BOMBANA, LENTERASULTRA- Pembangunan pasar Boepinang tidak sesuai dengan perencanaan. Dibangun dengan uang yang bersumber dari dana pinjaman, pusat perkulakan yang terletak di Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, tidak kelar setelah dua tahun dikerjakan.
Pembangunan pasar Boepinang merupakan salah satu mega proyek yang dibangun Tafdil di periode kedua kepemimpinannya sebagai Bupati Bombana. Di desain dengan dua lantai, pusat perbelanjaan di ibukota Kecamatan Poleang itu, dianggarkan sebesar Rp 40 miliar. Dana sebanyak itu dipergunakan untuk membangun 308 los yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih satu hektar.
Pembangunan pasar Boepinang dikerjakan secara konsorsium oleh dua perusahaan. Yakni, PT. Delima Emas Gasindo dan PT. Widya Rahmat Karya. Kontrak pekerjaannya Multi years contract atau kontrak tahun jamak. Sesuai kontrak, dua perusahaan ini mulai bekerja pada 20 Juni 2020 hingga 19 Juni 2022. Namun faktanya, hingga batas akhir pelaksanaan kontrak atau dua tahun dikerjakan, Mega proyek pasar Boepinang belum juga tuntas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bombana Asis Fair mengatakan, pembangunan pasar Boepinang belum kelar dikerjakan hingga kontrak berakhir. “Hari ini kontraknya berakhir,” kata Asis Fair usai menghadiri pelantikan dan pengukuhan 73 ASN Bombana di kantor Dinas Perpustakaan pada Senin 20 Juni 2022.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan pasar Boepinang ini menambahkan hingga kontrak berakhir, mega proyek yang dibiayai dari dana berbunga itu baru rampung dikerjakan antara 91 sampai 92 persen. “Insya Allah, Juli sudah bisa diresmikan,” ungkapnya.
Penulis dan Editor : Adhi