Unjuk Rasa Tolak Reklamasi Pulau Basa Ricuh, Nelayan dan Polisi Saling Dorong

 

Massa aksi dari Aliansi Nelayan Pesisir Kecamatan Poleang dan aparat keamanan dari Pol PP dan Polres Bombana terlibat aksi dorong saat demo menolak relokasi PUlau Basa di Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana menjadi kawasan pariwisata. Foto : Adhi

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Unjuk rasa menolak reklamasi pantai Basa, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana menjadi kawasan pariwisata berjalan ricuh. Antara pendemo dari Aliansi Nelayan Pesisir dan aparat keamanan (Polisi dan Pol PP) terlibat saling dorong di depan pintu gerbang kantor Bupati dan berlanjut lagi di gedung DPRD Bombana, Jumat (20/8/2021) sekitar pukul 10.30 WITA.

Aksi saling dorong pertama terlihat saat Aliansi Nelayan Pesisir dari Kecamatan Poleang menggelar aksi di kantor bupati Bombana. Setelah beberapa lama berorasi di depan pintu masuk kantor Bupati, seratusan masa aksi memaksa masuk ke halaman kantor bupati.

Namun upaya ini dihadang personil polisi Polres Bombana dan satuan polisi pamong praja Pemkab Bombana yang melakukan barikade tepat di depan pintu masuk kantor Bupati. Aksi saling dorong-dorongan pun tidak dapat dihindari. Pemandangan seperti ini, bahkan berkali-kali terlihat selama aksi demo di depan kantor Bupati.

Aksi demo di depan kantor Bupati mulanya berjalan tertib. Saat masa aksi tiba dari Poleang, mereka lalu berorasi di depan pintu masuk halaman kantor Bupati. Saat berorasi, massa dari Aliansi Nelayan Pesisir Kecamatan Poleang, ingin masuk dalam kantor Bupati dan ingin bertemu Bupati Bombana, Haji Tafdil. Pendemo ingin bertatap muka dengan Bupati Bombana.

Selain karena Haji Tafdil merupakan Bupati pilihan mereka saat Pilkada tahun 2016 lalu, massa aksi yang umumnya nelayan ini, ingin menanyakan langsung apa alasan Bupati Bombana mengizinkan Pulau Basa direklamasi oleh pihak swasta. Termasuk meminta Bupati untuk menolak rencana reklamasi tersebut.

Karena tidak mendapat respon, massa aksi mencoba mendekati gerbang masuk yang sudah tertutup dan di barikade aparat keamanan. Setelah berhadapan dan tidak jaga jarak lagi, massa aksi dan aparat keamanan terlibat aksi dorong-dorongan. Saat aksi dorong pertama terjadi, personil keamanan terlihat sempat dibuat mundur hingga mendekati pintu gerbang kantor bupati. Namun beberapa saat kemudian, pendemo juga dibuat mundur, bahkan beberapa diantaranya terlihat ada yang terjatuh.

Setelah berlangsung beberapa kali, aksi dorong-dorongan ini terhenti. Itu setelah perwakilan dari Pemkab Bombana yang diwakili Asisten 1, Abdul Rahman menemui pendemo dan menyampaikan alasan reklamasi. Pertemuan ini berlangsung di depan gerbang masuk kantor Bupati hingga terhenti karena mendekati shalat Jumat. Namun aksi demo ini, kembali dilanjutkan usai shalat Jumat.

Setelah itu, aksi demo kembali dilanjutkan di gedung DPRD Bombana. Di tempat ini, pendemo dan aparat keamanan juga terlibat aksi dorong lebih dari sekali.

Bahkan situasinya sempat memanas, karena antara pendemo dan salah satu personil polisi terlibat saling bentak dan saling tunjuk menunjuk. Situasi di gedung DPRD kembali mereda, setelah dua anggota DPRD yakni Rumitanyo dan Andi Firman menemui massa aksi dengan duduk bersila di depan gedung DPRD Bombana. Usai mendapat penjelasan dari dua anggota dewan, massa dari Aliansi Nelayan Pesisir bubar dan meninggalkan gedung DPRD Bombana.

Penulis : Adhi

 

aliansi nelayan pesisirdemo tolak reklamasi pulau basaPolisi dan pendemo terlibat saling dorong