BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Selasa (9/1/2024) pagi, rumah dinas Bupati Bombana sudah terlihat ramai. Edy Suharmanto, Pj Bupati mengundang banyak pejabat untuk datang membicarakan beragam masalah daerah. Ada jajaran Forkopinda, kepala dinas dan badan, penyelenggara Pemilu termasuk pejabat vertikal. Acara berbalut coffe morning itu fokus membahas masalah stunting, inflasi, kemiskinan ekstrim hingga persiapan Pemilu yang tinggal sebulan lagi digelar.
Saat membahas isu-isu strategis nasional itu, para pejabat yang hadir disuguhi kudapan tradisional. Ada ubi jalar rebus, singkong goreng, hingga pisang rebus. Untuk melengkapi makanan non beras ini, Pj Bupati Bombana juga menyiapkan kopi dan teh panas bagi tetamunya. Acara yang dikemas santai tapi serius ini dipandu Sekretaris daerah (Sekda) Bombana, Man Arfa.
“Yang menjadi isu nasional saat ini adalah persoalan stunting, kemiskinan ekstrim hingga inflasi,” kata Man Arfa saat memimpin gelaran coffe morning pertama di era Pj Bupati Edy Suharmanto. Sekda Bombana ini mengaku, pemerintah pusat memberikan perhatian utama terhadap stunting, kemiskinan ekstrim dan inflasi. Setiap minggu digelar rapat-rapat bersama pemerintah pusat untuk membahasnya.
Bahkan khusus masalah stunting, setiap Senin dilakukan rapat koordinasi (Rakor) seluruh Indonesia mengantisipasi perkembangan inflasi yang ada di daerah. Tidak main-main, Rakor ini dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Persoalan stunting, kemiskinan ekstrim hingga inflasi lanjut Man Arfa sangat penting dan sangat riskan terhadap perkembangan pembangunan di daerah.
Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto mengatakan masalah stunting, inflasi dan kemiskinan ekstrim bukan hal baru untuk didiskusikan karena sudah menjadi isu nasional. Begitu juga dengan Pemilu, saat ini sudah mendekati hari H. “Saya berharap KPU dan Bawaslu harus benar-benar mempersiapkan ini dan dimatangkan, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa kita antisipasi bersama,” katanya.
Khusus soal pelaksanaan Pemilu, Edy ingin agar tak ada kendala yang dihadapi KPU dan Bawaslu dalam menyelenggarakan hajatan demokrasi itu. Dengan topografi daerah Bombana yang beberapa wilayah ada di kepulauan dan terpisah laut, juga ada titik yang butuh perhatian serius karena medan yang ekstrim, diperlukan upaya semua pihak, agar pada hari pemungutan suara Rabu, 14 Februari 2024, seluruh masyarakat Bombana bisa ikut berpartisipasi mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan hak pilihnya.
Ia meminta semua pihak memberikan dukungan kepada penyelenggara Pemilu seperti dalam mendistribusikan logistik di 472 TPS di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Bombana. “Diperlukan diskusi kesamaan visi dan misi untuk mewujudkan pemilu yang damai, sebagai mana yang kita harapkan,” harapnya.
Terkait masalah inflasi, Edy menyebut bahwa saat ini Bombana berada pada angka 0,547 persen. Ini sangat bagus dalam penanganannya. Meski begitu, Edy Suharmanto mengingatkan jajarannya agar jangan terlena dan alpa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menekan inflasi. Stunting juga demikian, Kabupaten Bombana berada di posisi 19 persen.
Pj Edy juga meminta kepada seluruh OPD terkait di Bombana agar memantau dan merinci jeni-jenis komoditas yang mengalami kenaikan serta memikirkan langkah-langkah yang diambil dalam upaya menurunkan harga perhari dan perminggunya. Dia juga meminta OPD tehnis agar menetapkan target penurunan harga yang diatas harga eceran tertinggi (HET).
“Dalami soal penyebab kenaikan harga barang dan jasa, terutama pangan di Bombana dan cari solusi intervensi kongkrit. Tolong semua aparat pemeritah memastikan ketersediaan stok secara rutin serta melakukan analisis prediski penurunan dan kenaikan harga khususnya jelang puasa hingga perayaan Idul Fitri 1445 H,” tukasnya.
Pj Bupati Bombana juga menegaskan kembali kepada kepala OPD, agar yang telah di instruksikan oleh pemerintah pusat terkait penanganan inflasi selalu ditindak lanjuti dengan melaporkan di Kemendagri. Langkah-langkah yang telah diambil seperti gerakan pasar murah, seberapa banyak penggunaan dana tak terduga (DTT) untuk pemgendalian inflasi, pelaksanaan gerakan menanam dari produksi dari gerakan menanan cabe juga intens dilaporkan.
Edy Suharmanto mengatakan, terkait dengan inflasi, kemiskinan ekstrim dan stunting perlu data sehingga apa yang dilakukan tepat sasaran. Diakhir pemaparannya, Pj Bupati mengingatkan kepada kepala OPD nya agar pada pertemuan coffe morning berikutnya, dia tidak mau lagi dilaporkan hasil notulensi.
Yang diharap dan dibutuhkan adalah sejauh mana progres yang dibicarakan pada coffe morning perdana ini sehingga jelas tahap-tahapannya. “Bukan lagi notulen-notulen, tapi sejauh mana progres, namun bukan berarti sekali sebulan melakukan melaporkan progres ini. Jika perlu setiap minggu, jika ada masalah kita koordinasi, diskusikan jangan menunggu masalah itu besar baru ditangani,” ungkapnya. (Adv)