Imbas Pandemi, Visi Ekonomi Kreatif jadi Tulang Punggung Kebangkitan Pariwisata di Sultra

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Syamsinar. Foto: Ist.

MUNA, LENTERASULTRA.COM – Dampak pandemi Covid-19 mau tak mau merembet ke sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun pemerintah juga tak tinggal diam. Selama dua tahun digempur pandemi, pemerintah dan semua elemen masyarakat bertindak untuk memulihkan sektor unggulan daerah tersebut.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Syamsinar mengatakan, pandemi Covid-19 membuat penurunan yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata Sultra. Data menunjukkan wisatawan nusantara sebesar 2,538,711 pada 2019, mengalami penurunan menjadi 877,366 pada 2020. Sedangkan wisatawan mancanegara tercatat 17,843 pada 2019, atau turun menjadi 832 pada 2020.

“Ini pekerjaan rumah kita untuk meningkatkan sektor pariwisata. Namun dari penurunan itu, diprediksi kembali menggerakkan ekonomi menjadi lebih baik dan bersifat kolaborasi,” ucapnya pada workshop ekonomi kreatif subsektor media, penulisan konten dan fotografi pariwisata di Kabupaten Muna, Jumat (19/11/2021).

Untuk itulah kini dibentuk visi ekonomi kreatif sebagai tulang punggung kemajuan pariwisata di wilayah Sultra yang berorientasi pada produk lokal, daya saing, dan pembangunan ekonomi daerah. Dalam mewujudkan target tersebut, pihaknya akan melakukan pembangunan ekosisten dan pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif serta membangun kelembagaan dalam upaya memaksimalkan peran stakeholders melalui mekanisme kolaborasi dan sinergitas.

Selain itu, Dispar Sultra memiliki empat program prioritas kolaborasi pembangunan pariwisata periode 2018-2023. Empat program ini diantaranya pembangunan daya tarik pariwisata melalui peningkatan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata, pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan ekosistem dan pelaku ekonomi kreatif, peningkatan SDM pariwisata melalui pendidkan, pelatihan, sertifikasi kompetensi SDM industri dan masyarakat, serta promosi pariwisata daerah melalui sosial media, parketplace, dan event.

Sementara workshop ekonomi kreatif sub sektor media, penulisan konten dan fotografi pariwisata yang digelar di enam titik tersebut menjadi bagian dari pengembangan sektor pariwisata sebagaimana yang diprioritaskan Dispar Sultra.

“Misi ekonomi kreatif Sultra, yakni menjadi tulang punggung memajukkan pariwisata Sultra yang berorientasi pada produk lokal. Jadi produk lokal 17 kabupaten/kota dan daya saing yang akan dibungkus dengan pembangunan ekonomi daerah,” jelas Syamsinar.

Sementara itu, Kepala Dispar Kabupaten Muna, Amiruddin Ako mengatakan, pengelolaan destinasi pariwisata di wilayah setempat membutuhkan kreativitas dari kalangan milenial. Cukup dua langkah, yaitu menulis konten dan fotografi pariwisata sudah membantu pemerintah dalam mempromosikan pariwisata Muna di mata nasional maupun mancanegara.

“Pengelolaan destinasi wisata kita di Muna harus dikelola oleh orang yang jago fotografi, kemudian jago menarasikan konten sehingga menjadi produk pariwisata yang menarik. Maka dari itu, pelatihan ini penting untuk memajukan pariwisata kita, sehingga promosinya akan lebih maksimal. Situasi saat ini, tidak ada pariwisata yang tidak masuk dalam dunia digital dan pariwisata itu adalah industri, untuk mempromosikannya adalah lewat dunia digital baik itu website, blog, Facebook, Instagram, Twitter dan lainnya demi kemajuan pariwisata Muna,” bebernya.

Workshop ekonomi kreatif subsektor media, penulisan konten dan fotografi pariwisata kerja sama Dispar Sultra ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal Lulo Pedia, Website lulopedia.tv, Facebook Ekraf Dispar Sultra, dan Instagram ekraf_disparsultra.

Reporter: Ilma

Editor: Wulan

ekonomi kreatifimbas pandemiMilenialMunaVisi Ekonomi Kreatif jadi Tulang Punggung Kebangkitan Pariwisata di Sultra