PT. Mubar Agro Sejahtera Jajaki Pembangunan Pabrik Tapioka di Muna Barat

Direksi PT. ESPAY saat menyambangi rumah jabatan Pj Bupati Muna Barat, Bahri untuk penjajakan kerjasama pembangunan pabrik Tapioka. Foto: Sry

 

 

LAWORO, LENTERASULTRA.COM – Lahan pertanian Kabupaten Muna Barat kembali menarik perhatian investor. Kini giliran PT. Mubar Agro Sejahtera ambil bagian menjajaki peluang industri tapioka.

PT. Mubar Agro Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dibidang digitalisasi. Perusahaan tersebut bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah dalam rangka digitalisasi kota khususnya peningkatan tata kelola daerah dibidang pertanian.

Melihat ketersediaan tepung tapioka yang tidak memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, PT. Mubar Agro Sejahtera berinovasi memenuhi itu dengan menjajaki sejumlah daerah yang memiliki potensi di sektor pertanian dengan membangun pabrik tapioka di daerah tersebut. Kabupaten Muna Barat menjadi salah satu daftar perhatian perusahaan tersebut.

Pihak PT. Mubar Agro Sejahtera Dodon Tri Uweswardana mengaku melihat potensi lahan luas di Mubar yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Maka menurutnya daerah tersebut sangat cocok digunakan sebagai salah satu daerah penghasil tepung tapioka.

“Muna Barat ini setau kami potensi pertaniannya besar. Kenapa demikian, karena ini berdasarkan data yang telah dilakukan oleh guru besar Ilmu Tanah disalah satu universitas di Kendari. Ia melihat ketersedian lahan tidur telah menganggur didaerah ini,” ungkap saat awak media usai sosialisasi dengan para petani di Desa Wapae Jaya, Kecamatan Tiworo Tengah, kemarin.

Selain itu, kata Dodon, alasan lain yang menambah keyakinan perusahaan tersebut yakni dukungan penuh dari pemerintah daerah saat ini yang memiliki keinginan yang sama membangun sektor pertanian untuk peningkatan perekonomian. “Jujur kami juga tertarik dengan antusiasnya Bupati terhadap pembangaunan sektor pertanian,” tuturnya.

Dodon, sapaan akrabnya, menyebut dalam tahapan awal kerja sama, rencananya pihaknya akan segera membangun pabrik tapioka dengan kapasitas 25 ton perharinya. “Jadi rencananya pabrik kami akan bangun pabrik berkapasitas 100 ton perharinya. Namun pembangunan itu tidak dilakukan satu kali tapi secara bertahap. Ini dilakukan sembari melihat perkembangan bisnis tersebut,” ungkapnya

Kemudian kata dia, dalam tahapan kerja sama ini, kedua belah pihak telah menyepakati beberapa hal, yakni metode transaksi dan persoalan kepemilikan lahan. Untuk metode transaksi, pihak perusahaan tidak berhubungan langsung dengan para petani namun akan melaui Badan Usaha Milik Desa (BUMD). “Jadi kami nanti tidak berhadapan langsung dengan pihak petani tapi kami melalui perantara BUMD,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan kepemilikan lahan, pihak perusahaan tidak akan mengambil alih kepemilikan lahan. Namun para petani menggunakan lahan sendiri untuk menanam yang nantinya hasil dari para petani akan dibeli oleh pihak perusahaan. “Jadi jangan salah kami datang tidak bermaksud mengambil alih tanah masyarakat tapi ingin memproduksi dari hasil merek,” kata Dodon.

“Kenapa adanya kesepakan seperti ini karena pihak pemerintah juga masyarakat sudah pernah mengalami trauma dengan kehadiran beberapa investor di daerah ini,” tambahnya.

Sementara itu, Pj Bupati Muna Barat, Bahri, menilai kehadiran investor dapat meningkatkan perekonomian dan banyak melahirkan usaha-usaha baru. Untuk itu, pemerintah daerah berharap kepada para petani dapat menerima kedatangan perusahaan tersebut.

“Dengan hadirnya investasi pabrik tepung di daerah ini, otomatis lapangan kerja akan terbuka, roda perekonomian pun akan meningkat, maka kesejahteraan masyarakat bisa terwujud,” ungkapnya.

“Bukan hanya lapangan pekerjaan yang tersedia tapi juga ini berdampak pada munculnya usaha-usaha baru disekitar perusahaan ketika pabrik itu telah dibangun,” jelasnya.

 

Reporter : Sry Wahyuni
Editor: Ode

Investasi di Muna BaratInvestor Tapioka di MubarKabupaten Muna BaratPabrik Tepung TapiokaPj Bupati Muna Barat BahriPT. Espay