Dapil Sultra 5 Kolaka Raya : Nasdem Jawara, PAN Tersingkir

Enam Caleg Petahana Tumbang

KENDARI, LENTERASULTRA.COM-10 tahun terakhir, tepatnya di Pemilu 2014 dan 2019, Partai Demokrat menjadi penguasa di tingkat pemilihan DPRD Provinsi dari Dapil Kolaka Raya. Si bintang mercy bahkan selalu meloloskan dua kadernya ke parlemen. Kini, dominasinya berakhir. Pemilu 2024, Dapil yang meliputi Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur itu jadi milik Partai Nasdem. Partai ini tampil jadi jawara.

Partai pengusung slogan restorasi ini berhasil mendulang suara mayoritas dari tiga kabupaten. Totalnya adalah 46.858 suara. Sayangnya, dengan jumlah sebanyak itu, Nasdem hanya bisa merebut satu kursi. Kader andalannya, Hartini tampil sebagai pengumpul suara terbanyak dengan 23.696 dukungan sekaligus berhak atas satu kursi milik Nasdem.

Tampilnya istri Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis sekaligus jadi pendulang suara terbanyak membuat Caleg petahana Nasdem yang lima tahun terakhir jadi anggota DPRD Sultra, Sitti Nurhayati tumbang. Ia gagal mempertahankan kursinya karena hanya memperoleh 1.748 suara. Ia benar-benar kalah bersaing karena lima tahun lalu masih bisa mendapatkan 5.618 suara.

Lompatan luar bisa juga diperoleh PDIP. Bila lima tahun lalu berada di posisi keenam, maka di Pemilu 2024, si merah naik ke posisi kedua dengan mengumpulkan 39.658 suara naik 100 persen lebih. Di Pemilu 2019, partai bernomor urut 3 ini hanya bisa mendulang 19.247 suara dengan kadernya bernama Gunariyo sebagai Caleg terpilih dengan 5.523 suara.

Nah, untuk Pemilu 2024, Gunaryo tak bisa bertahan. Berstatus sebagai Caleg petahana, ia hanya mengumpulkan 4.406 suara. Raihan suaranya itu dikalahkan koleganya bernama M Tyas Zulfikar yang jadi pengumpul suara terbanyak di internal yakni 13.304 suara. Raihan itu sekaligus mengukuhkan Tyas sebagai pemenang, dan menumbangkan Caleg petahana di partai ini.

Sementara itu, Partai Demokrat yang sebelumnya jadi penguasa di Dapil ini harus rela turun ke posisi ketiga tahun ini. Dukungan untuk partai ini hanya terkumpul sebanyak 36.843 suara, berbeda jauh dari 2019 yang bisa mendapatkan 48.400 suara sekaligus berhak atas dua kursi yang masing-masing jadi milik Nur Ihsan Umar dan Jumarding. Di perjalanan periode, Nur Ihsan Umar wafat dan digantikan kader lainnya bernama Muhtar yang mengumpulkan 3.517 suara.

Di Pemilu 2024, Muhtar kembali maju sedangkan Jumarding memilih tak ikut kompetisi Pileg. Ia mendorong istrinya bernama Hatija untuk ikut kontestasi. Hasilnya, kader perempuan Demokrat itu berhasil menjadi pemenang di internal dengan 11.686 suara. Sedangkan Muhtar, meski dukungannya naik dari lima tahun lalu menjadi 8.747 di Pemilu kali ini, tapi ia harus merelakan kursinya ke Hatija.

Setelah Demokrat, ada Partai Gerindra yang memperbaiki posisinya. Lima tahun lalu, partai berlambang kepala burung garuda itu ada di peringkat sembilan dengan 15.632 suara. Tapi tahun ini, Gerindra naik drastis dukungannya jadi 35.364 suara. Di Pemilu 2019 lalu, kadernya bernama Supratman berhak atas kursi Gerindra dengan 6.451 suara.

Pemilu 2024, Supratman kembali maju dengan status sebagai Caleg petahana. Sayangnya, suaranya justru menurun menjadi 5.526. Sedangkan tandemnya, bernama Abdul Asis malah mengumpulkan dukunga lebih banyak yakni 9.277. Dengan situasi ini, Abdul Asis berhak atas jatah kursi Gerindra, dan Supratman harus tumbang.

