BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Asa masyarakat Pulau Kabaena, di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara untuk segera menikmati jasa pelayaran dari feri anyar, KMP Oputa Yii Koo nampaknya sulit terwujud. Feri baru yang diadakan Kementerian Perhubungan dan dikabarkan untuk menghubungkan jalur Kasipute-Dongkala di Kabaena-Mawasangka di Buton Tengah hingga ke Kota Baubau tersebut hingga kini belum bisa beroperasi. Pemicunya sederhana, belum ada operator yang diberi kewenangan oleh Kemenhub mengurusi angkutan sungai dan penyeberangan tersebut.
Padahal, feri tersebut sudah tiba di perairan Kasipute, Bombana sejak awal Januari 2024 lalu. Meski hampir tiga bulan berada di daerah itu, kapal ferry rool on/roll off (RoRo) pengadaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini belum pernah beroperasi. Kapal ferry yang dibuat di Semarang, Jawa Tengah ini hanya melempar sauh di perairan Kasipute, tanpa pernah digunakan berlayar mengangkut penumpang. “Memang belum bisa dioperasikan. Itu juga sangat kita sayangkan,” aku Ramsi, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bombana.
Ramsi mengakui jika kapal milik Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Sungai Danau dan Penyebarangan (ASDP) Kementerian Perhubungan itu belum beroperasi. Hal ini kata Ramsi disebabkan karena belum ada operator yang ditunjuk Kemenhub untuk mengoperasikan kapal RoRo yang diberi nama Pahlawan nasional dari Sultra itu.
“Kendala utamanya, sampai sekarang belum ada operatornya. Makanya belum bisa beroperasi,” kata Ramsi, Rabu, 20 Maret 2024. Hal ini serupa juga diungkapkan Ramsi kepada lenterasultra.com saat menghadiri kegiatan Pemda di Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024 lalu. Kata mantan Camat Rumbia Tengah ini, belum beroperasinya kapal Ferry dengan bobot 500 gross ton ini membuat Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto turun tangan. Saat mengikuti acara di Jakarta awal Maret lalu, suksesor Burhanuddin ini melayangkan surat di Dirjen Perhubungan Darat, Kemenhub.
Isi warkatnya, terkait usulan operasionalisasi kapal perintis KMP Oputa Yii Koo. Dalam suratnya kepada Dirjen Perhubungan Darat, Kemenhub, Bupati Edy Suharmanto mengatakan, dalam rangka mengantisipasi arus mudik menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, Pemda Bombana sangat membutuhkan sarana dan prasarana pendukung transportasi darat dan laut yang saat ini sangat minim.
Sehubungan dengan hal itu, Bupati Edy meminta kepada Dirjen Perhubungan Darat, Kemenhub agar kapal perintis KMP Oputa Yii Koo yang saat ini sudah berada di Kabupaten Bombana sejak awal Januari 2024 segera dioperasikan. Hal ini dilakukan sebagai penunjang kebutuhan masyarakat dalam rangka mengantisipasi arus mudik dan balik lebaran tahun 2024, khususnya yang berada di wilayah kepulauan. “Suratnya sudah kami antar langsung di Kemenhub saat acara Pemda di Jakarta, 8 Maret lalu,” kata Ramsi.
Ramsi mengatakan, dirinya sudah berupaya memperjuangkan agar KMP Oputa Yii Koo segera beroperasi. Dirinya bahkan bertemu langsung dengan pejabat di Direktorat Transportasi Sungai Danau dan Penyebrangan (TSDP). Namun persoalan operator lagi-lagi menjadi kendala. Namun begitu, Kepala Dinas Perhubungan Bombana ini mengaku akan terus memperjuangkan agar kapal Ferry yang rencananya melayani rute Kasipute, Dongkala dan Kota Baubau itu, bisa beroperasi sebelum arus mudik nanti. Karena sesuai laporan dari TSDP, Kemenhub sudah melakukan proses lelang terkait operator yang akan mengoperasikan kapal RoRo tersebut.
Ramsi mengaku, saat KMP Oputa Yii Koo tiba di Kasipute memang sempat ada pihak ketiga yang akan mengoperasikan kapal Ferry yang bisa memuat 26 kendaraan roda empat itu. Namun hal ini urung dilaksanakan karena perusahaan yang ditunjuk tidak memiliki dasar hukum atau lisensi untuk pengoperasiannya. Sebab, sesuai regulasi, yang bisa operasikan adalah perusahaan yang punya wadah di bidang transportasi. “Mudah-mudahan surat Bupati Bombana direspon Kemenhub sehingga kapal Ferry Oputa Yii Koo bisa segera beroperasi,” harapnya.
Sebagai informasi, saat ini hanya ada satu feri yang rutin melayani pelayaran menuju Pulau Kabaena yakni KMP Dharma Kencana, dengan jadwal tiga kali dalam sepekan. Selain itu, ada pula feri perintis Bontoharu, yang sekali dalam dua pekan mengangkut penumpang dari Kabaena ke Kasipute atau sebaliknya. Sementara KMP Madidihang, yang selama ini mengambil jalur Kasipute ke Dongkala, Kabaena Timur sudah tiga bulan menghentikan operasionalnya.
Bila KMP Oputa Yii Koo belum bisa difungsikan hingga lebaran Idul Fitri nanti, maka penumpang mudik, khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi bakal sulit terangkut. Ratusan unit kendaraan roda dua dan empat bakal menuju dan kembali dari Pulau Kabaena tiap musim lebaran, dan dengan jadwal penyeberangan yang terbatas termasuk jumlah angkutan, hampir bisa dipastikan bakal terjadi penumpukan kendaraan yang berebut untuk pulang kampung.(ADv)