Di salah satu sudut Desa Palimae, Kecamatan Poleang di Bombana, hidup seorang warga bernama Cepo. Lelaki itu tak seberuntung penduduk lain di desa itu. Ia melewati hari-harinya dengan kondisi fisik yang terbatas. Kaki kirinya—-maaf–sudah diamputasi hingga di bawah lutut. Untuk berjalan, Cepo harus menggunakan tongkat kayu yang ia buat sendiri.
Belum cukup dengan situasi sulit tersebut, Cepo juga mesti menanggung rasa sakit yang kadang-kadang muncul di belakangnya. Ada benjolan besar yang tumbuh dan menggangu aktivitasnya. Mau berobat, kondisi ekonomi membatasi harapannya. Cepo pasrah, dan menjalani rutinitasnya di kampung sembari menahan perih.
Tapi kini deritanya perlahan surut. Ada seorang bernama Andi Mashar yang hadir sebagai penolong. Pria ini adalah seorang anggota DPRD Bombana, yang terpilih di tahun 2019 lalu. “Sudah lama saya ingin bantu, tapi situasi saya juga tidak lebih baik. Sekarang, setelah punya akses untuk membantu Cepo, saya turun tangan,” aku Andi Mashar, kader Partai Hanura yang kini berstatus legislator.
Andi Mashar kemudian bergerak. Ia memfasilitasi pengobatan pria asal Desa Palimae itu. Bukan hanya membedah benjolan di belakangnya, anggota DPRD Bombana periode 2019-2024 dari Dapil 3 Bombana ini, juga menjembatani salah satu penduduk di konstituennya mendapatkan kaki palsu. “Kalau jalan pakai tongkat sudah saya tahu sebelum saya jadi anggota dewan. Kalau benjolannya baru saya liat beberapa bulan lalu,” kata Andi Mashar.
Setelah menjadi anggota DPRD Bombana, Andi Mashar langsung memfasilitasi kebutuhan Cepo. Dia mengantar warga Palimae itu untuk berobat. Cepo diantar di RSUD Bombana untuk menjalani pembedahan, serta menghubungi Dinas Sosial untuk mendapatkan bantuan kaki palsu. “Alhamdulillah, benjolan di belakang Cepo sudah rata, dia sekarang juga sudah menggunakan kaki palsu untuk berjalan,” kata pria yang dilantik jadi legislator Bombana, 1 Oktober 2019 lalu itu.
Langkah Andi Mashar menolong Cepo ini bukan saja sebagai pengejewantahan diri sebagai wakil rakyat. Lebih dari itu, ia memang seseorang yang memiliki kepekaan hari nurani yang tinggi. Tak salah bila kemudian kini ia menjadi bagian penting dari Partai Hati Nurani Rakyat alias Hanura. Andi Mashar sudah memperlihatkan bukti itu.
“Namanya kita ini anggota dewan, wakil rakyat, saya kira wajar jika kami melakukan hal-hal semacam itu (menolong orang). Apalagi saya ini kader Hanura,” tukas anggota DPRD Bombana dari Dapil 3 yang meliputi, Kecamatan Poleang, Poleang Barat, Poleang Tengah dan Kecamatan Tontonunu.
Hal tersebut dilakukan, karena salah satu tugasnya adalah menjembatani aspirasi masyarakat. “Sebelum saya menjadi anggota dewan, saya tidak punya kapasitas untuk mengurusi keluhan masyarakat. Sekarang saya sudah dipilih oleh mereka. Tugas saya melayani dan menjembatani apa yang menjadi kebutuhan mereka kepada pihak eksekutif,” sambungnya.
Di Hanura, Andi Mashar adalah kader anyar. Di parlemen, statusnya pun debutan. Satu hal yang tak banyak diketahui orang adalah, selain sukses melenggang ke parlemen, ia juga secara gemilang tetap menjaga martabat Hanura di Bombana. Partai ini, sukses mempertahankan raihan satu kursinya di parlemen, seperti perolehan di Pemilu 2014 lalu. Istimewanya, ia malah mengalahkan incumbent, yang kebetulan bertarung di dapil yang sama dengannya.
Saat bertarung di Dapil 3, anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan suami istri almarhum Abdul Majid Mansa dan Hj Sitti Halija ini meraih 993 suara. Angka itu, setelah dikumulasikan dengan kader Hanura yang lain, sudah cukup untuk mengantarkan partai besutan Oesman Sapta Odang sebagai pemilik satu kursi di Dapil ini. Dan, Andi Masharlah pemiliknya.
