LAWORO, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat terus mengambil langkah menuntaskan persoalan stunting. Hingga kini daerah itu mencatat sebanyak 63 kasus penderita stunting per Februari 2023.
Berdasarkan laporan data 17 puskesmas yang tersebar, pemerintah kabupaten Muna Barat menyimpulkan sebagian besar dari wilayah itu menemukan kasus stunting.
Kasus terbanyak dilaporkan oleh tiga puskesmas dengan catatan masing-masing 7 kasus. “Puskesmas Lawa, Katobu, dan Tiworo Selatan tertinggi,” kata Kadis BPPKB, La Ode Andi Muna pada lenterasultra, saat ditemui di kantor Bupati Selasa, 6 Februari 2023.
Kemudian disusul puskesmas Tiworo Kepulaun, Tondasi dan Maginti darat yang berada pada posisi kedua dengan capaian kasus sebanyak 6 orang. Selanjutnya puskesmas Tiworo Tengah sebannyak 4 kasus, Kombikuno 3 kasus, Maginti Pulau 2 kasus. Serta puskemas Kusambi, Marobea, Sidamangura, Barangka, Bero, Lawada, Lailangga dan Wuna yang masing-masing mencatat 1 kasus.
La Ode Andi Muna menyampaikan ada beberapa faktor penyebar stunting atau gangguan gizi pada anak. Mulai dari penerapan pola asuh yang kurang tepat, kesehatan, air bersih dan sanitasi. Untuk itu, fokus penyelesainnya berdasarkan faktor tersebut.
“Untuk menangani kasus yang sudah ada ini berdasarkan instruksi penjabat Bupati Mubar, kita akan melalukan program pemberian gizi tambahan,” terangnya.
Sementara itu Pj Bupati Mubar, berkomitmen menuntaskan persoalan stunting di daerah itu. Menurutnya ada dua langkah alternatif yang menjadi titik fokus penyelesaiannya mulai pencegahan hingga penuntasan kasus telah yang ada. “Fokus intervensi kita (Pemkab) pada remaja hamil dan kelahiran,” ujarnya.
Untuk penuntasan kasus yang telah ada, Bahri mengaku akan melaksanakan dua program prioritas. Dimana tujuan dari program tersebut memberikan asupan tambahan pada anak penderita stunting.
“Kita akan melaucing kegiatan dapur dasyah sehat atasi stunting dan bapak asuh sunting dalam waktu dekat ini,” terangnya.
Reporter: Sry Wahyuni
Editor: Ode