BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Masa jabatan Burhanuddin sebagai Pejabat (Pj) Bupati Bombana sangat terbatas. Oleh Presiden Joko Widodo,dia hanya diberi waktu setahun menjabat. Dengan keterbatasan waktu memimpin, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga ini memiliki nawaitu yang baik memajukan dan mesejahterakan masyarakat Bombana.
Kurang lebih dua bulan menjabat, banyak program yang ingin dibuat di Bombana. Salah satunya lagi adalah menata wilayah ibu kota. Sasarannya, bukan hanya ibu kota kabupaten, tetapi juga ibukota di 22 kecamatan, 22 kelurahan dan 121 desa yang ada di otorita pemerintahannya. “Saya memiliki program bagaimana menata ibu kota Kabupaten Bombana dan memberdayakan masyarakat di desa,” kata Burhanuddin, saat memberikan sambutan usai menerima penghargaan dan plakat dari Kementerian Keuangan atas prestasi Pemkab Bombana meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sembilan kali berturut-turut dari BPK RI di Mal Pelayanan Publik (MPP) Bombana, Kamis, 27 Oktober 2022.
Seiring dengan programnya tersebut, mantan Pj Bupati Konawe Kepualauan (Konkep) ini mengatakan, niatnya membenahi dan mempercantik wajah ibu kota karena ibu kota merupakan wajah bagi daerah. “Ibarat dalam satu rumah, ibu kota itu merupakan ruang tamu. Jika ada tamu atau orang yang berkunjung di suatu rumah, maka ruang tamulah yang pertama dilihat. Di ruang tamu juga, tamu diterima dengan baik,” sambungnya.
Ibu kota lanjut Burhanuddin juga merupakan cerminan suatu daerah. Oleh sebab itu, dengan kondisi wajah ibu kota Kabupaten Bombana yang terlihat saat ini, dia memiliki niat dan harapan besar untuk menatanya menjadi bersih, indah, rapi dan nyaman. Jika ini terpenuhi, siapapun yang berkunjung di Bombana akan merasa betah, senang dan nyaman. Termasuk investor dan wisatawan lokal yang ada di Bombana atau di luar Sulawesi Tenggara.
Suami Fatmawati Kasim Marewa ini mengaku, langkah awal yang akan dilakukan untuk menata wajah ibu kota di mulai dari pembersihan lingkungan, perapian daerah-daerah yang menjadi fasilitas umum hingga menerangi kawasan ibu kota Bombana. Di beberapa sudut kota akan di pasang lampu penerang jalan. Dan yang paling utama bahwa ibu kota akan menjadi kota yang sehat.
“Kita tdk boleh berbangga dengan apa yang ada di ibu kota kita. Tapi kita harus memulai bagaimana menilai desa-desa kita. Apakah sudah sampai pelayanan kita, apa mereka sudah puas dengan pelayanan kita,” katanya. Wajah ibu kota di desa, kelurahan dan kecamatan juga harus berbenah. Karena desa merupakan ujung tombak pemerintahan. Selain itu, antara 80 sampai 90 persen, penduduk Bombana hidup dan menetap di desa dan kelurahan. (Adv)