Profil Amiadin, Anggota DPRD Bombana : Tangguh Empat Periode, Tanpa Lawan Sebanding

Amiadin, SH Anggota DPRD Bombana

Setahun setelah Kabupaten Bombana berdiri, tepatnya di tahun 2004, daerah itu juga punya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Anggotanya berjumlah 25 orang, hasil Pemilu di tahun yang sama. Salah satu diantara legislatornya itu ada nama Amiadin. Ia adalah penghuni parlemen dari daerah pemilihan (Dapil) Pulau Kabaena dengan Partai Indonesia Baru (PIB) sebagai kendaraan politiknya.

18 tahun berlalu, para politisi penghuni parlemen Bombana telah berganti wajah. Tapi tidak dengan Amiadin. Ia tetap ada di gedung itu, sebagai anggota dewan. Rakyat selalu memberinya amanah. Empat edisi Pemilu, Amiadin sulit tertandingi di Kabaena. Lima kursi yang disediakan di Dapil Kabaena, salah satunya selalu menjadi miliknya. Padahal, ia sudah berganti partai politik.

Itu berarti, sudah empat periode pria yang lahir pada tahun 1973 itu menjadi anggota dewan. Pertama di tahun 2004-2009, lalu 2009-2014, kemudian 2014-2019 dan kini ia kembali terpilih untuk periode 2019-2024. Bila di dua periode pertamanya ia bersama PIB, maka di dua edisi Pemilu terakhir, Amiadin tercatat sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus sebagai Ketua DPC PPP Bombana.

Uniknya, meski sudah berkali-kali ikut bertarung sebagai Caleg, bahkan berganti Parpol, Amiadin malah mengumpulkan dukungan yang kian banyak. Suara rakyat yang memilihnya bertambah tiap Pemilu. Tahun 2004 misalnya, hanya ada 500-an warga Kabaena yang memilihnya. Lima tahun berikutnya, atau di Pemilu 2009 malah naik jadi 600-an.

Kala ikut kontestasi serupa di tahun 2014, pemilihnya bertambah menjadi 905 orang. Sedangkan dua tahun lalu, saat Pemilu 2019, Amiadin mendulang dukungan yang jauh lebih besar yakni 1.387 suara. “Alhamdulillah, saya sekarang sudah periode keempat. Ini bukti jika masyarakat masih percaya dan membutuhkan saya sebagai jembatan aspirasi mereka,” kata Amiadin kepada Nuryadi, wartawan lenterasultra.com yang mewawancarainya, Jumat (3/12/2021).

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bombana ini punya trik sehingga dia masih bisa duduk di DPRD empat periode berturut-turut dengan jumlah suara yang terus menanjak. Yang pertama dilakukan setelah terpilih, Amiadin mendatangi dan berinteraksi dengan konstituen yang telah memilihnya. Dia meyakinkan basisnya, jika keberadaannya di DPRD adalah representasi perwakilan masyarakat khususnya dari Dapil Kabaena.

Amiadin, SH Anggota DPRS Bombana dari Dapil Kabaena

Selain itu, dia juga melakukan pendekatan kepada masyarakat atau keluarga yang tidak memilihnya saat Pilcaleg. Mereka juga diberi pemahaman terkait keberadaannya di DPRD Bombana. “Setelah terpilih saya tetap komunikasi, baik mereka yang pilih saya atau tidak. Saya dekati mereka, saya sampaikan pentingnya ada keluarga di DPRD.  Dari sini, mereka paham dan perlahan-lahan menjadi basis massa saya yang riil. Dengan begitu, jaringan juga bertambah luas,” kata Amiadin.

Ini memang bukan pepesan kosong. Di Pulau Kabaena, khususnya di wilayah Timur dan Tengah yang menjadi basis utama Amiadin, cerita tentang kebaikan dan ringan tangannya sang politisi memang sudah sering terdengar. Bila ada kerabat yang datang ke ibukota kabupaten, dan butuh pertolongan, ia sama sekali tidak pernah keberatan mengulurkan tangan.

Demikian pula saat ke kampung. Amiadin sama sekali tidak elitis. Ia berkeliling menyerap aspirasi, berdiskusi tanpa sekat dengan warga, meriung di balai-balai sembari menyesap kopi. “Saya ini orang kampung. Lucu rasanya jika saya membuat batas dengan orang di kampung, hanya karena saya ini anggota DPRD. Saya ini kawan, orang tua, adik dan juga kakak bagi semuanya,” tukasnya.

