JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dipandang sebagai sosok pemimpin jenius dan paling efektif di dunia. Pandangan itu datang dari Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani.
Pandangan sang profesor terhadap Jokowi dipaparkan di dalam artikel bertajuk ‘The Genius of Jokowi’. Terbit di Project Syndicate, sebuah media nirlaba berfokus pada isu internasional, pada 6 Oktober 2021.
“Ketika pemerintah Afghanistan runtuh baru-baru ini, seluruh dunia menyaksikan. Tetapi ketika Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar, menghasilkan pemimpin yang dipilih secara demokratis paling efektif di dunia saat ini –,Presiden Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi, hampir tidak ada orang di luar nusantara yang mengetahui ceritanya,” imbuh Profesor Mahbubani dikutip dari asiatoday.id.
“Kisah itu semakin luar biasa karena Jokowi sukses di salah satu negara paling sulit di dunia untuk diperintah,” tuturnya.
Indonesia membentang 5.125 kilometer dari timur ke barat, membuatnya lebih luas dari benua Amerika Serikat, dan terdiri dari 17.508 pulau. Selain itu, hanya sedikit negara besar yang dapat menandingi keragaman etnisnya.
“Ketika ekonomi Indonesia menyusut 13,1 persen pada tahun 1998 sebagai akibat dari krisis keuangan Asia, banyak pakar meramalkan bahwa negara akan runtuh, seperti Yugoslavia,” jelas Mahbubani.
Dengan latar belakang ini, Jokowi telah melakukan lebih dari sekadar memerintah secara kompeten. Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya.
“Sementara untuk Jokowi, capres dan cawapres yang dikalahkanya dalam pemilihannya kembali pada 2019 –,Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno,– kini menjabat di kabinetnya (masing-masing sebagai menteri pertahanan dan menteri pariwisata),” ulas tulisan dari Mahbubani.
“Seperti yang dia katakan kepada saya dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman. Untuk itu, pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya Omnibus Law tahun lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru,” tandasnya. (ATN)