Tekan Inflasi Jelang Ramadan, Disperindag Sultra Gelar Pasar Murah

Dari kiri – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Sitti Saleha (dua dari kiri) saat menghadiri HUT Bombana ke-19, Minggu, 18 Desember 2022. Foto : Adhi

 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar pasar murah untuk menekan laju infasi menjelang bulan Ramadan. Bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sultra, kegiatan ini digelar di pelataran Kantor Disperindag mulai 13 sampai 21 Maret 2023.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sultra La Ode Muhammad Fitrah Arysad mengatakan pasar murah dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang ramadan. Fitrah bilang, pasar murah menjelang hari besar keagamaan nasional akan digelar dua tahap.

Tahap pertama rinci Fitra dilaksanakan kurang lebih 10 hari mulai 13 – 21 Maret. Tahap kedua digelar mulai tanggal 27 – 31 Maret 2023. Lokasi pasar murah ini dipusatkan di pelataran kantor Disperindag Sultra. Fitra menambahkan, selama pergelaran pasar murah ini, masyarakat Kota Kendari bisa mendapatkan harga lebih murah dibanding harga di pasaran.

Gula pasir misalnya, di pasar murah bisa didapatkan dengan harga Rp13.500 per kilogram. Sementara yang premium paling tinggi Rp 14 ribu. Sedangkan di pasar, harga gula pasir diangka Rp 15 ribu sampai 17 ribu rupiah untuk yang premium. Begitu juga dengan harga beras Bulog. Di pasar murah bisa di dapatkan dengan harga 48 ribu rupiah per 5 kilogram, sementara di pasar mencapai angka Rp60 ribu hingga 65 ribu rupiah per 5 kilogram.

Tidak hanya itu, di pasar murah ini tersedia berbagai jenis kebutuhan pokok lainnya. Diantaranya, minyak goreng Bulog dijual dengan harga Rp14 ribu, telur ayam Rp52 ribu per rak, bawang merah Rp30 ribu per kilogram, bawang putih Rp30 ribu perkilogram serta sejumlah aneka pangan lainnya. Meski dijual dengan harga murah dibanding dengan dipasaran, namun pembelian sejumlah kebutuhan pokok itu tetap dibatasi.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sultra, La Ode Muhammad Fitra Arsyad.

 

“Beras Bulog misalnya, kita batasi minimal 5 kilo sampai 10 kilo perorang. Ini untuk mencegah beras murah ini dijual kembali dengan harga tinggi. Apalagi saat ini harga beras memang lagi naik,” kata Fitra.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Sitti Saleha mengatakan, pasar murah menjadi agenda tahunan yang dilakukan pihaknya menyambut hari-hari besar keagamaan termasuk bulan ramadan. Pelaksanaan pasar murah digelar sebagai upaya menjaga stabilitas harga sejumlah kebutuhan pokok sekaligus menjamin stok ketersediaan sembilan bahan pokok di tengah masyarakat. “Pasar murah menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menekan inflasi khususnya menjelang bulan suci ramada 2023,” ungkap Saleha. (Adhi)

Bank IndonesiaDiaperindag SultraInflasiPasar Murah