RAHA, LENTERASULTRA.COM – Siapa yang bakal dipilih menjadi Penjabat Bupati Muna Barat hingga menjelang akhir masa jabatan (AMJ) Bupati Achmad Lamani, 22 Mei, masih sangat dirahasiakan. Namun sejumlah nama kian santer dikabarkan masuk bursa calon.
Nama calon Pj. Bupati Mubar yang mengemuka awalnya ialah La Ode Daerah dan Rusdin Emba, dua pejabat yang kini menduduki kursi eselon II Pemprov Sultra. Keduanya merupakan Kepala Satpol PP Sultra dan Kepala Biro Pembangunan, Setda Sultra. Dua nama tersebut dikabarkan memiliki kans untuk Mubar 1.
Namun belakangan, satu nama baru juga ikut mencuat. Nama tersebut berasal pejabat eselon II Kementerian Dalam Negeri yakni Direktur Perencanaan Anggaran Daerah, Bahri. Dia merupakan jebolan STPDN angkatan 07 yang juga berasal dari Muna Barat.
Menurut sumber media ini, Bahri menguat sepekan terakhir. Informasi itu diperolehnya dari orang dekat lingkungan Kemendagri. Nama Bahri, kata sumber ini, sudah hampir pasti dilantik. “Kabarnya pak Bahri (Pj. Bupati Mubar). Info dari pusat,” kata sumber dari kalangan pejabat yang namanya dirahasiakan.
Anggota DPRD Muna Barat, La Ode Sariba menjelaskan, hingga kini belum ada Penjabat Bupati Muna Barat yang resmi. Penentuan nama tersebut juga menjadi domain Menteri Dalam Negeri. “Kita di daerah tidak tahu siapa karena itu domainnya Mendagri. Kita tidak bisa intervensi,” jelasnya.
Legislator dari Fraksi Nasdem itu menerangkan, kewenangan DPRD hanya sampai melakukan paripurna pengumuman akhir masa jabatan Bupati dan wakil Bupati. Berkas paripurna itulah yang dijadikan dasar pengusulan oleh Pemprov Sultra ke Mendagri.
“Pasangan Rahmat (Rajiun – Achmad Lamani) Mubar nanti berakhir 22 Mei 2022. Berarti nanti 23 Mei baru akan ada Pj,” sambungnya.
Pengamat politik, La Husen Zuada berpendapat, kursi Pj. Mubar memang dikaitkan dengan nama La Ode Daerah dan Rusdin Emba. Dua figur ini memenuhi syarat karena berasal dari pejabat tinggi pratama di Pemprov Sultra. Status keduanya juga lekat dengan kekuasaan. La Ode Daerah merupakan saudara LM. Rajiun, mantan Bupati Muna Barat dan Rusdin Emba ialah adik Bupati Muna, LM. Rusman Emba.
Relasi kekuasaan itu disatu sisi menjadi akses lobi kursi Pj. Namun disisi lain, justru terlalu beresistensi politik. Sebab menurutnya, posisi Pj. Mubar tidak bisa dilepaskan dengan rivalitas Pilkada Muna antara LM. Rajiun Tumada dan LM. Rusman Emba.
Ia juga menilai, tidak elok jika nanti Pj. Bupati Mubar ialah La Ode Daerah, sedangkan disaat bersamaan saudara lainnya juga menjabat Ketua DPRD Mubar. Hal itu bisa berdampak pada cek and balances eksekutif dan legislatif. Hal sama juga akan terjadi jika nama Rusdin Emba yang dipilih sebab statusnya masih bersaudara dengan Bupati Muna.
“Menurut saya akan sangat beresiko politik jika memaksakan dua nama ini. Terlepas ini kewenangan Mendagri ya. Tapi hal ini pasti jadi pertimbangan. Mendagri pasti mendapat masukan soal ini,” kata alumni Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia itu.
Akademisi berdarah Muna yang kini menjadi pengajar di FISIP Universitas Tadulako itu mengemukakan memilih Pj. Bupati Mubar bukan dari dua nama tersebut dapat meredakan ketagangan selama ini. Meskipun ia menilai, dua figur ini layak dan merupakan birokrat mapan. “Sebaiknya kalau dua nama ini dipercaya Gubernur, baiknya jangan di Mubar, tapi di daerah lain,” paparnya.
Nama lain yang juga santer masuk bursa calon Pj. Bupati Mubar ialah LM. Nurjaya, Kepala Dinas PUPR Sultra, Harmin Ramba dan staf Ahil Gubernur Sultra. Nama yang disebut masuk bursa ini juga dikabarkan termasuk dalam daftar yang diusulkan Pemprov Sultra ke Mendagri.
(Ode)