KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Sulawesi Tenggara (Sultra) banyak menyuplai barang dagangan ke luar negeri. Buktinya, sejak Januari hingga Agustus 2023, nilainya mencapai Rp38,78 triliun. Uang sebanyak ini berasal dari 11 komoditi dari Bumi Anoa yang di ekspor di berbagai negara di dunia.
“Dalam kurun delapan bulan terakhir di tahun ini (2023), nilai ekspor Sultra mencapai 2,77 Milyar USD atau sebesar 38,78 triliun rupiah (kurs 14.00 rupiah per dolar. Jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Agustus tahun 2022, terjadi penurunan nilai ekspor sebesar 21 persen,” kata Sitti Saleha, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Sultra.
Mantan Penjabat (Pj) Bupati Bombana ini bilang, nilai ekspor yang mendekati angka 40 triliun rupiah di tahun 2023 berasal dari sebelas komoditi. Yakni, feronikel/NPI, stainless steel, gerita beku, udang vennamei, daging kepiting kaleng, kepiting bakau, kerapu segar, tenggiri segar, kakap segar, kerang beku dan natural asphalt.
Selama delapan bulan di tahun 2023, belasan komiditi dari Sulawesi Tenggara ini di ekspor di tujuh negara yakni, China, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, India dan Korea. Negara Tirai Bambu, tercatat sebagai negara tertinggi yang menerima ekspor asal Sultra. Komoditi yang diekspor di China yakni feronikel, stainless steel dan natural aspalt. Jumlahnya sebanyak 1,5 juta ton dengan nilai sekitar 2,74 milyar USD.
Korea Selatan berada di peringkat kedua sebaran ekspor terbanyak. Jumlahnya sekitar 2.103 ton. Komoditi yang di ekspor yakni stainless steel dan kerang beku. Diposisi ketiga yakni India. Komoditi yang diekspor yaitu feronikel dengan volume sebanyak 1.467 ton dengan nilai 28.354 juta USD.
Sedangkan Jepang, Amerika Serikat dan Singapura khusus menerima ekspor hasil-hasil perikanan. Jepang misalnya, negara matahari terbit ini mendapatkan ekspor gurita beku dan udang vannamei sebanyak 198,53 ton dengan nilai sekitar 1,45 juta USD.
Sementara Amerika Serikat, menerima ekspor gurita beku dan daging kepiting kaleng sebanyak 136,12 ton dengan nilai 2,21 juta USD. Kemudian Singapura mendapatkan komoditi hasil perikanan dari Sultra berupa kepiting bakau, kerapu segar, tenggiri segar dan kakap segar sebanyak 100,23 ton dengan nilai 341.766 USD.
Saleha menambahkan, wilayah Sulawesi Tenggara sebenarnya masih banyak memiliki potensi yang bisa diekspor di sejumlah negara. Bukan hanya hasil perikanan dan tambang, namun hasil perkebunan, peternakan dan hasil pertanian serta olahan industri juga bisa dikirim ke luar negeri. “Untuk mendukung ekspor ini, tentunya diperlukan kualitas, kuantitas dan kontinuitas atau berkelanjutan,” ungkap Saleha. (Adv)