JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Indonesia mulai bersiap menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, tahun depan. Selain teknis, Pemerintah Indonesia juga sudah mempersiapkan beragam souvenir untuk para delegasi KTT G20, salah satunya kain tenun Gringsing yang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif khas Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali.
Selain sebagai bentuk promosi agar Kain Tenun Gringsing semakin dikenal dunia, hal ini diharapkan memberikan dampak ekonomi yang besar dengan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat desa wisata Tenganan Pegringsingan.
“Desa wisata Tenganan Pegringsingan ini menerapkan konsep community based tourism, kita datang ke sini untuk menghadirkan solusi,” kata Sandiaga, Sabtu (25/9/2021).
Kain Tenun Gringsing adalah salah satu warisan budaya kuno Bali yang masih bertahan sampai saat ini. Kain ini dikenal dengan proses pembuatannya yang rumit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses tenunnya membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Untuk motif ikat gandanya, memerlukan waktu yang lebih lama. Karenanya kain ini memiliki harga jual cukup tinggi.
Dalam proses pewarnaannya, kain gringsing tidak bisa memiliki warna yang pekat dan tahan lama apabila tidak diberi warna yang dihasilkan oleh minyak kemiri.
“Nantinya kain-kain yang dihasilkan masyarakat akan dijadikan souvenir bagi delegasi KTT G20,” ujar Sandi dikutip dari asiatoday.id.
Sandiaga menjelaskan pihaknya juga akan berupaya mendorong kain tenun Gringsing dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda (Intangible cultural heritage) oleh UNESCO. Mempertimbangkan kain gringsing merupakan satu-satunya tenun ikat ganda dari Indonesia.
Menparekraf mengatakan pihaknya juga akan memberikan pendampingan bagi masyarakat. Sehingga produk-produk lain khas dari Desa Wisata Tenganan Pegringsingan memiliki nilai tambah yang semakin baik.(ATN)