Harga Minyak Tanah di Buteng Rp15 Ribu Perliter

Anggota DPRD Buteng, Saadia. Foto : Adhi

 

BUTON TENGAH, LENTERASULTRA.COM- Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi barang langka. Jika ditemukan beredar di pasaran harganya sangat mahal. Perliter dihargai 12 sampai 15 ribu rupiah. Anggota DPRD Buton Tengah Saadiah mengungkapkan hal ini saat rapat dengar pendapat antara komisi 3 dan agen penyalur BBM minyak tanah di Buton Tengah, Senin, 7 November 2022.

“Masyarakat ekenomi ke bawah sudah sulit mendapatkan minyak tanah.  Jika semula harganya 5 ribu perliter, kenyataannya sekarang di masyarakat 12 ribu sampai 15 ribu per liter,” kata Saadia. Harga minyak tanah yang naik hingga 300 persen tersebut kata politisi Partai Golongan Karya ini, sesuai dengan hasil temuannya di lapangan.  Kemahalan harga minyak tanah ini menjadi jeritan masyarakat Buton Tengah terutama ibu-ibu yang setiap hari berkutat di dapur.

Anggota DPRD dari daerah pemilihan empat, meliputi Kecamatan Mawasangka ini bilang, harga minyak tanah yang mahal di Buteng akibat cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah cair dan mudah terbakar itu, sulit ditemukan.  Hal tersebut sambung Saadia, akibat adanya pengurangan kuota minyak tanah di  bekas otorita Kabupaten Buton tersebut.

Anggota DPRD Buton Tengah saat menggelar rapat dengan agen BBM minyak tanah di Buteng membahas kelangkaan BBM. Foto : Adhi

 

“Saya sudah temui masyarakat, turun di lapangan. Luar biasa dampak kelangkaan minyak tanah ini. Terjadi perdebatan  antara pangkalan dan konsumen karena minyak tanah tidak cukup. Antrian juga sangat panjang kalau ada di pangkalan,” katanya. Perempuan berhijab ini mengaku, permasalahan minyak tanah di Buteng menjadi perhatian anggota DPRD Buteng.

Ketika melihat dan mendengar langsung permasalahan tersebut, Saadia mengaku, dia bersama rekan-rekannya dari gabungna komisi, langsung berkunjung di Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi di Makassar, menjelang akhir Oktober lalu. Dari pertemuan tersebut didapatkan informasi jika tidak ada pengurangan kuota di Buteng. Beberapa pejabat di Pertamina Niaga Sulawesi justru mempertanyakan mengapa terjadi kelangkaan dan harga yang mahal.

“Kami juga memita dokumen sebagai dasar kami mengetahui berapa jatah minyak tanah di Buteng,” kata Saadia. Dari dokumen tersebut diketahui jika ada tiga agen minyak tanah yang berusaha di Buton Tengah. Kuotanya berbeda-beda. Untuk UD Sejati Jaya atau Sejati Bumi diberi kuota 2.988 kilo liter, CV Miko Utama diberi 418 kilo liter serta UD Faisal dikasi kuota minyak tanah paling banyak yakni 2.211 kilo liter. Sehingga total kuota minyak tanah yang beredar di Buteng setiap bulannya adalah  5.617 kilo liter.

Dengan kuota tersebut, mustahil terjadi kelangkaan. Olehnya itu, kehadiran tiga agen penyalur BBM dalam rapat dengar pendapat di DPRD Buteng menjadi titik terang apa penyebab kelangkaan minyak tanah di wilayah Buton Tengah.  “Informasi di lapangan ada pengurangan jatah. Melalui rapat hari ini akhirnya terungkap jika kelangkaan minyak tanah di Buton Tengah akibat kelangkaan,” ungkap Saadia.

Penulis dan editor : Adhi

BBM Minyak Tanah Langkahbutengdprd butengMinyak Tanah Mahalpartai golkar