Profil Ahmad Mujahid, Anggota DPRD Bombana -Empat Periode Menjaga Harga Diri Golkar-

Ahmad Mujahid, merupakan salah satu anggota DPRD Bombana yang sudah menjabat empat periode. Partai politik yang menjadi kendaraannya setiap periode tetap sama yakni Partai Golkar

Jangan pernah ragukan loyalitas seorang Ahmad Mujahid terhadap Partai Golkar. Sejak mengenal politik, berbilang tahun lamanya, beringin rimbunlah tempatnya bernaung. Telah 17 tahun lamanya ia membersamai partai ini, menjadi kader terpilih dan duduk di DPRD Bombana. Sejak 2004 lalu, pria asal Pulau Kabaena sudah ada di parlemen daerah, tampil jadi representatif Golkar.

“Kader Golkar yang lain silih berganti jadi anggota DPRD Bombana, tapi Alhamdulillah saya tetap bertahan. Saya sudah ada di gedung dewan sejak Bombana ini resmi punya DPRD yakni tahun 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dan kini 2019-2024. Sudah empat periode,” ungkap Ahmad Mujahid, saat ditemui Adhi, wartawan lenterasultra.com, di rumahnya, Kamis (9/12) malam lalu.

Tak salah bila kemudian politisi berkarakter santun ini ditahbiskan sebagai kader utama yang konsisten menjaga harga diri Golkar. Partainya ini, pernah merajai kursi di parlemen, bahkan merebut posisi Ketua DPRD sebelum akhirnya konstalasi berubah. Uniknya, Ahmad Mujahid tak tergantikan. Masyarakat Pulau Kabaena, selalu mengutusnya ke parlemen.

Pria kelahiran Baliara 1965 ini memang istimewa. Sejak tahun pertama mencalonkan diri sebagai anggota DPRD, hingga terpilih lagi di periode keempat keikutsertaannya, pria yang merayakan ulang tahun setiap tanggal 31 Desember ini tidak pernah berpikir untuk pindah partai. Kendaraan politik yang digunakan selalu Partai Golongan Karya (Golkar).

“Golkar ini partai yang sudah dikenal masyarakat. Ia memiliki pemilih tradisional, terutama mereka yang sudah mengikuti pemilu dari masa ke masa. Dan di Kabaena, ada yang seperti ini, memilih karena sudah lama mengenal partai Golkar. Pertimbangan siapa Caleg dan kandidatnya itu bukan hal terpenting, yang penting Golkar. Saya kira, ini salah satu keuntungan kami,” kata Ahmad Mujahid.

Di DPRD Bombana, penghobby olahraga memancing ini punya koleg bernama Amiadin yang juga sudah empat periode duduk di DPRD Bombana. Kedua politisi ini berasal dari Dapil yang sama yang Pulau Kabaena. Bedanya, bila Mujahin menguasai wilayah barat sebagai basis utama pemilihnya, maka Amiadin memiliki pusat konstituen di wilayah Timur Kabaena.

Ahmad Mujahid (kedua dari kiri) berpose bersama pengurus Partai Golkar

Saat Pemilu 2019 lalu, Ahmad Mujahid kembali bertarung di Dapil 5 yang meliputi enam kecamatan yakni Kabaena, Kabaena Barat, Kabaena Timur, Kabaena Selatan dan Kabaena Tengah. Di ujung kontenstasi, mantan Ketua Golkar Bombana ini meraih 1.236 suara. Meski relatif kecil dari capaian suaranya di periode sebelumnya, tapi ini sudah cukup mengantarnya kembali duduk di DPRD Bombana dengan status peraih kursi kelima.

“Nasib saya sempat ditentukan oleh Pemungutan Suara Ulang (PSU) di salah satu TPS di Baliara. Pertarungannya memang ketat, Golkar bersaing dengan Partai Gerindra memperebutkan satu kursi terakhir. Di PSU, Alhamdulilah Golkar menang dengan selisih 22 suara secara kumulatif berdasarkan pleno KPU di Dapil Kabaena. Saya benar-benar berjuang hingga akhir di Pemilu kemarin itu,” tukasnya.

Suami dari Asia Fatmawati ini mengaku, selama empat periode bertarung menuju DPRD Bombana, Pemilu 2019 inilah yang paling berat dan melelahkan. Saat masa mengajukan Caleg ke KPU misalnya, Mujahid yang 2018 lalu masih berstatus Ketua Golkar sudah merasa kesulitan menyusun komposisi. Di Kabaena misalnya, ia susah mencari orang-orang untuk bergabung dan direkrut menjadi Caleg.

