KOLAKA TIMUR, LENTERASULTRA.COM – Dua nama yang disodorkan Parpol pengusung di pemilihan wakil bupati Kolaka Timur (Koltim) sudah diserahkan ke Pj Bupati, Sulwan Abunawas untuk mendapatkan persetujuan.
Kedua nama tersebut selanjutnya akan dikirim ke DPRD Kolaka Timur untuk diproses dan dilakukan pemilihan lewat mekanisme voting oleh seluruh wakil rakyat di parlemen.
Pemilihan wakil Bupati Koltim sendiri merujuk ke pasal 176 undang-undang nomor 10 tahun 2016 tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota. Disebutkan dipasal itu, pengisian jabatan wakil bupati melalui mekanisme pemilihan DPRD kabupaten berdasarkan usulan Parpol atau gabungan Parpol pengusung. Selain itu, Parpol/gabungan Parpol pengusung mengusulkan dua orang calon wakil bupati kepada DPRD melalui bupati, untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD.
Baik Abdul Azis maupun Diana Massi, dua nama yang mendapatkan rekomendasi dari Parpol pengusung akan memperebutkan 25 suara untuk meraih posisi wakil bupati yang sudah lama ditinggal pergi Andi Merya Nur (AMN). AMN sendiri tidak lama menduduki posisi wakil bupati. Ia di dapuk menggantikan posisi Samsul Bahri Majib (SBM), Bupati Koltim yang meninggal dunia, Jumat (19/03/2021) atau hanya menjabat selama 22 hari usai dilantik untuk periode 2021-2026.
Pasangan Samsul Bahri-Andi Merya Nur (SBM) terpilih sebagai bupati-wakil bupati Koltim di Pilkada tanggal 9 Desember 2020 setelah berhasil meraup 52,6 persen atau 38.275 suara. SBM mengalahkan rival terkuatnya yang juga incumbent, Tony Herbiansyah-Baharuddin yang hanya meraup 47,4 persen atau 34.465 suara sah.
SBM kala itu didukung empat Partai Politik, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) serta Partai Demokrat. Sementara pasangan Tony Herbiansyah-Baharuddin juga didukung 4 Parpol, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karya (Golkar) serta Partai Bulan Bintang (PBB).
Parpol pengusung SBM sendiri memiliki kekuatan 11 kursi di DPRD Koltim, yakni PAN 4 kursi, PDIP 3 kursi, Gerindra 2 kursi dan Demokrat 2 kursi. Sementara Tony Herbiansyah-Baharuddin menguasai 14 kursi masing-masing, Nasdem 8 kursi, PKS 3 kursi, Golkar 2 kursi dan PBB 1 kursi.
Dengan melihat peta dukungan Parpol pengusung, dua kandidat wakil bupati Koltim setidaknya sudah mengantongi suara dukungan. Abdul Azis direkomendasikan 3 Parpol, yakni PAN, Gerindra dan Demokrat dengan jumlah 8 suara, sementara Diana Massi, istri mendiang Samsul Bahri, bupati Koltim hanya direkomendasikan PDIP dengan dukungan 3 kursi.
Keduanya akan memperebutkan 14 suara dari Parpol non pengusung—Nasdem, PKS, Golkar dan PBB. Nasdem yang memiliki kursi mayoritas dikabarkan ‘condong memilih’ Abdul Azis. Jika suara Parpol pendukung Abdul Azis solid plus suara Nasdem tidak terpecah, mantan personil Bhayangkara tersebut dipastikan memenangkan pertarungan dengan meraup 16 suara. Sisa 9 kursi/suara menjadi milik Diana Massi, inipun jika tetap solid hingga digelarnya pemilihan yang akan berlansung 28 Juli 2022.
Ini hanya sekadar prediksi. Situasi lapangan bisa saja berubah, tergantung lobi-lobi politik masing-masing kandidat. Lantas siapa-siapa tokoh yang menjadi “king makir” di pertarungan tersebut. Kabarnya ada lima tokoh sentral disebut-sebut tampil sebagai “king maker”.
