JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pandemi global Covid-19 berdampak besar terhadap maskapai penerbangan jarak jauh Malaysia AirAsia X, (AirAsia Group). Pasalnya, maskapai milik taipan Malaysia Tony Fernandes itu mengalami kerugian MYR 24,6 miliar atau setara Rp 84 triliun pada kuartal II 2021.
Nilai tersebut menjadi kerugian kuartal terbesar yang pernah dialami perusahaan. Tercatat pada tahun lalu, kerugian yang dialami AirAsia X adalah MYR 305 juta (Rp 1 triliun). Sebagaimana dilaporkan Forbes, Rabu (13/10/2021), pembatasan perjalanan untuk menghentikan laju penyebaran COVID-19 menjadi penyebab utama AirAsia X merugi. Ini disampaikan perusahaan dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Malaysia.
Kerugian diperparah karena adanya biaya provisi sebesar MYR 23,8 miliar atau Rp81,3 triliun kepada kreditor. Perusahaan mengalami default atau gagal bayar sesuai dengan kontrak yang ditetapkan.
“Kewajiban kontraktual yang menghasilkan provisi akan dibebaskan setelah berhasil menyelesaikan latihan restrukturisasi utang yang diusulkan,” jelas manajemen AirAsia X dikutip dari asiatoday.id.
Maskapai penerbangan ini telah melakukan negosiasi dengan kreditur. Tujuannya untuk merestrukturisasi utang di tengah meningkatnya kerugian akibat pandemi.
Perusahaan juga mempertimbangkan pengembalian sejumlah armada kepada lessors untuk menghentikan penerbangan yang tidak menguntungkan dan fokus kepada rute-rute tertentu.
Oleh karena itu, AirAsia Group beralih ke dalam bisnis digital untuk mengatasi kerugian karena pembatasan perjalanan dan permintaan kargo yang menurun. Fernandes dan mitra bisnisnya, Kamaruddin Meranun, mengambil alih AirAsia pada 2001 untuk menciptakan maskapai dengan biaya rendah. Harapannya perjalanan lewat udara menjadi lebih terjangkau.
Diketahui Fernandes keluar dari daftar 50 orang terkaya Malaysia pada tahun ini. Ia memiliki minat di bidang perhotelan, asuransi, dan pendidikan. (ATN)