fahmi juga mendirikan Erha Idea Cipta Karsa, Kulakin, Herbatech, dan menjadi Direktur Erhanesia Grup yang mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan dari Purbalingga dan sekitarnya. Bupati muda ini menikah sejak usia 22 tahun dengan Syahzani Syasya Tsania.
Dari Pubalingga, mari ke Kabupaten Subang di Jawa Barat. Daerah berpenduduk 1,6 juta ini juga percaya pada kemampuan memimpin anak muda. Di Pilkada 2024 lalu, warga kabupaten ini memilih Reynaldy Putra Andita sebagai pemimpin mereka. Usia lelaki kelahiran Jakarta pada 30 Oktober 1996, atau baru 28 tahun saat dilantik. Saat pilkada, Reynaldy meraup 430.725 suara sah.
Jejak politik anak muda ini bukan kaleng-kaleng. Ia pernah jadi anggota DPRD Jawa Barat pada periode 2019-2024. Saat itu, usianya bahkan baru 22 tahun saat terpilih kala itu. Lelaki ini adalah anak ketiga dari pasangan Elita Budiati dan Budi Hendratno. Ibunya adalah Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Subang dan kini merupakan anggota DPR RI 2024-2029. Sementara, ayahnya adalah anggota kepolisian berpangkat AKP di Polda Jawa Barat.
Pria yang akrab disapa Rey ini tercatat menempuh pendidikan D-3 jurusan Administrasi Pemerintahan di Universitas Padjajaran dan melanjutkan S-1 di Universitas Ahmad Yani dengan jurusan Ilmu Pemerintahan. Dia bergabung dengan Partai Golkar pada 2015 dan diberi amanah sebagai wakil bendahara DPD Partai Golkar Kabupaten Subang. Kariernya semakin melejit setelah dia masuk dalam jajaran DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat.
Begitulah demokrasi, memberi kesempatan pada siapa saja yang menurut kategorinya bisa memenuhi syarat sebagai pemimpin, terutama lolos secara electoral oleh publik. Usia, bahkan mungkin pengalaman dan kecakapan, seringkali bukan variabel utama tapi bagaimana meyakinkan pemilih, bahwa andalah yang terbaik. Tentu dengan beragam startegi. Kini empat anak muda itu bakal mengurusi warga dan daerah masing-masing yang punya berbagai dinamika.
Itu baru di level kepala daerah. Di level wakil kepala daerah juga tak kalah banyak. Bahkan ada yang baru berusia 25 tahun saat dilantik. Di Kudus, Jawa Tengah misalnya. Wakil Bupatinya Bernama Bellinda Putri Sabrina Birton. Usinya baru 25 tahun, lahir September 1999 dan baru lulus dari Universitas Diponegoro tahun 2020. Gelarnya, Sarjana Kedokteran.
Jauh di Indonesia Timur, ada nama Serena Cosgrova Francis. Gadis kelahiran Kupang, 20 September 1999 ini baru saja dilantik jadi Wakil Walikota Kupang. Jejak pendidikannya mentereng luar biasa. Jebolan UI tahun 2021 ini, baru saja menyelesaikan kuliah magisternya di Birmingham University, di Inggris.
Daerah tetangganya, Kabupaten Kupang juga punya Wakil Wali Kota muda. Namanya Aurum Obe Titu Eki. Gadis ini lahir di Kupang juga, April tahun 1998 atau saat dilantik baru berusia 26 tahun. Ayahnya, adalah Bupati Kupang semenjak 2006-2018. Pendidikan terakhirnya di Universitas Trisakti, dan lulus 2022.
Di Pulau Borneo juga ada seorang anak muda bernama Adi Mula Nakalelu. Ia adalah Wakil Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah. Lelaki kelahiran 26 Februari 1999 ini baru berusia 26 tahun saat dilantik. Ia adalah seorang putra dari tokoh Masyarakat ternama di kampungnya.(*)
Mereka Muda, Mereka Kini Punya
Kuasa, Mereka Nanti Bisa Apa?
———————–
Catatan Ini Dinukil dari FB Abdi Mahatma