Lukman Abunawas (LA) misalnya punya kepentingan untuk memenangkan figur usungannya, yakni Diana Massi. Kendati hanya bermodalkan 3 suara, LA dipastikan akan memainkan perannya untuk menarik dukungan dari Parpol pengusung maupun non pengusung. LA sangat “berkepentingan” mengingat saat ini dirinya digadang-gadang maju ke kursi Gubernur Sultra tahun 2024.
Dengan merebut kursi wakil bupati, setidaknya calon usungan PDIP itu dipastikan akan naik status sebagai Bupati Koltim dengan menyelesaikan sisa masa jabatan hingga 2024, dimana saat itu bersamaan digelarnya Pilkada serentak pemilihan bupati, walikota dan gubernur. LA tentu saja butuh dukungan kuat penguasa wilayah untuk menambah pundi-pundi suara di Kolaka Timur. Apalagi saat ini, kursi pejabat (Pj) Bupati Kolaka Timur sementara diduduki adik kandungnya, Sulwan Abunawas.
LA tentu saja tidak mau “kehilangan muka” baik sebagai pemimpin Parpol penguasa maupun posisinya sebagai Wakil Gubernur Sultra saat ini. Dengan pengalaman sebagai bupati dua periode di Kabupaten Konawe serta pemenang Pilkada Sultra 2017 bersama Ali Mazi, LA akan berjuang penuh memenangkan pertarungan tersebut. Dengan “menggandeng” tiga pimpinan Parpol non pengusung, Golkar, PKS dan PBB setidaknya Diana Massi sudah punya modal 9 suara. Sisanya, apakah mampu memecah suara Nasdem atau salah satu Parpol pengusung dukungan Abdul Azis, disinilah akan dilihat kepiawian LA.
H Abdurrahman Shaleh (ARS), Ketua DPRD Sultra saat ini juga disebut-sebut sebagai salah satu “king maker”. ARS, singkatan nama Abdurrahman Shaleh bukan politisi kemarin sore. Sebagai Ketua DPD PAN Sultra, ARS menjadi salah satu arsitek lolosnya Siska Karina Imran (SKI) memenangkan kursi pemilihan wakil walikota Kendari pasca ditinggalkan Sulkarnain yang dilantik sebagai Walikota Kendari menggantikan Adriyatma Dwi Putera (ADP) yang juga suami Siska Karina Imran. SKI kala itu memenangkan kursi wakil walikota Kendari dengan menyingkirkan saingannya, Ady Jaya Putra (AJP), putera Bupati Konawe Selatan (Konsel) dua periode, Surunuddin Dangga.
SKI berhasil meraup 19 suara, selisih tiga suara dari pesaingnya, AJP yang hanya meraih 16 kursi. Kendati SKI tidak didukung salah satu Parpol pengusung saat sang suami berpasangan dengan Sulkarnain, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), namun berkat tangan dingin ARS, SKI mampu memenangkan pertarungan tersebut. Sayang, beberapa tahun menjadi sebagai wakil walikota Kendari, SKI yang didukung penuh PAN, memilih berlabuh ke Partai Nasdem pimpinan Gubernur Sultra, Ali Mazi.
ARS sendiri juga menjadi pendukung utama pasangan Samsul Bahri-Andi Merya Nur (SBM) di Pilkada Koltim 2020. Dengan dukungan empat kursi PAN di DPRD Koltim, SBM dapat tampil sebagai kandidat bupati dan wakil bupati sekaligus memenangi pertarungan. Pasangan SBM akhirnya resmi dilantik sebagai bupati dan wakil bupati Koltim 26 Februari 2021 untuk periode 2021-2026.