Pilcaleg 2019 lalu, menjadi pertarungan edisi kedua bagi pria kelahiran Buton 1973 ini. Andi Mashar, sebelumnya pernah berikhtiar jadi anggota dewan di tahun 2014. Saat itu, ia maju di Dapil 2 yang masih menggabungkan Poleang Raya. Kursinya sampai 11. “Saya di Partai Gerindra saat itu,” tukasnya.
Sayangnya, keberuntungan belum memihak padanya. Modal 200-an suara yang mencoblosnya, sama sekali tidak cukup baginya untuk sampai ke gedung DPRD. Andi Mashar gagal dan kembali melanjutkan hidup seperti biasa. Lima tahun berlalu, Andi Mashar datang kembali ke gelanggang politik dengan lebih siap.
Pemilu 2019 ia memutuskan tampil lagi. Andi Mashar memanfaatkan peluang dengan dibaginya Dapil di Poleang. Partai yang dipilih adalah Hanura. Hasilnya tidak sia-sia, dia terpilih menjadi anggota dewan. Dia ikut bergabung setelah Ketua DPC Partai Hanura Bombana, Suritman, “meminangnya” untuk menjadi salah satu caleg di Dapil 3.
Pinangan ini disambut Andi Mashar. Namanya bersama Suritman, kemudian berada dalam daftar calon tetap anggota DPRD Bombana dari Dapil yang sama. Dari sinilah, perjalanan Andi Mashar hingga berada di DPRD Bombana. “Sempat ada sedikit dinamika saat saya menang di internal. Kekaderan saya di Hanura dipersoalkan. Tapi, setelah melalui serangkaian penyelesaian internal, kursi DPRD tetap jadi milik saya,” kenang Andi Mashar.
Sebelum berlembaga di DPRD Bombana, Andi Mashar menggeluti berbagai profesi. Saat menempuh pendidikan perguruan tinggi di kampus Unidayan Baubau tahun 1990-an misalnya, ia ternyata seorang pengusaha angkutan. Pria ini membuka usaha transportasi darat dari Baubau menuju Pasar Wajo, Buton.
Ada dua unit mobil yang dimiliki Andi Mashar saat itu. Ayah dua orang anak ini, bahkan kerap menjadi pengemudi untuk kendaraannya. “Dulu masih ada kapal kayu dari Kendari ke Baubau. Ada Ilolo Gading, Imalombasi, Bawakaraeng, Cahaya Alam dan Noer Alam. Biasanya tiba pagi di Baubau. Setiap subuh saya sudah antri di pelabuhan menunggu penumpang dari Kendari menuju Pasar Wajo. Sekitar tiga tahun saya tekuni profesi ini,” katanya, menukil kembali pengalaman hidupnya puluhan tahun lalu.
Usai menekuni profesi sopir angkot, Andi Mashar pulang ke kampung halaman orang tuanya di Poleang. Dia memulai aktivitas baru, yakni bisnis kayu. Profesi ini digeluti selama dua tahun. Keputusannya pulang kampung ternyata membawa rezeki buatnya. Ia mendapatkan jodohnya bernama Nurmiati, yang saat itu bertugas sebagai bidan desa di Kelurahan Boera. Mereka kemudian menikah di tahun 1996.
Setelah memutuskan berumah tangga, Andi Mashar terus melakukan usaha lain. Dia banting setir jadi pedagang hasil laut. Dia juga bahkan turut menangkap ikan dengan menggunakan kapalnya sendiri. Hasilnya, selain di jual di kalangan masyarakat lokal, juga di bawa ke provinsi tetangga yakni Sulawesi Selatan.
Usaha ini sebenarnya sudah dijalani Andi Mashar saat dia masih menempuh pendidikan di tingkat SMP dan SMA di Poleang. Saat itu, dia sering membantu usaha orang tuanya berdagang hasil laut. “Semua pekerjaan kita jalani asalkan halal,” katanya.
Kini setelah dua tahun berlembaga di DPRD Bombana, pria dengan titel Sarjana Sosial di belakang namanya ini, juga telah memperlihatkan kualitasnya. Andi Mashar tidak hanya mendatangkan berbagai proyek infrastruktur di Dapilnya, dia juga terlibat dan berperan memfasilitasi kegiatan-kegiatan sosial yang dibutuhkan masyarakat, khususnya mereka yang memiliki ekonomi terbatas dan sangat memberikan bantuan dari pemerintah.(***)
Nama : Andi Mashar
Tempat Tanggal lahir : Baubau 26 September 1970
Pendidikan :
SD Bambaea Poltim
SMP Boepiang
SMA Poleang
S1 Unidayan, 1994
Nama Istri : Nurmiati
Anak : 1. Andi Arum Aulia (P)
- Andi Muhammad Amirul Majid