Bahri Jelaskan Alasan Pergeseran HUT Mubar dan Penyebutan Laworoku Untuk Komplek Perkantoran

Pj Bupati Mubar, Bahri. Foto : Istimewa

 

 

LAWORO, LENTERASULTRA.COM – Penjabat Bupati Muna Barat, Bahri ‘menggeser’ hari ulang tahun (HUT) daerah itu menjadi setiap tanggal 23 Juli. Bahri juga menetapkan nama untuk kompleks perkantoran yang segera akan dibangun menjadi Laworoku.

Bahri menjelaskan, alasan utama perubahan pelaksanaan HUT itu karna disesuaikan dengan undang-undang penetapan daerah. Itu mengacu Undang-undang nomor 14 tahun 2014 tentang pemekaran daerah Kabupaten Muna Barat, tanggal 23 Juli 2014. Sehingga, menurutnya perayaan HUT Mubar harus jatuh setiap tanggal 23 Juli, bukan tanggal 10 Oktober sebagaimana yang diperingati tujuh tahun terakhir.

“Hari lahir kita bersamaan dengan Buton Selatan dan Buton Tengah yakni pada tanggal 23 Juli. Dan perayaan HUT dua kabupaten itu dilaksanakan dihari lahirnya, kok kita berbeda. Makanya ini dikembalikan sesuai UU pembentukannya,” tuturnya saat ditemui di kantor Bupati.

Dalam kesempatan itu, Barhi mengaku perubahan penetapan tersebut dilakukan semata hanya untuk melaksanakan undang-undang yang telah ditetapkan. Untuk itu, ia akan segera melakukan koordinasi dengan pihak DPRD untuk melakukan rapat paripurna dalam penetapannya. “Ya kalau namanya ulang tahun harus ada sidang paripurna di DPRD. Dan Sayakan sudah diskusi singkat dengan DPRD,” tuturnya.

Bahri juga mengaku telah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah, Husein Tali terkait dengan persiapan pelaksanaan HUT yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Ia meminta agar pelaksanaan HUT itu dilakukan sederhana. “Silahkan rayakan hari ulang tahun kita secara sederhana tapi hikmat karna kita ditengah kita masih dalam keadaan Krisi, masih ada covid-19,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Direktur Perencanaan Anggaran Daerah, Kementerian Dalam Negeri itu, dirinya juga ingin nama kompleks bumi perkantoran memakai nama bumi praja Laworoku. Penamaan itu untuk mengakomodir keterwakilan tiga wilayah utama Muna Barat yakni Lawa, Tiworo dan Kusambi.

“Nanti saya ingin membuat didalam perdanya kita selain penyebutan Laworo untuk Ibukota dan kita sebut juga Laworoku untuk komplek perkantoran,” ujarnya.

Bahri mengaku penambahan kata ‘Ku’ dalam nama tersebut untuk menambah kesan rasa memiliki setiap masyarakat yang mengunjungi tempat itu. “Saya ingin membuat gerbang komplek perkantoran itu dengan nama bumi Laworoku artinya milik kita bersama,” ujarnya

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Mubar, Agung Darma mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan saat ini. Ia menilai kebijakan yang dilakukannya saat ini merupakan upaya meluruskan kekeliriuan yang selama ini terjadi. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk berbenah dengan kekeliruan dan mempertahankan yang baik.

“Beliau bukan menganti yang di tetapkan oleh pemimpin sebelumnya, tetapi meluruskan yang keliru. Dimana kalau kita berpedoman terhadap undang-undang pemekaran no. 14 tahun 2014 tentang pembentukan DOB Mubar yakni jatuh tangal 23 juli karena selama ini kita merayakn HUT 9 september yg bertepatan dngan pelantikan bupati kala itu,” jelasnya pada lenterasultra.com pada Rabu, 22 Juni 2022.

Reporter : Sry Wahyuni

Editor : Ode

BahriHUT Mubar BergeserLaworokuMuna BaratPj Bupati Bahri