Tangis Pj Edy Suharmanto Pecah di Puncak HUT Bombana

Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto (pakaian adat warna merah) bercengkerama dengan Ketua DPRD Bombana, Iskandar (pakaian adat hitam) didampingi Wakil Ketua DPRD, Herlin usai acara paripurna DPRD Bombana dalam rangka HUT ke 21 Kabupaten Bombana. FOTO :  Dinas Kominfos Bombana

 

RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Edy Suharmanto, tak lama lagi meninggalkan Kabupaten Bombana, negeri yang sejak 27 November 2023 dipimpinnya dengan status sebagai Penjabat (Pj) Bupati. Kelak, posisinya bakal digantikan Bupati Bombana terpilih hasil Pilkada 2024 yang dijadwalkan dilantik 10 Februari nanti. Makanya, Pj Edy sangat emosional saat memberi pidato di puncak acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 21 Bombana, di depan sidang paripurna DPRD Bombana, Rabu (18/12/2024).

Edy sulit sekali membendung bulir-bulir air mata yang mendadak menggenang di sudut matanya. Saat berpidato, ia mendadak menghentikan kalimat yang ia sampaikan. Ia seperti sedang menahan gemuruh rindu di dadanya. Matanya berkaca, suaranya serak dan tanpa bisa dibendung, isak tertahan ia keluarkan. Pria berkacamata itu yang berdiri tegap di podium itu menangis. Ia sangat haru.

Suasana ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Bombana tetiba bergemuruh tepuk tangan dari peserta yang memberi semangat kepada Edy yang saat itu tengah memberikan pidato peringatan HUT ke-21 Kabupaten Bombana di gedung DPRD setempat. Setelah memberi kesempatan pada hatinya untuk meluapkan emosi, bulir bening di netranya ia seka dengan tissue yang tersedia di podium. Ia kemudian menghirup udara lalu menghembuskannya. Lega.

“Bombana ini bukan saja sekadar tempat tugas. Saya merasa terharu dan emosional karena saya benar-benar merasa sudah menyatu dengan Bombana. Kelak, sebagian rindu saya akan saya titip di sini biar saya punya alasan untuk nanti pulang lagi,” ungkap Edy yang lagi-lagi disambut tepukan yang gemuruh. Ia benar-benar bahagia melihat Bombana kini sudah sampai di usia 21 tahun.

 

Foto bersama Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto bersama pimpinan DPRD Bombana dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bombana mulai dari Kapolres, Kajari serta Dandim di acara HUT Kabupaten Bombana. FOTO :ADHI

 

“Saya memohon maaf sebesar-besar apabila keputusan dan kebijakan saya selama ini tidak memuaskan semua pihak. Percayalah, setiap keputusan selalu ada resikonya, tetapi itu semata-mata didasarkan pada niat membangun Bombana yang kita cintai bersama ini,” kata Edy.

Edy merupakan Penjabat Bombana sejak 27 November 2023. Ia setahun lebih memegang kendali pemerintahan, termasuk berkesempatan dua kali mengikuti perayaan HUT daerah itu. Selama menjabat itu Edy merasa diterima baik oleh masyarakat dan seluruh pegawai otorita Bombana. “Saatnya kita membangun kolaborasi untuk kemajuan sekaligus menjadikan momentum evaluasi disemua aspek untuk Bombana yang lebih baik lagi,” katanya.

Sebelum menghadiri rapat paripurna di DPRD tersebut, Edy terlebih dahulu menjadi inspektur upacara peringatan HUT-21 Bombana yang digelar di lapangan eks MTQ di Rumbia. Edy beserta pimpinan DPRD, aparatur birokrasi hingga tokoh-tokoh pemekaran daerah itu hadir dalam upacara yang berjalan khidmat.

Usai upacara, Edy tertangkap kamera saat menitikkan air mata. Momen itu terjadi kala Edy diwawancarai awak media. Saat ditanyakan perihal bagaimana perasaannya melalui dua kali momen HUT Bombana, Edy justru terlihat tak kuasa membendung air mata. Ia tak menyangka perjalanan karirnya akan mengantarkannya ke Bombana. Terlebih, di daerah yang dikenal ramah ini Edy merasa diperlakukan lebih dari sekedar keluarga, melainkan telah menjadi satu kesatuan keluarga besar dengan masyarakat Bombana.

Suasana rapat paripurna DPRD Bombana dalam rangka peringatan HUT ke 21 Kabupaten Bombana. FOTO :ADHI

 

“Saya bersyukur bisa dua kali merasakan HUT Bombana. Semoga kedepan lebih meriah lagi dibanding sekarang. Saya doakan semoga masyarakat Bombana diberi keberkahan oleh Allah SWT. Serta Bombana bisa lebih maju lagi,” jelasnya. Edy mengaku tak akan melupakan Kabupaten Bombana, kendati setelah tak menjabat sebagai Penjabat Bupati lagi. Edy bahkan meminta izin agar dibolehkan membawa pulang tiga pasang setelan pakaian adat Bombana sebagai kenang-kenangannya seumur hidup. Ia berjanji pakaian adat itu akan disimpan dan dirawatnya dengan sepenuh hati.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bombana, Iskandar menyebut sejarah panjang Bombana sudah dimulai sejak era kerajaan Morenene abad ke-17. Daerah ini sempat dimasukan sebagai onder afdeling di bawah Kesultanan Buton oleh Belanda. Lalu pada era reformasi, Bombana menjadi darah otonom melalui Undang-undang nomor 29 tahun 2003.

Dengan demikian, Iskandar menilai Kabupaten Bombana harus dibangun dengan semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat agar dapat mensejajarkan diri dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara, maupun Indonesia secara umum. Ia juga memastikan jika DPRD Bombana akan mendukung setiap kebijakan yang berpihak kepada masyarakat dan daerah. “Kita harus bangun kolaborasi bersama agar pembangunan daerah dapat bergerak cepat menjawab semua kebutuhan dan cita-cita pendirian Kabupaten Bombana yakni mencapai kesejahteraan bersama,” imbuhnya.(adv)