Jenderal TNI Sebut Tafdil “Radikalisasi” Pengentasan Kemiskinan di Bombana

Dari Kiri-Kanan : Bupati Bombana, Haji Tafdil, Brigjen TNI Marinir Ludi Prasetyono Kepala Biro Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dari Sekretariat Militer Presiden (Sekmilpres) Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesi, Dr. Solahudin Yahya S, Ag selaku Direktur Pengelolaan sumber dana bantuan sosial Kementrian Sosia. Foto : Nuryadi

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-  Berbagai program yang dicanangkan Haji Tafdil selama menjadi Bupati Bombana mampu menurunkan angka kemiskinan dengan drastis di wilayahnya. Atas keberhasilannya ini, Brigjen TNI Marinir Ludi Prasetyono Kepala Biro Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dari Sekretariat Militer Presiden (Sekmilpres) Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia menyebut Tafdil sebagai “radikalisasi” pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Jenderal bintang satu dari matra TNI Angkatan Laut menyampaikan hal itu saat melakukan verifikasi terhadap  Bupati Bombana, H. Tafdil sebagai calon penerima Satya Lencana Kebaktian Sosial (SLKS) Tahun 2021 di Kabupaten Bombana, akhir November lalu. “Program-program beliau (Tafdil) hampir semuanya mengentaskan kemiskinan. Ada beberapa program gembira, gembira dan gembira. Dari program ini, angka kemiskinan sudah langsung ekstrim turunnya. Dari 12 persen menjadi 5 persen. Bupati Bombana ini, bisa dibilang radikalisme atau radikalisasi pengentasan kemisikinan di Bombana. Radikalisme ini bukan yang negatif ya,” kata Ludi Prasetyono.

Jenderal Ludi mengungkapkan hal itu, usai melihat dan mendengar langsung paparan Bupati Bombana di aula rumah jabatan Bupati Bombana. Dari paparan Tafdil angka kemiskinan di Bombana memperlihatkan penurunan yang sangat signifikan. Di tahun 2017 penduduk miskin di Bombana sebanyak 21.520 jiwa atau 12,81 persen, di tahun 2018 turun 1.750 jiwa menjadi 19.770 atau 11,05 persen, kemudian ditahun 2019 berkurang 733 orang menjadi 19,037 atau 10,56 persen serta 2020 turun lagi sebanyak 197 menjadi 18.840 atau 10,01 persen. Penurunan angka kemiskinan di Bombana hingga tahun 2020 lebih rendah dari angka kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara dan nasional.

“Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), dari tahun 2017 sampai dengan 2020 terjadi pengurangan penduduk miskin sebanyak 2.680 jiwa,” kata Haji Tafdil, saat menyampaikan paparannya di depan jenderal Ludi dan tim verifikasi SLKS. Yang mencengangkan lagi adalah hasil verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) per 31 Mei 2021. Berdasarkan data tersebut, terjadi pengurangan jumlah penduduk miskin dari tahun 2020 sebanyak 10.667 jiwa yang masuk kategori mampu dan tidak ditemukan (meninggal tanpa ahli waris dan pindah tempat tinggal tidak melapor). Dari data ini, penduduk miskin Kabupaten Bombana saat itu tersisa 5,42 persen. Penurunan angka kemiskinan ini

Selama menjabat sebagai Bupati Bombana, H. Tafdil mencetuskan berbagai program Gembira demi menurunkan angka kemiskinan di wilayahnya. Mulai dari “Gembira” Sehat, Gembira Sejahtera, Gembira Kecamatan/Kelurahan, Gembira Gembira Cerdas, Gembira Terang, dan Gembira Kerja. Program ini dilakukan mulai periode pertama menjabat antara tahun 2011-2016 dan terus berlanjut di periode kedua yakni 2017 hingga 2022.

Penulis : Adhi

Editor : Nuryadi

Kemensospengentasan kemiskinanradikalisasiRadikalismeSekmilpresSetnegTafdil