Penyebabnya, posisinya sebagai calon petahana yang selalu menang setiap perhelatan Pemilu, membuat Ahmad Mujahid kesulitan mendapatkan tandem atau kader yang sepadan. Orang-orang yang diajak, enggan bergabung dengan dirinya karena khawatir pasti sulit bersaing secara internal. “Beda periode-periode sebelumnya. Sekarang sulit kita cari Caleg, apalagi diajak sedapil dengan petahana,” tambahnya.

Ahmad Mujahid (kiri), Zalman (pakai baju putih) dan Rumiyanto, anggota DPRD Bombana saat menghadiri rapat di gedung DPRD Bombana

Menurut Mujahid, Caleg sekarang sudah cerdas-cerdas untuk menentukan bergabung di Parpol. Karena mereka juga mencari peluang untuk menang. Untuk mengakali hal itu, Mujahid terpaksa menempatkan nama-nama keluarganya guna melengkapi komposisi caleg dari Dapil 5 di Pemilu 2019 lalu. “Alhamdulillah perolehan suara Partai Golkar sebanyak 1.730 suara. Perolehan suara sebanyak ini mencukupi untuk mengutus kadernya di DPRD Bombana,” kata Mujahid.

Di Pemilu 2019 lalu, dari 1236 suara yang diraih Ahmad Mujahid, basis terbanyak didapatkan di Kecamatan Kabaena Barat, tepatnya di Kelurahan Sikeli, domisili Ahmad Mujahid. Di tanah kelahirannya itu, dari 1.600 pemilih, politisi Partai Golkar ini meraih 500 lebih suara. “Di Sikeli itu penduduknya heterogen dan beraham etnis. Diantara mereka, ada juga basis suara dan menjadi simpatisan saya, termasuk dari keluarga juga banyak yang memilih saya.

Lantas apa yang dilakukan Ahmad Mujahid hingga bisa bertahan dan lolos di DPRD Bombana selama empat periode. Politisi yang dikenal santun ini mengatakan, yang utama adalah selalau memelihara konstituen. Perjuangkan apa yang menjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta selalu dekat dengan warga. Jangan di dekati hanya menjelang pemilu, setelah pemilu juga harus didekati.

Ini juga sekaligus membuktikan kemampuan politiknya memang masih mumpuni. Kemampuannya meyakinkan rakyat, berkontribusi bagi daerah pemilihan dan konstituennya termasuk pola komunikasinya yang egaliter, adalah kunci suksesnya selama ini.     Sosoknya sangat tenang, bahkan cenderung pendiam. Tutur katanya santun dan sama sekali sulit menemukan karakter arogan di dalam dirinya.

Ahmad Mujahid (kiri) bersama ketua DPRD Bombana Arsyad (tengah) dan Wakil Ketua DPRD Bombana Iskandar (kanan)

Selalu dekat dengan rakyat, jangan sungkan menegur dan dengarkan apa yang mereka keluhkan, adalah kiat-kiat sederhana namun manjur bagi karier politiknya. Ia juga meminimalisir janji-janji politik yang berlebih dan terdengar berlebihan karena jika tidak terwujud, maka hukuman politik sangatlah berat, dan tentu saja janji itu juga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Kesabaran menghadapi berbagai tekanan politik juga diakuinya sangat membantu tugas-tugasnya. Seringkali ia harus mengurut dada ketika rakyat yang datang menyampaikan aspirasinya dengan bahasa yang tak elok didengar. Tapi ia sadar, sebagai wakil rakyat, adalah tugasnya mendengar keluh kesah masyarakat. Ia hanya berharap ada pendidikan politik kepada rakyat agar dalam menuntut, bisa memahami mekanisme.

 

Lahir di Baliara dan besar di lingkungan ekonomi yang relatif mapan, tidak membuatnya tinggi hati. Politisi ini sangat menghargai orang lain, apapun status sosialnya. Dedikasinya terhadap rakyat, daerah dan partainya pun sangat tinggi. Golkar beruntung punya kader setia dan mampu menjaga nama baik partainya, dimanapun berada.

Sejak lama, ia sudah menjadi bagian dari Partai Golkar. Keluarga besarnya di Kabaena adalah kader-kader beringin. Ketika diminta menjadi calon anggota legislatif, ia tak kuasa menampik. “Maka sekarang saya ada disini, menjadi anggota DPRD Bombana, dan terpilih lagi di tahun 2019-2024,” kata Ahmad Mujahid.

Karier politik Mujahid pernah sampai ke titik tertinggi kala ia diamanahkan menjadi Wakil Ketua DPRD untuk periode 2014-2019 lalu. Sebelum jadi unsur pimpinan, Mujahid sudah punya pengalaman jadi Ketua Komisi II, bahkan sempat dua kali ia memimpin komisi yang membidangi pertanian, perikanan dan ekonomi termasuk kelautan dan kehutanan tersebut, yakni tahun 2012-2013 dan 2013-2014.

