KENDARI, LENTERASULTRA.COM-Sebulan sebelum Pemilu 2024 digelar, Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sultra, Andi Sumangerukka sempat ke Bombana. Ia berkampanye di RTH, Kasipute. Di depan massa, ia menargetkan menang Pemilu di Bombana. Sayangnya, alih-alih menang, PPP bahkan terancam tak dapat satu kursipun. Dua kursi milik PPP yang saat ini ada di DPRD Bombana nyatanya sulit mereka pertahankan.
Perolehan suara partai berlambang Kakbah di Pemilu 2024 ini agak memprihatinkan. Partai yang pernah punya 3 kursi di Pemilu 2014 dan berhak atas jatah Wakil Ketua DPRD Bombana itu, kali ini benar-benar tak bisa berbuat banyak. Dua kursi mereka di Pemilu 2019 masing-masing di Dapil 1 dan Dapil 5, hampir pasti lenyap untuk Periode 2024-2029 nanti.
Ketua PPP Bombana, M Kasim yang bertarung di Dapil 1 sebagai Caleg, sama sekali tidak memberi perlawanan seimbang dengan kompetitor dari partai lain. Ia yang kini duduk sebagai anggota DPRD Bombana bahkan tak berhasil mendapatkan 1 suarapun di Kecamatan Masaloka Raya. Sedangkan di Rumbia Tengah, ia hanya meraih 86 dari 151 suara yang dikumpulkan PPP.
Di Mataoleo, PPP juga tidak lebih baik yakni hanya berhasil mengumpulkan 148 suara dengan 115 jadi milik kandidat petahana tersebut. Sedangkan, di Kecamatan Rumbia, dari 77,42 persen data masuk berbasis Sirekap, PPP baru mengumpulkan 230 suara. Jika ditotal, PPP di Dapil ini belum sampai 1000 suara. Bandingkan dengan capaiannya lima tahun lalu, yang mencapai 1914 suara.
Rekapan sementara dari hasil pleno 3 kecamatan yakni Masaloka Raya, Mataoleo dan Rumbia Tengah plus 77,42 persen data Sirekap dari Kecamatan Rumbia terlihat bahwa pemenang di Dapil ini adalah PDIP. Partai bernomor urut 3 itu sudah mengumpulkan 3627 suara minus 7 TPS yang belum terinput dari Rumbia. Peraih suara terbanyak kedua sementara ini adalah PAN dengan 2181 suara, disusul Gerindra yang meraup 2041 suara.
Sedangkan Nasdem, yang pada Pemilu 2019 tampil sebagai pemenang di Dapil ini dengan 3798 suara, maka kali ini harus puas dengan raihan yang baru menyentuh angka 1848. Kendati begitu, peluangnya mendapat kursi tetap terbuka. Sedangkan PPP, yang lima tahun lalu berhak atas 1 kursi, kali ini, minus 7 TPS di Rumbia, PPP baru mengumpulkan 561 suara.
Di Kabaena, PPP juga pernah punya kursi di dua edisi Pemilu yakni 2014 dan 2019 dengan kadernya bernama Amiadin. Kali ini, tanpa Amiadin yang memilih tak lagi ikut jadi kontestan, kursi itu lepas. PPP, berdasarkan rekapitulasi di tingkat kecamatan di Pulau Kabaena, hanya mengumpulkan suara 1260 dari enam kecamatan. Jauh tertinggal dari PKB, yang disebut meraih kursi kelima yakni 1635 suara, itupun belum dihitung suara dari Kabaena Tengah.
Caleg utama PPP di Pulau Kabaena adalah Muhammad Subur, seorang pensiunan birokrat. Sayangnya, ia tak mampu berbuat banyak dan mendongkrak raihan suara partainya. Berdasarkan data rekapan pleno di tingkat kecamatan di Dapil 5, PPP hanya mendulang suara agak signifikan di Kabaena Tengah, yakni 405 suara. Sedangkan di wilayah lain dibawah 400. Jika ditotal, hanya 1260.
Angka-angka ini tentu saja berpotensi bisa berubah saat dilakukan pleno rekapitulasi di tingkat kabupaten. Kendati demikian, lazimnya pleno, hanya mengakumulasi suara yang diperoleh dari kecamatan atau jikapun ada yang bergeser, tidak akan signifikan hingga mengubah hasil utama perolehan kursi.
Sayangnya, Ketua PPP Bombana, Muh Kasim yang diminta tanggapannya terkait jebloknya suara PPP dan ancaman hilangnya kursi PPP di parlemen, tak memberi respon. Pesan singkat yang dikirim lenterasultra.com via whatsapp Sabtu (24/02/2024) siang, hanya tercentang biru bertanda sudah terbaca siang. Sedangkan Sekretaris PPP Bombana, Mursalim hanya memberi jawaban singkat. “Bombana kosong kursi,” singkatnya.(red)