JAKARTA, LENTERASULTRA.COM- Setelah dua hari dua malam duduki mes Pemprov Sulawesi Tenggara (Sultra), 80-an mahasiswa dan mahasiswa asal Sultra yang kuliah di Jakarta meninggalkan kantor perwakilan di jalan Sumenep. Puluhan putra-putri Bumi Anoa ini bubar, setelah Kepala Biro Organisasi Pemprov Sultra, Adi Yusuf Tamburaka yang kebetulan hendak nginap di mes tersebut menemui mereka.
“Sabtu (13/11/2021) malam sekitar pukul 10.00 (22.00 WIB) kawan-kawan mahasiswa meninggalkan mes di Sumenep. Kami bersedia bubar, karena kepala biro organisasi datang di mes (kantor perwakilan Pemprov Sultra di Sumenep) menemui kami malam itu (Sabtu malam) dan bersedia menyampaikan aspirasi kami kepada Gubernur,” kara Irjal Ridwan salah satu mahasiswa yang menduduki mes Sultra di jalan Sumenep, kepada wartawan lenterasultra.com, Minggu (14/11/2021).
Padahal sebelum dia dan kawan-kawannya bubar, tidak ada satupun staf apalagi pejabat yang menemui mereka. Namun begitu Adi Yusuf Tamburaka datang, Kepala Biro Organisasi ini langsung mengajak mahasiswa masuk di mes, kemudian berdiskusi dan mendengar aspirasi dan tuntutan mereka.
Setelah itu, mahasiswa menyerahkan tuntutan serta surat berisi nama-nama dan foto kopi Kartu Tanda Penduduk 130-an mahasiswa yang kuliah di Jakarta dan mengharap bantuan pendidikan dari Gubernur Ali Mazi. Irjal bersama kawan-kawannya kemudian mengemas tas berisi pakaian yang dibawa selama menduduki mes di Sumenep. “Sebelum tinggalkan mes, kami bersihkan sampah-sampah yang ada selama kami duduki. Adi Yusuf juga menanggung seluruh biaya akomodasi dari mes ke asrama mahasiswa di Rawamangun,” kata Irjal.
Pelaksana tugas (PLT) Kepala Biro Organisasi Pemprov Sultra, Adi Yusuf Tamburaka membenarkan jika dirinya menemui puluhan mahasiswa saat menduduki kantor perwakilan Sultra di Sumenep.
Adi Yusuf bilang, pertemuan itu tidak disengaja. Ceritanya, usai meninggalkan tempat pendidikan dan latihan kepimpinan tingkat 2, dia menuju ke Jakarta untuk persiapan terbang ke Kendari Senin dinihari (15/11/2021).
Saat sampai di ibukota negara, pejabat Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) ini memutuskan singgah di kantor perwakilan Sultra di Jalan Sumenep. Tiba di mes Pemprov Sultra, Adi Yusuf melihat puluhan mahasiswa berada di teras hingga basement mes.
Saat mengetahui, mereka sudah dua hari menduduki kantor perwakilan, Adi Yusuf mengajak masuk mahasiswa di ruang tamu. “Didalam kantor perwakilan kami berdiskusi secara kekeluargaan, persuasif dan menerima aspirasi mereka,” katanya.
Menurut Adi Yusuf, mahasiswa ini menduduki kantor perwakilan di Jakarta karena merasa tuntutan mereka berupa bantuan biaya pemondokan dan pendidikan yang terkatung-katung selama pandemi Covid-19 bisa dibantu Pemprov Sultra. Padahal tuntutan itu, sudah diajukan setahun lalu, dan belum ada realisasi hingga dipenghujung akhir tahun 2021 ini.
“Pada intinya mereka ini terjepit masalah pemondokan dan biaya kuliah. Mereka minta ada bantuan, minimal satu tahun saat terjadi pandemi Covid-19,” kata Yusuf. Tuntutan para mahasiswa ini, diterima Adi Yusuf dan dia berjanji akan meneruskan hal itu kepada atasannya, Gubernur Ali Mazi.
Sesuai laporan yang diterima Adi Yusuf, sekitar 130-an mahasiswa perwakilan dari 17 kabupaten dan kota di Sultra yang meminta bantuan biaya pendidikan di Jakarta. Selama ini, seratusan mahasiswa itu tinggal di daerah Rawamangun dengan menempati 3 asrama. Minggu (14/11/2021), Adi Yusuf menyempatkan diri melihat langsung pemondokan 130 mahasiswa ini. Para mahasiswa ini ternyata tinggal dalam satu lingkungan yang sama.
“Ada tiga asrama yang ditempati. Semua mahasiswa asal Sultra. Dari tiga asrama ini, ada untuk putra dan ada untuk putri. Memang mereka terjepit ekonomi selama pandemi Covid-19. Insya Allah saya mencoba menyampaikan aspirasi mahasiswa ini kepada gubernur selaku pimpinan saya, begitu tiba di Kendari,” ungkap Adi Yusuf Tamburaka.
Penulis : Kenzou
Editor : Nuryadi