“Banyak yang menganggap amanah ini mudah atau berlimang kemewahan. Sebetulnya, itu berlebihan karena nyatanya keberadaan kami di DPRD adalah mewakili rakyat dan bertanggungjawab terhadap semua aspirasi mereka. Bagaimana kami bisa nyenyak tidur jika ada desakan konstituen agar jalan di aspal, atau ada jembatan rusak, rakyat tak punya air bersih. Semua itu adalah hutang yang harus kami perjuangkan,” katanya.

Selama 17 tahun berlembaga di DPRD Bombana, Ahmad Mujahid mengaku sudah banyak pengalaman dilalui dan dirasakan. Baginya, menjadi anggota dewan memiliki kepuasan tersendiri. Ada penghargaan sosial di depan masyarakat dan di pemerintahan serta bisa menjadi jembatan penyalur aspirasi masyarakat kepada pihak eksekutif.

Selama di parlemen, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kontribusi yang diberikan Ahmad Mujahid terhadap konstituennya.  Yang jelas, berbagai pembangunan infrastruktur di Kabaena menjadi prioritasnya. Yang terbaru adalah pembangunan talud pemecah gelombang di Kabaena Barat, pembangunan jembatan titian untuk masyarakat Bajo, bantuan rumpon air dalam, alat tangkap ikan, pukat, rumput laut, sero serta pengadaan rumpon hingga speed yang semuanya di prioritaskan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

Ahmad Mujahid, masih tetap memperjuangkan aspirasi masyarakat di konstituennya hingga menjelang tiga tahun masa jabatannya di DPRD Bombana. Sebab, untuk mengabdi di DPRD Bombana hanya akan dilakukan hingga tahun 2024. Setelah masa jabatannya berakhir, ayah empat orang anak ini memilih pensiun berlembaga di DPRD Bombana.

Mujahid mengaku akan memberikan peluang kepada kader-kader Golkar lain dari Dapil Kabaena sebagai regenerasinya menuju DPRD Bombana. Alasannya untuk tidak lagi tampil di DPRD Bombana di pemilu 2024, Ahmad Mujahid mengatakan, ditahun itu usianya sudah menginjak 59 tahun. Usia ini merupakan waktu pensiun baginya.

Ditanya apakah ingin melanjutkan karir politik di jenjang lebih tinggi yakni DPRD Provinsi. Mantan Wakil Ketua DPRD Bombana periode 2014-2019 ini belum memutuskan hal itu. Sebab dia masih melihat peluang untuk maju. “Jika ada peluang tidak masalah untuk dicoba, jika tidak, kita lebih baik pensiun dari politik,” ungkapnya

Ia mengakui, sebagai politisi, tak seorangpun dari 25 anggota DPRD Bombana itu yang 100 persen bersih dari berbagai kepentingan, baik pribadi maupun kepentingan partai. Tapi ketika berbicara masalah rakyat, baginya harus dilakukan secara total. Amanah yang diberikan harus dijalankan secara total yang diimplementasikan dalam bentuk kontrol serta aktif mendorong birokrasi menjalankan fungsi pelayanan yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mujahid juga berharap agar kelak, peran politisi harus makin baik. Budaya malu berbuat korupsi apalagi bermain-main dengan kepentingan rakyat haruslah diterapkan. “Merosotnya moralitas bangsa karena perilaku korupsi, baik di birokrasi maupun di lembaga pemerintah yang lain termasuk di legislatif. Menjadi sangat penting agar anggota dewan memperkuat peran pengawasannya lebih ketat,” katanya.(***)

 

Bio Data

Nama   : Drs Ahmad Mujahid

Tempat/Tanggal Lahir  : Baliara, Kabaena, 31 Desember 1965

Pekerjaan  : Anggota DPRD Bombana periode 2019-2024

Agama : Islam

Alamat : Jl Poo Ea, Kampung Baru, Kecamatan Rumbia Tengah

Nama Istri : Asia Fatmawati, A.Md

Anak :   1. Nailufar Rahmi Suciati

  1. Fahisya Ahida Ahmad
  2. Ahmad Ruwaim Fatwa
  3. Khafipa Nurfatmasari

Pendidikan : SDN 1 Baliara 1997

SMPN Teomokole 1982

SMAN Baubau 1985

S1 IKIP Ujung Pandang 1992

 

Jabatan : Ketua Fraksi Golkar 2009-2014

Ketua Komisi III 2012-2013

Ketua komisi II 2013-2014

Bendahara Golkar 2010-2015

Wakil Ketua DPRD Bombana, 2014-2019

2019-2024Ahmad Mujahidpartai golkarProfilprofil anggota dprd Bombana