Amiadin, Kader Hebat PPP Bombana yang Mendadak Dipecat

Amiadin (berjaket hitam) dalam sebuah kegiatan PPP beberapa waktu lalu di Jakarta. Kendati sudah total mengabdikan dirinya untuk partai selama 10 tahun terakhir, sukses menjaga tradisi kursi PPP di DPRD Bombana, nyatanya diakhir periodenya, ia malah dipecat jadi kader dan diusul digantikan orang lain oleh partai. FOTO :DOK FB AMIADIN

 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM-Karier politik Amiadin yang mentereng selama 20 tahun terakhir terancam berakhir tak elok. Anggota DPRD Bombana tersebut dipecat partai tempatnya bernaung, Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Surat pemecatan terhadap politisi asal Pulau Kabaena itu dikeluarkan DPP PPP sejak November 2023. Ia pun diusulkan untuk diberhentikan dari DPRD Bombana.

Padahal, sosok inilah yang selama 10 tahun terakhir melambungkan nama partai berlambang Kakbah di Bombana sebagai salah satu partai yang selalu memperoleh kursi. Amiadin memang bukan politisi kemarin sore. Bukan saja langganan terpilih jika maju sebagai calon anggota DPRD, ia bahkan pernah duduk jadi Wakil Ketua DPRD Bombana periode 2014-2019. Saat itu, ia juga menjabat Ketua PPP Bombana dan sukses mengantarkan partai itu merebut 3 kursi. Kini, saat sisa jabatannya tinggal delapan bulan lagi, yakni hingga Oktober 2024, PPP malah mendepaknya sebagai kader.

Pria kelahiran Pulau Kabaena ini memulai karier politiknya di tahun 2002 lalu saat diminta maju sebagaai calon anggota DPRD Bombana untuk Pemilu 2004 dari Dapil Kabaena lewat Partai Indonesia Baru (PIB). Dari sinilah jalur hidupnya berubah. Pria kelahiran Dongkala, Kabaena Timur, 7 Juni 1973 ini cukup pandai mengambil hati rakyat. Setidaknya, sesuai hitungan KPU Bombana, ia mengantongi 920 suara sah, dan itu cukup baginya sebagai tiket untuk duduk menjadi anggota DPRD Bombana, periode 2004-2009.

Di dewan, Amiadin dikenal memiliki sikap bersahaja, tenang, dan dekat dengan semua kalangan. Dia juga terkenal sebagai figur yang luwes, namun tegas dalam mempertahankan nilai-nilai yang dianggap benar. Jiwa sosial yang tinggi dan kemampuannya menangkap kondisi sekitar menjadikannya sebagai sosok yang banyak memiliki ide untuk dituangkan dalam berbagai kegiatan yang berguna.

Karena sikap dan perilakunya yang dikenal baik di masyarakat, langkah Amiadin untuk menjadi anggota DPRD Bombana periode kedua yakni saat Pemilu 2009 lalu, kembali mulus. Hebatnya lagi, ia masih setia dengan partai awalnya yang “berganti baju” menjadi Partai Perjuangan Indonesia Baru (perubahan nama PIB). Tapi masyarakat Kabaena, terutama di Dongkala,  Tapuhaka dan Ulungkura, tak terlalu peduli dengan partai, karena mereka menyukai figur Amiadin. Raihan 950 suara adalah bukti bahwa ia masih dicintai.

Ketika PPIB tak lagi tercatat sebagai peserta Pemilu 2014, karir Amiadin di jalur politik belum kiamat. Ia lalu bergabung dan menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pedulikah konstituennya dengan kendaraan baru sang pejuang rakyat ini? Ternyata tidak. Kesetiaan para pendukungnya masih tetap terjaga, hingga ketika ia menjadi Caleg di partai berlambang Ka’bah ini, ia terpilih lagi dari Dapil Kabaena, yang justru makin sengit persaingannya karena tinggal menyisakan lima kursi.

Bukan saja terpilih dan melenggang mulus ke parlemen untuk periode 2014-2019, Amiadin yang kala itu diberi amanah menjadi Ketua PPP Bombana malah naik kelas. Ia tak sekadar menjadi anggota biasa, tapi malah jadi Wakil Ketua DPRD Bombana karena PPP nyatanya menjadi tiga besar pemenang Pemilu di Bombana.

Lima tahun berlalu, Amiadin kembali maju di Pemilu 2019 lalu, juga masih dari Dapil Pulau Kabaena. Disinilah benar-benar kualitasnya teruji. Tidak saja meloloskan PPP dan dirinya sebagai peraih kursi dari wilayah tersebut, Amiadin membuktikan dirinya sebagai politisi paling dicintai rakyat. Ia menjadi peraih suara tertinggi untuk ukuran personal yakni 1371 suara.

Setelah 20 tahun jadi politisi, dan telah berkontribusi besar untuk konstituen, daerah pemilihannya termasuk tentu saja bagi partainya, Amiadin justru mendadak dipecat. “Saya dengar, alasannya karena saya tidak lagi maju sebagai Caleg. Tapi kan saya tidak pernah diminta klarifikasi resmi soal ini oleh partai. Tiba-tiba malah pemecatan yang saya peroleh. Ini malah sudah mau di PAW lagi,” sesal Amiadin.

Sementara itu, Ketua PPP Bombana, Muh Kasim yang dihubungi lewat telepon, Rabu (17/1/2024) belum bisa memberi penjelasan terkait hal ini karena sedang dalam perjalanan mendampingi Ketua DPW PPP Sultra, Andi Sumangerukka yang sedang bersafari politik di Bombana. “Nanti sore Pi Pak di, saya kasih penjelasan. Ini masih di jalan, masih dalam mobil sama-sama rombongan Pa Ketua (PPP Sultra),” kata Muh Kasim saat dikonfirmasi lewat telepon.

Sekadar diketahui, pemecatan terhadap Amiadin ternyata sudah dilakukan DPP PPP sejak 3 November 2023 lalu. Tak butuh waktu lama, tiga hari berikutnya, tepatnya 6 November 2023, DPP PPP juga menerbitkan surat persetujuan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Amiadin sebagai anggota DPRD Bombana.

Surat-surat itu dikuatkan lagi oleh DPW PPP Sultra yang memerintahkan agar DPC PPP Bombana segera mengajukan dan memproses PAW Amiadin ke DPRD Bombana. Surat yang diteken Ketua DPW PPP Sultra, Andi Sumangerukka tertanggal 15 Desember 2023. Perintah itulah yang dieksekusi DPC PPP Bombana hingga menyurati DPRD Bombana, meminta agar dilakukan PAW terhadap Amiadin. Surat itu diteken 19 Desember 2023 dengan perihal rekomendasi PAW.(red)

 

 

 

*Amiadin *PPP *Bombana