Sektor Hulu Migas Indonesia Catat Penerimaan Rp133 Triliun per September

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) Indonesia mencatat, hingga September 2021 penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai USD9,53 miliar atau sekira Rp133,42 triliun.

Raihan angka itu mencapai 131% dari target sebesar USD7,28 miliar. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pertumbuhan penerimaan dari sektor hulu migas yang meningkat itu salah satunya didorong oleh meningkatnya harga minyak dan efisiensi yang dilakukan perusahaan migas.

“Realisasinya sudah mencapai USD9,53 miliar atau 131% dari target satu tahun,” ujar Dwi dalam ketarangan pers, Selasa (19/10/2021).

Dwi menjelaskan, harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada September 2021 mencapai USD72,20 per barel. Sementara harga Brent rata-rata USD74,88 per barel, dan WTI USD71,54 per barel.

“Terjadi kenaikan harga minyak dunia, bahkan harga gas juga. Kami prediksi bahwa harga ini akan mengalami penyesuaian ke depan ketika musim panas di tahun depan. Kami perkirakan akan kembali pada posisi yang selalu kita pakai pada dasar perhitungan, yaitu di USD60-65 per barel,” jelasnya dikutip dari asiatoday.id.

Lebih lanjut, Dwi mengatakan realisasi investasi di sektor ini hingga September 2021 mencapai USD7,9 miliar atau 64 persen dari target sebesar USD12,38 miliar.

“Mudah-mudahan aktivitas akhir tahun yang lebih agresif bisa mendekati target investasi yang dicanangkan,” tambah Dwi.

Dwi juga menjelaskan ada 12 proyek hulu migas yang berhasil onstream pada Januari–September 2021. Hal itu membuat SKK Migas optimistis realisasi proyek yang onstream tahun ini bisa melebihi target yang telah ditetapkan.

Dari 12 proyek tersebut, total investasi yang dilakukan mencapai US$1,5 miliar, atau 53 persen dari total nilai investasi yang ditargetkan sepanjang tahun ini.

“12 proyek yang sudah onstream dari 15 proyek yang diproyeksikan. Investasinya US$1,5 miliar dari target US$2,92 miliar. Tambahan produksi 18.468 bopd dan 489 Mmscfd dari 12 proyek yang sudah mulai onstream,” ujarnya.

Adapun, proyek-proyek yang telah onstream tersebut adalah Lematang Compression oleh Medco E&P Lematang, EOR Jirak oleh Pertamina EP, North Area oleh Jindi South Jambi Block B, EPF Belato 2 oleh Seleraya Merangin Dua, dan WB Nag Compression oleh PetroChina Jabung Ltd. Kemudian, KLD oleh PHE ONWJ, SP Akasia Bagus oleh Pertamina EP, Merakes oleh Eni East Sepinggan, Gas Supply to RU-V oleh Pertamina Hulu Mahakam, Sidayu oleh Saka Indonesia Pangkah Ltd., West Pangkah oleh Saka Indonesia Pangkah Ltd., dan Upgrade Bangadua oleh Pertamina EP.

Sementara itu, terdapat 3 proyek yang saat ini masih berjalan adalah SP Bambu Besar (Asso) oleh Pertamina EP, Jambaran Tiung Biru oleh Pertamina EP Cepu, dan Bukit Tua Phase 3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd. Apabila ketiga proyek tersebut bisa onstream tahun ini, maka total proyek yang selesai adalah sebanyak 15 proyek atau mencapai 125 persen dari target yang ditetapkan pada 2021, yakni 12 proyek. (ATN)

Indonesiamigas indonesiaSektor Hulu Migas Indonesia Catat Penerimaan Rp133 Triliun per September