RAHA, LENTERASULTRA.COM – Aksi menolak perpanjangan masa jabatan serta tiga periode Presiden dan Wakil Presiden RI juga digelar sejumlah elemen mahasiswa di Raha, Kabupaten Muna. Aksi serentak nasional, 11 April itu datang dari organisasi HMI Cabang Raha, PC PMII Kab. Muna, KAMI Kab. Muna, BEM Politeknik Karya Persada dan BEM STIP Wuna.
Seratusan massa aksi tersebut memusatkan orasinya kantor DPRD Muna. Mereka menyampaikan aspirasi terkait isu nasional. Selain soal masa jabatan kepala negara, juga isu kenaikkan harga BBM, serta kenaikan dan kelangkaan minyak goreng. Massa mahasiswa diterima anggota DPRD. Antara lain Wakil Ketua II, Nasir Ido, Dyrun, Awal Jaya Bolombo, Tarimi, Zahrir Baitul, Syahlan, Syukri dan Iskandar.
Di tengah berjalannya aksi, ada tuntutan menarik yang disampaikan mahasiswa menjelang masuk salat Zuhur. Mereka meminta disiapkan tempat untuk bisa salat berjamaah dan wajib diimami pimpinan DPRD Muna.
“Karena ini bulan suci Ramadan dannkami juga sedang berpuasa, maka aksi kita jeda untuk salat Zuhur. Tetapi, kami minta diimami langsung pimpinan DPRD Muna sebagai wakil rakyat,” ujar Toni, orator aksi.
Massa dan anggota DPRD, berikut kepolisian dan pamong praja menggelar salat berjamaah di musala DPRD Muna. Bertindak sebagai imam salat, Nasir Ido, wakil Ketua DPRD Muna. Namun karena tidak cukup menampung jamaah, salat zuhur dilakukan secara bergelombang.
Aksi kemudian dilanjutkan dengan audiensi di ruang rapat gabungan Komisi DPRD Muna. Wakil Ketua DPRD, Nasir Ido menyebut mahasiswa yang hadir sebagai pejuang demokrasi. Ia mengapresiasi aksi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, terlebih berjalan dengan damai. Massa dan DPRD sepakat menyampaikan aspirasi itu ke pusat.
Aksi tersebut dikawal personil Polres Muna dan Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Muna. Aksi berjalan damai hingga dilangsungkannya audiensi.
(Ode)