Selama empat periode di DPRD, langkah Amiadin sebenarnya tidak selalu mulus. Saat tampil di periode pertama, misalnya. Dia kesulitan mencari calon anggota legislatif, yang siap mendampinginya. Warga yang diajak menolak bergabung di PIB, karena kendaraan politiknya itu dinilai masih partai baru dan disangsikan untuk menang.

Akibat tak ada yang berminat mendampinginya sebagai Caleg, terpaksa dia memasukan keluarganya sebagai caleg termasuk istrinya, Etriyana Rumbayan. Namun Amiadin berhasil membuktikan kemampuannya. Dia menjadi satu-satunya Pilcaleg 2004 yang lolos dari PIB. Basis suara kemenangannya, semua dari lingkaran keluarganya.

Di periode kedua juga begitu. Saat dia dinyatakan sebagai pemenang di Pilcaleg 2009, kemenangannya digugat di Mahkamah Konstitusi oleh tokoh-tokoh politik ternama saat itu serta dari partai besar dan berkuasa. Namun, rintangannya berhasil dilalui dan dia kembali duduk di DPRD Bombana meski hanya meraih kursi terakhir.

Sementara untuk maju di periode ketiga, Amiadin tidak lagi bersama bendera PIB yang membawanya dua periode di DPRD Bombana. Partai itu tidak lolos verifikasi factual hingga gagal ikut pemilu 2014. Amiadin kemudian mencari perahu baru. Bertepatan dengan itu, Syarifuddin, ketua DPC PPP Bombana saat itu meminang dirinya bergabung.

Amiadin bersama warga Kabaena Timur berfoto bersama usai penentuan titik nol jalan rigid beton Dongkala – Tapuhaka km

Tanpa berpikir panjang Amiadin langsung menerima lamaran tersebut. Pertimbangannya, selain PPP merupakan partai besar, partai ini juga memiliki keterwakilan di DPR RI. PPP dimata Amiadian, sesuai dengan jiwa dan hati nuraninya dan memiliki peluang besar di Dapil Kabaena. Selain itu, komposisi Caleg yang diajukan PPP di Pilcaleg 2014 bagus dan tidak memerlukan kerja keras untuk tampil lagi.

Hasilnya sesuai prediksinya. Namanya kembali diutus di DPRD Bombana periode 2014-2019. Amiadin menempati kursi keempat dari lima calon menuju kursi parlemen Bombana. Tidak hanya itu, dari Dapil Rumbia dan Poleang, PPP juga mengutus masing-masing satu wakilnya. Dengan meraih tiga kursi, maka posisi wakil ketua di DPRD Bombana di periode itu, juga menjadi jatah PPP. Amiadin yang ditunjuk sebagai unsur pimpinan dari PPP.

Sementara di periode keempat, Amiadin yang sudah paham seluk beluk kontestasi lokal, tak lagi bekerja sengotot sebelumnya. Pengalaman mengajarkannya untuk menyusun strategi efektif. Belum lagi dukungan publik dan para konstituen loyalnya memudahkannya bertarung. Amiadin kemudian mulus, dan sekali lagi kembali ke gedung parlemen. Modalnya 1.387 suara dengan basis utama di tanah kelahirannya, yakni Kabaena Timur.

Setelah 18 tahun menjadi wakil rakyat, sudah tak terhitung lagi kontribusi politiknya bagi Daerah Pemilihan dan konstituennya di Pulau Kabaena. Namun untuk dua tahun keberadaannya di periode keempat, ada berbagai program yang sudah dimasukan. Diantaranya, pembangunan jalan rigid beton Dongkala-Tapuhaka sebesar Rp7,3 Miliar.

Perjuangan proyek ini dinilai cukup melelahkan baginyam karena membutuhkan perjuangan dua tahun baru bisa diakomodir. Bantuan sosial juga turut diberikan. Diantaranya, bantuan kapal fiber untuk nelayan. Bantuan ini sangat diapresasi masyarakat, karena selama ini, mereka tidak pernah tersentuh untuk menerima bantuan. Ada lima kelompok melayan di Kabaena Timur yang menerima bantuan tersebut. Kemudian pekerjaan perpipan untuk saluran air bersih di Wumbuboro. “Banyak yang sudah saya lakukan. Silakan masyarakat Kabaena menilainya sendiri,” katanya.

