Usung Tema “Terasi”, Tulisan Desy Arisandi dari Bombana Terpilih jadi Karya Terbaik

Pemateri penulisan konten, Andi Sangkarya Amir. Foto: Ist. 

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM – Workshop ekonomi kreatif sub sektor media, sesi pelatihan penulisan konten yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Sultra di Kabupaten Bombana berjalan menarik. Seperti yang sudah-sudah, peserta yang berasal dari kalangan milenial ini ditantang untuk membuat karya. Baik berupa ulasan terkait pariwisata maupun makanan khas, hingga kearifan local yang ada.

Satu karya terbaik pun berhasil dipilih oleh pemateri, dari peserta bernama Desy Arisandi dengan judul “Yang Bulat, Tapi Bukan Bola”. Konten ini mengulas bahan makanan terasi, yang selama ini begitu lekat dengan oleh-oleh khas Bombana.

Desi mengatakan, selama ini dirinya menyadari bahwa daerah seperti Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah merupakan daerah penghasil terasi. Namun belum banyak yang mengangkat tema terasi dalam bentuk tulisan.

Jika mendengar kata terasi, apa yang terlintas dalam pikiran Anda?

Yup, bumbu pelengkap masakan ini memang sangat identik dengan Kabupaten Bombana. Berbahan dasar udang kecil yang difermantasi, tak lengkap rasanya jika bumbu dapur berorama khas ini tidak tidak terpajang dalam rak dapur kita.

Adalah Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah. Dua dari kecamatan di Kabupaten Bombana yang terkenal sebagai sentra produksi terasi rumahan.

Didukung dengan potensi pesisir lautnya dengan hasil laut sebagai komoditas ekonomi unggulan, tak heran sangat mudah untuk mendapatkan bahan utama pembuatan terasi di sini.

Industri rumahan pembuatan terasi pun menjamur di kedua kecamatan ini. Sebut saja salah satunya Desa Lampopala, Kecamatan Rumbia. Saat Anda berada di kawasan ini, maka aroma khas ebi menguar menggelitik hidung.

Uniknya, berbeda dengan terasi yang diproduksi di kabupaten lain di Indonesia, adalah bentuk dari terasi Bombana ini. Jika kita sering menjumpai terasi dalam bentuk cetakan persegi, di Kabupaten Bombana, Anda akan menjumpai terasi dalam bentuk bulat menyerupai bola tenis. Kalau masyarakat lokal biasa menyebutnya terasi bola-bola.

Terasi bola-bola dijual dengan kisaran harga Rp 10.000 sampai Rp 15.000 tergantung dari besaranya.

Belakangan pelaku industri pembuatan terasi juga melakukan inovasi dengan melahirkan produk terasi bubuk. Selain aromanya lebih kalem dibanding terasi padat bola-bola, terasi bubuk juga lebih praktis dan mudah digunakan. Untuk terasi bubuk dijual dengan kisaran harganya Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per bungkus, tergantung dari ukuran kemasan.

Soal rasa jangan ditanya, dengan bahan udang lokal segar, terasi Bombana berani mengajak lidah Anda berfantasi. Tidak percaya?? Eitss, mari buktikan sendiri!

Karya terbaik dari Desy ini dipilih karena sangat menginspirasi sekaligus ikut mengeksplor secara baik keunggulan atau kekhasan daerah Bombana. Hal ini termasuk yang diharapkan pihak Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bombana melalui Sekretaris Dispar Andi Baso.

“Mundah-mundahan setelah kegiatan, peserta bisa mengaplikasikan di lapangan (ilmunya) sehingga pariwisata di Bombana bisa tumbuh dan berkembang. Kami mengapresiasi kegiatan ini,” jelasnya.

Pelatihan penulisan konten diisi oleh jurnalis senior, Andi Sangkarya Amir. Banyak hal diajarkan pemateri selama kegiatan itu, di antaranya bagaimana menulis konten, komposisi dalam menulis konten, bagaimana cara mengangkat potensi daerah melalui konten. Dari karya-karya peserta, beberapa dijadikan bahan evaluasi melalui sesi diskusi. (Adv)

Bombanamilenial bombanaterasi bombanaTulisan Desy Arisandi dari Bombana Terpilih jadi Karya TerbaikUsung Tema "Terasi"