RUMBIA, LENTERASULTRA.COM – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bombana mulai menggarap pengembangan infrastruktur kawasan wisata terpadu Ranokomea. Project ini kini diawali dengan penyusunan Detail Engineering Design (DED).
DED Kawasan Terpadu Ranokomea merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata. Apalagi, kawasan Ranokomea memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bombana, Sofian Baco menerangkan instasinya baru saja menggelar seminar awal penyusunan DED Ranokomea. Seminar menghadirkan dua narasumber utama, yakni Laode Muhamad Abdi dan Zulfadly Urufi, yang masing-masing memaparkan rancangan desain master plan untuk Kawasan Terpadu Ranokomea. Paparan tersebut memberikan gambaran awal tentang rencana tata ruang, infrastruktur pendukung, dan potensi pengembangan yang dapat dimaksimalkan.
“Kawasan Ranokomea memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan. Penyusunan DED ini adalah tonggak awal untuk mewujudkan kawasan wisata yang terintegrasi dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat serta perekonomian daerah,” ujar Sofian Baco.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pariwisata, Anisa Sri Prihatin, Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Bombana, serta Kepala Dinas Perikanan, Ir. Muhammad Siarah. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan ini menunjukkan sinergi antarinstansi dalam mendukung rencana pengembangan kawasan wisata yang strategis.
Dalam presentasinya, Laode Muhamad Abdi menjelaskan bahwa kawasan Ranokomea memiliki nilai ekologis dan estetika tinggi yang perlu dijaga. Ia mengungkapkan bahwa konsep pengembangan akan mengutamakan prinsip keberlanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan budaya setempat.
Sementara itu, Zulfadly Urufi menekankan pentingnya integrasi antara sektor pariwisata dan infrastruktur. “Infrastruktur yang dirancang harus mempermudah aksesibilitas dan mendukung aktivitas wisata tanpa mengorbankan keindahan alami kawasan. Hal ini akan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Anisa Sri Prihatin, juga menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia berharap DED yang disusun dapat menjadi dasar pengembangan Ranokomea sebagai destinasi wisata terpadu. “Kami optimis kawasan ini akan menjadi ikon pariwisata Bombana yang mampu bersaing dengan destinasi lain di Sulawesi Tenggara,” ujarnya.
Seminar ini menjadi momentum penting untuk menghimpun masukan dari berbagai pihak. Diskusi interaktif antara peserta dan narasumber berlangsung dinamis, mencerminkan antusiasme terhadap pengembangan Ranokomea.
Dengan seminar ini, Pemerintah Kabupaten Bombana menunjukkan komitmennya dalam mendorong sektor pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan daerah. Langkah berikutnya adalah finalisasi DED dan implementasi program pengembangan sesuai tahapan yang direncanakan.
Pengembangan Kawasan Terpadu Ranokomea diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Kawasan ini diimpikan menjadi destinasi wisata unggulan yang memperkenalkan keindahan alam dan budaya Bombana ke kancah nasional maupun internasional. (ADV)