Waspada Ancaman Omicron, Pemerintah Imbau Tetap Kencangkan Prokes

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro. Foto: Ist.

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Munculnya variant of concern omicron menyedot perhatian dan menggerakkan langkah antisipasi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro mengatakan, banyak hal yang sudah dan belum diketahui tentang varian baru ini. Namun yang pasti, masyarakat diimbau tetap menjaga protokol kesehatan dan menyegerakan vaksinasi guna mengoptimalkan proteksi. Pemerintah Indonesia juga telah melakukan berbagai upaya antisipasi, termasuk pemberlakukan pembatasan perjalanan dari negara-negara yang terdeteksi varian omicron ini.

“Jadi hal awal yang kita ketahui adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah pandemi, semua respon dan antisipasi dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan kesigapan tingkat tinggi di segala bidang,” ujar Reisa dalam siaran pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Rabu (01/12/2021).

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa respon pandemi memang harus berbasis ilmu, berbasis sains, dan temuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Reisa juga menjelaskan hal lain yang diketahui dengan pasti, adalah bahwa semua virus bermutasi. Begitu pula SARS-CoV-2 sebagai anggota keluarga corona virus, yang terus bermutasi sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019.

Namun demikian, Reisa tidak memungkiri masih banyak hal yang belum diketahui tentang varian virus ini. WHO mengatakan belum jelas apakah omicron lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya. Ahli epidemiologi Afrika Selatan juga mengatakan, bahwa tidak cukup data yang dikumpulkan untuk menentukan implikasi klinis omicron dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Dikatakan Reisa, para ahli menyatakan bahwa lebih banyak informasi akan tersedia dalam beberapa hari atau beberapa minggu mendatang. Bersamaan dengan itu, mereka juga meningkatkan kerja sama dalam mempelajari bagaimana mutasi omicron berdampak kepada manusia.

“Namun satu hal lagi yang sudah pasti. WHO menyarankan warga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia melindungi diri, keluarga dan orang tercinta mereka dengan memutus penyebaran Covid-19,” tegas Reisa.

Caranya, dengan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, dan selektif bepergian. Selain itu, ia juga mengingatkan untuk memperhatikan ventilasi ruangan, sanitasi dan kebersihan.

“Jangan keluar rumah apabila sakit, pastikan tetap di rumah, dan segera dites. Apabila hasil positif namun gejala ringan, isolasi mandiri yang benar akan mempercepat kesembuhan,” lanjutnya.

Kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa setidaknya ada empat hal yang menjadi perhatian bila ada varian baru dari Covid- 19. Empat hal ini diantaranya transmisi atau tingkat penularannya, virulensi atau tingkat keparahannya, efektivitas tata laksana atau respon pengobatan, serta proteksi vaksin.

“Omicron diduga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi serta kemampuan untuk menghindar dari kekebalan tubuh kita. Namun tidak ada bukti dalam peningkatan keparahan, terutama pada individu yang telah divaksin, serta deteksi virus melalui pemeriksaan laboratorium saat ini masih sangat efektif,” beber Nadia.

Nadia menjelaskan, per 30 November 2021, sebanyak 20 negara melaporkan pertambahan kasus omicron dan kemungkinan terus bertambah. Namun ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap melakukan berbagai upaya seperti disiplin protokol kesehatan serta percepatan cakupan vaksinasi.

Reporter: Roro

Editor: Wulan

ayo vaksinjaga prokesPemerintah Imbau Tetap Kencangkan ProkesProkesSultraWaspada Ancaman Omicron