JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Industri Smelter Nikel di Sulawesi ditarget menjadi pasar potensial untuk gas bumi di Indonesia. Melansir dari asiatoday.id, berdasarkan kalkulasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), akan ada tambahan permintaan gas bumi sekitar 2.000 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dari smelter pengolahan nikel yang akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik.
“Industri smelter nikel di Sulawesi pasti membutuhkan gas lebih dari 2.000 MMscfd, karena nikel banyak di sana, dan kita mau produksi baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle),” kata Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Handoko dalam keterangan persnya di The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021, Senin (29/11/2021).
Produksi dari Tangguh Train 3 dinilai bisa menjadi salah satu sumber pasokan yang dapat digunakan oleh smelter tersebut, mengingat tidak ada jaringan infrastruktur gas yang tersedia dari lapangan migas di sekitar lokasi smelter. Untuk menampung LNG tersebut diperlukan floating storage regasification unit (FSRU) agar bisa mengamankan pasokan gas.
“Jadi mau tidak mau yang di Sulawesi itu di-deliver gasnya tidak lewat gas pipa, karena memang tidak ada lapangan migas di sana, mau tidak mau harus pakai LNG,” jelas Arief. (ATN)