RAHA, LENTERASULTRA.COM – Elvhi Zariska tidak habis pikir harus menjalani proses persalinan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Bahteramas, di Kota Kendari, subuh dinihari tadi. Pasien asal Kabupaten Muna itu sebelumnya mengaku tidak mendapat pelayanan persalinan di Rumah Sakit dr. LM. Baharuddin, Raha karena reaktif Covid-19.
Imran, paman Elvhi mengatakan, pihak keluarga terpaksa memberangkatkan Elvhi ke Kendari ditengah kondisinya yang mulai menurun. Elvhi memang sudah dilarikan ke rumah sakit karena mulai merasakan gejala akan melahirkan, Minggu, 27 Februari 2022. Sebagaimana prosedur umumnya, rumah sakit melakukan rapid tes kepada Elvhi. Hasilnya reaktif. Elvhi pun ditangani dengan protokol Covid – 19.
“Reaktif karena memang kemanakan saya sudah flu karena kurang tidur. Namanya juga mau melahirkan kan,” ujarnya.
Soal reaktif dan prosedur wajib Covid itu, Imran menyebut pihak keluarga masih menolerir. Namun yang diluar nalar, katanya, rumah sakit tidak bisa memberi tindakan persalinan kepada Elvhi karena diduga Covid – 19. Rumah sakit pun menawarkan rujukan dengan pertimbangan medis proses pembukaan tidak mengalami kemajuan sehingga kondisi pasien mengkhawatirkan.
Imran melanjutkan, pihak keluarga masih enggan mengambil rujukan dan menawarkan opsi agar dilakukan sesar. Namun pihak rumah sakit berdalih, tidak ada Dokter yang siap menangani pasien reaktif karena memiliki gejala Covid – 19.
“Aneh saja. Masa rumah sakit rujukan Covid tidak ada prosedur penanganan pasien bersalin. Justru mereka (bidan jaga) bilang Dokter anestesi di luar kota. Makanya tidak bisa operasi,” tambahnya.
Mengetahui tak ada solusi, Imran bilang, keluarga terpaksa mengalah demi nyawa Elvhi dan buah hati dalam kandungannya. Elvhi diberangkatkan via kapal malam dengan didampingi dua orang bidan rumah sakit dan pihak keluarga. Di RSUD Bahteramas, Elvhi langsung menjalani operasi sesar. Elvhi dan bayinya pertamanya lahir selamat. Meski begitu, pihaknya menilai rumah sakit dr. LM. Baharuddin tidak memberi pelayanan yang baik. Justru memberi beban psikis bagi pasien dan keluarga. Bahkan juga mengancam keselamatan nyawa seorang ibu dan bayinya.
“Kami bersyukur selamat. Tetapi kami juga tetap mengkritisi rumah sakit di Muna. Kalau memang Covid, mengapa Elvhi di bawa naik kapal malam yang notabene berbahaya bagi penumpang lain. Kedua, bidan yang dampingi sama sekali tidak memakai alat pelindung diri sesuai standar. Ketiga, kok di Bahteramas bisa langsung di sesar. Kenapa di Raha tidak bisa. Ini kan janggal,” ketusnya.
Direktur RS. dr. LM. Baharuddin, Muna, dr. Marlin hanya menjawab singkat permintaan wawancara Lenterasultra.com. Ia mengatakan, dokter anestesi yang bertugas sedang berhalangan karena isterinya terpapar Covid – 19. “Beliau menjadi kontak erat,” singkatnya melalui pesan whatsap.
Reporter : Ode
Penulis : Ode
Editor : Adhi