Untuk diketahui, politik sebenarnya bukanlah jalan hidup yang pernah dicita-citakan Amiadin. Semenjak kecil, ia sangat terinspirasi menjadi seorang prajurit TNI. Angan-angannya itu ia rintis dengan serius setelah menamatkan pendidikan SMA di Baubau, tahun 1992 lalu. Impiannya itupun sukses ia rengkuh. Pakaian loreng hijau bertahun-tahun ia kenakan, setelah menyandang status sebagai anggota TNI Angkatan Darat (AD).

Tapi takdir berkehendak lain. Dengan alasan tertentu, pada akhirnya dengan berat hati ia harus meninggalkan statusnya, dan keluar dari keluarga besar TNI AD. Ia rupanya harus menjalankan skenario Tuhan yang berbeda, yakni menjadi seorang politisi. Tahun 2002 lalu, ia diminta mertuanya bernama Nelwan Rumbayan, yang saat itu menjadi Ketua Partai Indonesia Baru (PIB) Buton, untuk menakhodai PIB di Kabaena.

Dari sinilah jalur hidupnya berubah. Pemilu tahun 2004 lalu, ia mengajukan diri menjadi calon anggota legislatif dari Dapil Kabaena. Pria kelahiran Dongkala, Kabaena Timur, 7 Juni 1973 ini cukup pandai mengambil hati rakyat. Setidaknya, sesuai hitungan KPU Bombana, partainya mengantongi 920 suara sah, dan itu cukup baginya sebagai tiket untuk duduk menjadi anggota DPRD Bombana, periode 2004-2009. Usianya ketika itu relatif masih sangat muda.

“Selain ada sedikit bakat di politik, dukungan istri dan keluarga menjadi pilihan saya untuk memantapkan diri di politik,” kata Amiadin. Amiadin yang lahir dan besar di Kabaena Timur, lalu menikah dengan wanita dari Kabaena Barat, yang punya jaringan keluarga besar, benar-benar menjadi modal politik penting baginya sehingga ia mulus melenggang ke gedung parlemen.

Di dewan, Amiadin dikenal memiliki sikap bersahaja, tenang, dan dekat dengan semua kalangan. Maklum sifat dan citra positif seperti itu, sudah ia dapatkan sejak kecil dari orang tuanya. Dia juga terkenal sebagai figur yang luwes, namun tegas dalam mempertahankan nilai-nilai yang dianggap benar. Jiwa sosial yang tinggi dan kemampuannya menangkap kondisi sekitar menjadikannya sebagai sosok yang banyak memiliki ide untuk dituangkan dalam berbagai kegiatan yang berguna.

Karena sikap dan perilakunya yang dikenal baik di masyarakat, langkah Amiadin untuk menjadi anggota DPRD Bombana periode kedua yakni saat Pemilu 2009 lalu, kembali mulus. Hebatnya lagi, ia masih setia dengan partai awalnya yang “berganti baju” menjadi Partai Perjuangan Indonesia Baru (perubahan nama PIB). Tapi masyarakat Kabaena, terutama di Dongkala,  Tapuhaka dan Ulungkura, tak terlalu peduli dengan partai, karena mereka menyukai figur Amiadin.

Pengalamannya hampir satu dekade melayani masyarakat di gedung DPRD, menjadi motivasi suami Etriyana, R ini, untuk lebih berguna lagi bagi masyarakat luas. Hal ini pulalah yang memberikan pengaruh besar dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Tidak heran jika ia begitu antusias terhadap setiap bentuk aspirasi yang disampaikan di dewan.

Bagi Amiadin, rakyat mesti menjadi prioritas utama, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab moril yang melekat pada diri setiap wakil rakyat. Fungsi dan tugas DPRD yang meliputi legislasi, penganggaran dan pengawasan haruslah didudukan secara ideal, sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat yang diwakili.(***)

Bio Data

Nama   : Amiadin SH

Tempat tanggal lahir  : Dongkala, 7 Juni 1973

Pekerjaan  : Anggota DPRD Bombana periode 2019-2024

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Kasipute, Kecamatan Rumbia Nama Istri : Etriyana Rumbayan

Anak :     1. Ahmad Sutejo Eriadi

Pendidikan :

SD 1 Tapuhaka,

SMPN 1 Kabaena Timur, 1982

SMAN 2 Baubau, 1992

Unsultra, 2006

Pekerjaan : Anggota DPRD Bombana 2019-2024

 

AmiadinBombanaperiode 2019-2024Profil anggota DPRDSH