Enam Caleg Petahana DPRD Prov Dapil Sultra 2 Tumbang

Rekapitulasi suara hasil Pemilu di semua tingkatan Pemilihan di Kabupaten Bombana telah tuntas. Hasilnya sudah dituangkan dalam Berita Acara (BA). Nampak Ketua KPU Bombana, Hasdin Nompo (berbaju putih) didampngi anggota dan Sekretaris KPU Bombana menyerahkan dokumen BA Hasil Pleno Rekap Pemilu 2024 kepada pihak Bawaslu Bombana. Dari rekapan yang dilakukan KPU Bombana, termasuk KPU Konawe Selatan terungkap jika enam Caleg petahana DPRD Provinsi dari Dapil Sulta 2, gagal kembali ke parlemen di periode 2024-2029. FOTO :IST

 

RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Pemilu tingkat DPRD Provinsi di daerah pemilihan (Dapil) 2 yang meliputi Kabupaten Bombana dan Konawe Selatan benar-benar menghadirkan rivalitas yang tinggi. Bukan saja antar partai politik peserta pemilu, tapi juga persaingan sengit di antara Caleg dalam satu partai. Berdasarkan tabulasi data hasil pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 oleh KPU Bombana dan KPU Konawe Selatan, terungkap jika ada enam kandidat yang berstatus petahana tumbang. Ada yang karena partainya gagal masuk lagi, tapi ada juga yang disingkirkan tandem internalnya.

Enam kandidat petahana dari Dapil ini yang kalah bersaing yakni Rahman Rahim (Golkar), H Bustam (Gerindra), Asrin (PKS), Asrizal Pratama Putra (PAN), Ilham Kadir (PPP), serta Sarlinda Mokke (Demokrat). Satu-satunya petahana yang kembali terpilih adalah Nurlin Surunuddin dari Golkar, sementara Hasrat dari PDIP yang selama ini jadi anggota DPRD Sultra memilih bertarung di level DPR RI, meski kemudian tidak terpilih.

Lima tahun lalu, Rahman Rahim dari Golkar lolos ke parlemen karena Partai Golkar berhasil meraih dua kursi di Dapil ini. Di Pemilu kali ini, Sayangnya, kali ini, beringin rimbun tidak bisa lagi mempertahankan prestasi itu. Hanya satu kursi yang berhasil diperolehnya, dan itu jadi milik Nurlin Surunuddin setelah mengumpulkan 22.980 suara. Sedangkan Rahman Rahim hanya sampai di angka 8994 suara.

Sementara di Gerindra, kadernya bernama  Bustam juga gagal mempertahankan kursinya. Kendati partainya kali ini jadi pemenang, dan dapat dua kursi, tapi kolega separtainya yang berhasil masuk parlemen. Di Pemilu kali ini H Bustam hanya meraih 4.136. Ia terpaut jauh dari dua rekannya yang melenggang ke gedung DPRD Sultra yakni A Syarifuddin yang mencatatkan 12.116 suara serta Hj Hasmawati dengan 8.352 suara.

PKS juga demikian. Kader petahananya, Asrin yang telah tiga tahun lebih jadi anggota DPRD Sultra menggantikan Rasyid yang terpilih jadi Wakil Bupati Konsel, juga tak bisa menjaga posisinya. PKS tetap masuk parlemen, tapi bukan dirinya yang mengumpilkan suara terbanyak. Ia hanya bisa finish di angka 3.281 suara. Sedangkan koleganya, Aflan sangat dominan dengan 8.425 suara dan berhak atas kursi PKS.

Situasi serupa juga dialami Sarlinda Mokke. Kader Partai Demokrat yang lebih tiga tahun masuk DPRD Sultra menggantikan Endang SA yang ikut kontestasi Pilkada Konsel, 2015 lalu juga tak bisa membendung raihan suara kader bintang mercy yang lain yakni Wahyu Sulaiman. Jika Sarlinda hanya mampu mendapatkan 4.536, sebaliknya anak muda bernama Wahyu itu bisa menyentuh 5.617 suara dan berhak atas kursi partainya di parlemen.

Kenyataan menyakitkan harus diterima Partai Amanat Nasional (PAN) dan  Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dua partai peraih kursi di Pemilu 2019 ini harus merelakan singgasana mereka direbut partai lain. PAN misalnya, kader-kadernya tak bisa bersaing berebut simpati rakyat dan hanya bisa mengumpulkan total 13.668 suara. Caleg petahananya, Asrizal Pratama Putra hanya bisa berkontribusi sebanyak 5.888 suara. Itu sama sekali tidak cukup menyelamatkan PAN dari kekalahan.

Demikian halnya dengan PPP. Partai yang di Sultra dipimpin Andi Sumangerukka ini juga gagal mempertahankan kursi yang diraih di Pemilu 2019 lalu. Edisi Pemilu 2024, PPP hanya membukukan 14.331 suara. Kandidat petahananya, Ilham Kadir sama sekali tidak berdaya bahkan tidak menggambarkan kualitasnya sebagai incumben. Suaranya hanya 1.801.

Sejatinya, PPP ada di urutan ke 8 peraih suara terbanyak di Dapil Bombana-Konsel. Hanya saja, karena Gerindra mendapatkan 50.094 yang bila dikonversikan ke sistem Saint Lague alias perhitunga kursi, maka Gerindra berhak atas kursi ke-8 karena saat angka total suaranya dibagi angka 3, maka hasilnya adalah 16.698. Sementara PPP hanya 14 ribuan, alias berselisih 2 ribuan suara.(red)

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*Gerindra *PAN