Komposisi peraih kursi di Dapil Sultra 5 ini kian dinamis setelah Partai Bulan Bintang (PBB) menjadi salah satu yang terbaik. Jika 2019 lalu, PBB gagal masuk 9 besar partai terbaik, kali ini malah langsung masuk 5 besar dengan mencatatkan 27.248 suara. Seorang kader perempuannya bernama Wisra Wasta Wati berhasil mengumpulkan 9.665 suara sekaligus mengunci satu tiket kursi ke parlemen Sultra.

Sementara PKS memperbaiki posisinya. Kursi keenam jadi milik mereka setelah berhasil meraup 23.845 suara, lebih baik dari lima tahun lalu yang hanya 18.463 suara. Kadernya bernama Masyhuri juga sukses mempertahankan kursi yang saat ini didudukinya. Ia sukses meraih 8.757 suara, lebih banyak dari 2019 yang hanya 5.029 suara. Statusnya sebagai Caleg petahana, aman.

Hasil mengejutkan diperoleh Partai Golkar yang hanya finish di posisi ketujuh dengan dukungan 22.879 suara. Partai ini kehilangan lebih dari setengah perolehan suaranya di Pemilu 2019 yang tembus di angka 46.614 suara. Ketua Golkar Kolaka, Farhana Mallawangan yang berstatus Caleg petahana juga gagal bertahan. Suaranya menurut dari 11.321 jadi 8.055 di 2024.

Kursi Golkar untuk periode 2024-2029 dari Dapil Kolaka Raya jadi milik Andi Muhammad Saenuddin yang berhasil mengumpulkan 9.522 suara, berselisih lebih dari 1000 suara dari Caleg incumbent. Terpilihnya Saenuddin ini juga ikut menambah daftar tumbangnya para petahana di Dapil ini.

PKB juga berhasil keluar dari lobang jarum dengan kembali bisa mempertahankan satu kursi miliknya di Dapil Kolaka Raya. Situasi ini harus dihadapi PKB karena dukungannya juga ikut berkurang. Jika 2019 bisa mendapatkan 23.921, dan ada di peringkat keempat, kali ini turun di posisi kedelapan karena hanya mencatatkan 20.883 suara dukungan.

Untungnya, Caleg petahananya, Muhammad Irfani Thalib bisa kembali ke DPRD Sultra di periode 2024-2029. Ia menjadi pengumpul suara terbanyak di internalnya yakni 9.391 suara. Jumlah ini sedikit berkurang dari yang ia raih lima tahun sebelumnya yang bisa mendapatkan 9.669 suara. Kendati begitu, sudah cukup baginya untuk merebut satu kursi.

Kursi terakhir di Dapil ini jadi milik PPP. Partai yang lima tahun lalu tak meloloskan kadernya ke parlemen dari Dapil ini, sekarang sudah bisa tampil lebih baik. Dengan dukungan 16.649 suara, satu jatah kursi DPRD Sultra jadi miliknya. Kadernya bernama Daswar, dengan 5.102 suara, berhak atas jatah kursi PPP di periode 2024-2029.

Kenyataaan pahit kali ini harus diterima PAN. Partai yang lima tahun lalu ada di posisi ketiga, dengan 37.712 suara itu gagal total bertahan. Di Pemilu 2024, partai berlambang matahari terbit itu hanya bisa mengumpulkan 13.931 suara. Entah apa yang terjadi dengan partai ini sehingga mengalami kemerosotan yang luar biasa.

Kader petahananya, Parmin Dasir yang lima tahun lalu bisa mengumpulkan 16.617 suara, atau hampir sama dengan angka PPP di tahun 2024, kali ini tak bisa berbuat banyak. Mantan Ketua DPRD Kolaka tersebut hanya bisa meraih 9.964 suara. Minimnya suara Parmin Dasir, tidak saja membuat PAN gagal bersaing, juga sekaligus membuatnya kehilangan kursi di DPRD Sultra.

Politisi PAN itu menjadikanya masuk enam orang petahana yang gagal dari Dapil ini, setelah sebelumnya ada Farhana Mallawangan dar Golkar, Muhtar dari Demokrat, Supartman dari Gerindra, Sitti Nurhayati dari Nasdem, dan Gunariyo dari PDIP.(red)

*DPD *Konawe Raya