RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Stunting kini jadi masalah nasional. Semua daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bombana. Di bawah komando Pj Bupati, Edy Suharmanto, daerah ini menggalakan berbagai kegiatan dan membedayakan semua institusi untuk “perang” terhadap masalah tersebut. Bombana bahkan berani menargetkan angka stunting di tahun 2024 ini turun hingga 14 persen saja.
Target minimal itu disampaikan Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan “Aksi 3 Rembuk Stunting” dan “Intervensi Serentak Pencegahan Stunting” tingkat Kabupaten Bombana, di aula Tanduale di kompleks Kantor Bupati Bombana, Rabu (6/6/2024). Kegiatan ini dihadiri banyak lembaga, yang semuanya berkomitmen untuk mencegah stunting terhadap anak-anak di Bombana.
Siapa saja yang hadir? Ada perwakilan dari pihak forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda), 18 OPD yang jadi bagian dari tim percepatan penunurnan stunting (TPPS) Bombana, 22 Kecamatan Kab. Bombana, Kepala UPTD Balai Penyuluh KB, kepala Puskesmas, pihak desa/kelurahan se Bombana. Ada juga dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, sekaligus sebagai sekretaris TPPS Bombana yang sekaligus sebagai tuan rumah penyelenggara kegiatan ini.
Di moment itulah, Pj Bupati Edy Suharmanto menyampikan bahwa stunting kini jadi isu nasional yang harus dituntaskan dengan terget penurunan hingga 14 persen diakhir tahun 2024. Katanya, stunting kini jadi salah satu fokus pemerintah dan pemerintah daerah. Oleh karena itu melalui kegiatan intervensi serentak penurunan stunting di Bombana, bisa mewujudkan langkah-langkah kongkrit mengatasi masalah tersebut.
Kata Pj Bupati, intervensi stunting ini juga telah diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2024 tentang Percepatan Penurunan Stunting serta Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2024 Pasal 20 Ayat 4, yang menyebutkan bahwa laporan realisasi capaian pelaksanaan posyandu harus mencapai minimal 95% dari target yang telah ditetapkan hingga bulan berjalan.
“Semua pihak harus berkolaborasi dan bersinergi mulai dari pemerintah, masyarakat, aparat desa/kelurahan, akademisi, media, dan sektor swasta dalam menurunkan angka stunting,” kata Direktur Manajeman Penanggulan Bencana dan Kebakaran, Direktorat Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Menurutnya, penurunan stunting adalah prioritas utama dan harus jadi agenda bersama para pemangku kepentingan. Edy Suharmanto yakin, dengan langkah konkret dan komitmen yang kuat, ia dapat memastikan anak-anak Bombana tumbuh sehat dan berkualitas.
Sebagai informasi, acara Aksi 3 Rembuk Stunting” dan “Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tersebut mencakup berbagai agenda penting, termasuk pemaparan hasil dan strategi penurunan stunting, diskusi mengenai tantangan dan solusi, serta penandatanganan pernyataan komitmen bersama untuk menurunkan angka stunting.
Narasumbernya terdiri dari Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan, Satgas Stunting Provinsi Sulawesi Tenggara, dan tim pakar Dr. Spesialis Gizi Klinik, memberikan paparan mengenai berbagai aspek dan pendekatan medis dan gizi yang efektif dalam penanganan stunting.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas PPKB Bombana, H. Abdul Azis, memaparkan berbagai program yang telah dijalankan, seperti peningkatan akses gizi, penyuluhan kesehatan, dan intervensi langsung kepada keluarga yang berisiko tinggi. “Acara intervensi serentak yang dilakukan ini juga merupakan bagian dari upaya massif untuk mempercepat penurunan stunting,” kata Abdul Azis.
Langkah-langkah yang dilakukan, kata dia, mulai dari distribusi makanan tambahan bergizi, pemeriksaan kesehatan rutin bagi balita dan ibu hamil, serta edukasi gizi di berbagai desa. “Kerja sama seluruh elemen masyarakat adalah kunci sukses dalam penurunan stunting. Dengan adanya komitmen ini, kita berharap angka stunting di Kabupaten Bombana dapat menurun secara signifikan dalam waktu dekat,” kuncinya.
Dengan pelaksanaan intervensi serentak ini, diharapkan Kabupaten Bombana masih memiliki waktu tiga bulan ke depan untuk mengejar percepatan penurunan stunting, dengan target penurunan prevalensi stunting sebesar 5-10 persen. DPPKB Kabupaten Bombana dan TPPS akan terus mengawal dan mengimplementasikan program-program ini, memastikan setiap langkah yang diambil berkontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.(adv)