BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Uji kompetensi kesesuaian jabatan alias job fit terhadap 18 orang pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Bombana tuntas dilaksanakan Selasa, 27 Februari 2024. Dari belasan pejabat eselon dua yang dipanggil mulai dari kepala dinas, badan, asisten dan staf ahli yang, ada dua pejabat yang terlihat mendapatkan perlakuan khusus alias diprioritaskan.
Kedua peserta job fit yang “diistimewakan” itu adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Syahrun serta Inspektur Inspektorat Bombana, Muslihin. Saat pelaksaan job fit yang dimulai sekitar pukul 09.30 Wita, dua pamong berpangkat tinggi ini diberikan waktu yang pertama untuk mengikuti job fit. Tidak hanya itu, Syahrun dan Muslihin juga diperkenankan masuk bersama di dalam ruang ujian. Padahal, belasan rekan-rekannya sesama kepala OPD masuk sendiri-sendiri berhadapan dengan lima orang tim seleksi.
Tidak sampai disitu, Kepala Dinas PUPR dan Inspektur Inspektorat ini tidak membutuhkan waktu lama untuk mengikuti uji kompetensi kesesuaian jabatan. Mereka hanya memerlukan waktu sekitar 5 sampai 7 menit menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tim. Sementara 16 pejabat eselon dua lainnya menghabiskan waktu antara 10 sampai 15 menit di dalam ruangan job fit.
“Kadis PU dan Inspektur Inspektorat memang diprioritaskan. Mereka berdua sedang sakit dan tidak bisa duduk terlalu lama,” Man Arfa, Ketua Tim job fit 18 pejabat eselon dua Pemkab Bombana menyampaikan alasan timnya memberi prioritas kepada kedua pejabat itu. Sekda Bombana ini bilang, karena alasan sakit itu juga sehingga keduanya diminta masuk bersamaan dan menjadi peserta pertama saat penyelenggaraan job fit.
Man Arfa bilang, ada beberapa komponen yang menjadi fokus pertanyaan terhadap peserta job fit. Mulai dari integritas, substansi tugas pokok selama menjabat kepala OPD, proyeksi kedepan yang akan dilakukan jika ditempatkan di OPD lain hingga ksesuaian antara pertanyaan dengan jawaban yang diberikan. “Permasalahan-permasalahan itu yang dintanyakan. Dari sini nantinya, panitia seleksi akan menentukan apakah JPTP tersebut cocok di tempat yang lama atau perlu digeser di tempat lain,” sambungnya.
Man Arfa mengaku, selama sehari dilaksanakan job fit, tidak ada hambatan yang dihadapi. Semuanya berjalan aman dan sukses. Meski begitu, dari 15 menit yang diberikan kepada setiap peserta untuk wawancara, beberapa diantara kepala OPD bahkan melebihi batas waktu yang ditetapkan.
Hal ini, kata dia, bisa jadi dua hal penyebabnya. Pertama, jawaban yang diberikan belum tuntas dijabarkan dihadapan Pansel dan yang kedua adalah gagasan yang dikemukakan kepada Pansel sangat menarik sehingga terus dilakukan pendalaman. “Dua masalah ini, hanya Pansel dan Kepala OPD yang bersangkutan yang mengetahuinya,” kata Man Arfa.
Penjabat Bupati Bombana, Edy Suharmanto mengatakan, 18 kepala OPD yang ikut lelang jabatan dilakukan untuk penataan birokrasi di pemerintahannya. Belasan OPD itu, bisa saja akan dilantik ulang di jabatannya saat ini, dan tidak menutup kemungkinan juga akan digeser ke dinas atau badan lain serta akan dilakukan tukar posisi antara pejabat lama dengan pejabat yang baru. “Kemungkinan-kemungkinan ini bisa saja terjadi, semua tergantung penilaian dari Pansel,” katanya. (adv)