Sebagai politisi ulung yang pernah menjajal kursi DPRD Kota Kendari dua periode dan dua periode di DPRD Sultra, ARS juga punya “kepentingan” di agenda pemilihan wakil bupati Koltim. ARS saat ini juga gencar bersosialisasi dan melirik kursi Gubernur Sultra periode 2024-2029. Sebagai pemenang pemilu 2019, PAN Sultra saat ini setidaknya berhasil mengantarkan ARS sebagai Ketua DPRD Sultra. Dengan meloloskan calonnya, ARS berharap Koltim akan menjadi salah satu penyumbang suara di Pilkada Sultra 2024.
Nama lain yang juga santer terdengar, Andi Sumangerukka (ASR). Purnawiran bintang dua, pernah menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 143 Haluoleo dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sultra serta Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIV Hasanuddin tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai ketua dewan pembina Aku Sahabat Rakyat (ASR), Ketua Kerukunan Sulawesi Selatan (KKSS) serta Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sultra, ASR juga punya “kepentingan” di pemilihan tersebut.
ASR sendiri memiliki hubungan emosional dengan Ketua DPD Gerindra Sultra, Andi Ady Askar. Tidak hanya itu, ASR juga memiliki kedekatan dengan Gubernur Sultra Ali Mazi yang juga ketua Nasdem Sultra. ASR saat ini mulai gencar turun ke lapangan mensosialisasikan diri sebagai salah satu kandidat Gubernur Sultra periode 2024-2029. Keakraban ASR dan Ali Mazi makin terlihat saat keduanya secara bersama-sama menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah (Buteng). Saat itu, ASR diberi kesempatan untuk meletakan batu pertama pembangunan Kantor Bupati Buteng.
Dua “king maker” lainnya, Ali Mazi dan Tony Herbiansyah juga menjadi penentu kemenangan Abdul Azis maupun Diana Massi. Dengan mendapat sokongan penuh dari partai besutan Surya Paloh tersebut, Abdul Azis dipastikan akan memenangkan kursi wakil bupati Koltim. Dua tokoh yang bergantian memimpin Nasdem Sultra ini tidak boleh dianggap remeh.
Sebagai Ketua Nasdem Sultra, Ali Mazi diharapkan mampu mengendalikan 8 suara Nasdem di parlemen untuk memilih Abdul Azis. Sementara Tony Herbiansyah, kendati kalah di Pilkada Koltim melawan SBM pernah menduduki kursi Ketua Nasdem Sultra serta berhasil mendudukan 8 wakil Nasdem di DPRD Koltim pada pemilihan anggota legislatif (Pileg) 2019 silam. Sudah barang tentu, sejumlah wakil rakyat asal Nasdem punya “hutang budi” kepada bekas Pejabat dan Bupati Koltim era Gubernur Sultra, Nur Alam.
Baik Ali Mazi maupun Tony Herbiansyah juga punya kepentingan berbeda di pemilihan tersebut. Pasca menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Sultra, Ali Mazi dikabarkan akan melirik kursi DPR RI lewat Partai Nasdem. Artinya, Ali Mazi juga butuh dukungan penguasa wilayah untuk menambah pundi-pundi suara agar lolos ke parlemen.
Sementara Tony Herbiansyah sendiri kendati belum ada signal akan tampil kembali di Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Koltim, namun sebagai bekas penguasa satu periode di Koltim, Tony masih memiliki pengaruh kuat baik dikalangan pejabat, mantan pejabat hingga tokoh masyarakat di daerah tersebut. Dengan modal itu, Tony bisa saja tampil kembali sebagai kandidat bupati, atau memilih masuk parlemen (DPRD Sultra atau DPRD Koltim).
Lantas siapa yang kelak bakal keluar sebagai pemenang di pertarungan perebutan kursi wakil bupati Kolaka Timur periode 2021-2026? Apakah Abdul Azis ataukah Diana Massi? Kita tunggu hasil akhirnya pada pemilihan wakil bupati yang akan digelar 28 Juli 2022.
Penulis: Milwan Lukman