RAHA, LENTERASULTRA.COM – Rasa bahagia dan bangga terbesit dalam hati Yanti Setiawati Rusman saat mengikuti acara puncak peringatan hari pers nasional (HPN) di Kota Kendari, 9 Februari 2022. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Muna akhirnya bisa menyaksikan langsung dari balik layar bagaimana gagahnya tenun Masalili saat dikenakan Presiden RI, Joko Widodo. Momen itu sangat bersejarah dalam perjalanan promosi tenun Masalili.
Yanti Setiawati bilang, pakaian yang dikenakan Joko Widodo saat membawakan sambutan secara virtual itu dibuat langsung oleh tangan terampil penenun di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga, Muna. Tenun itulah yang selama lima tahun terakhir dipromosikan terus tanpa lelah. Hingga puncaknya, kearifan lokal peninggalan leluhur masyarakat Muna itu menjadi pakaian Presiden yang boleh jadi dilihat masyarakat secara nasional.
“Kami bangga, sangat bangga malahan. Ini adalah sejarah bagi tenun Masalili,” katanya saat dihubungi reporter lenterasultra.com sesaat setelah Presiden Joko Widodo selesai menyampaikan sambutan secara virtual dalam acara HPN, Rabu, 9 Februari 2022.
Tenun Masalili yang dipakai Presiden, lanjut isteri dari Bupati Muna, LM. Rusman Emba itu bermotif roobu atau rebung (bambu muda). Motif itu terinspirasi dari makanan lokal yang dikonsumsi masyarakat Muna sejak dulu hingga saat ini. Dikatakannya juga, momentum ini menjadikannya semakin bersemangat untuk mengangkat pamor tenun Masalili menjadi kerajinan mode unggulan nasional. Ia juga akan memotivasi para pengrajin agar menghasilkan karya lebih baik lagi.
“Saya juga mengajak seluruh masyarakat Muna dimanapun berada untuk menjadi duta promosi tenun Masalili dengan cara cinta dan bangga mengenakan Tenun Masalili,” jelasnya.
Nama yang perlu diingat dibalik melejitnya tenun Masalili dalam acara HPN di Kendari ialah Sitti Erni. Dialah yang memintal benang hingga menjadi sepotong kain yang menarik sebelum kemudian di desain menjadi baju yang dikenakan Presiden. Kata penenun senior di Desa Masalili itu, tenun tersebut dikerjakan selama 10 hari. Kainnya bermotif rebung dengan warna hijau wardah. Bahan benangnya cukup sulit dicari. Makanya, dari 200 potong yang dipesan, dirinya hanya menyanggupi 25 lembar kain, termasuk untuk Presiden.
“Harga kain untuk Presiden itu cukup terjangkau, hanya Rp600 ribu per potong,” ungkapnya.
Sitti Erni juga mengaku bangga luar biasa. Selama aktif menenun, baru kali ini hasil karyanya dipakai langsung orang nomor satu di negara ini. Dirinya juga makin bersemangat untuk mengembangkan tenun Masalili menjadi produk berkualitas yang bisa bersaing secara nasional.
“Pokoknya sangat bangga dan menjadi kehormatan untuk penenun Masalili,” ujarnya.
Reporter : Ode
Penulis : Ode
Editor : Ode