TOKYO, LENTERASULTRA.COM – Upaya pencarian korban longsor di kota pesisir, Atami, prefektur Shizuoka, Jepang, hingga kini masih terus berlangsung. Sejauh ini tercatat TIGA orang tewas dan 80 orang dilaporkan masih hilang.
Upaya penyelamatan ditingkatkan sepanjang akhir pekan, dengan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan anggota Pasukan Bela Diri Jepang bergabung dalam operasi yang sulit dan terkadang berbahaya.
Pejabat itu menambahkan bahwa 25 orang yang selamat telah diselamatkan, sedangkan 80 orang lainnya masih belum ditemukan. Para pejabat sebelumnya mengatakan 113 orang hilang.
Dari orang-orang yang saat ini belum ditemukan, menurut pejabat kota, mungkin beberapa orang tidak berada di kota pada saat tanah longsor. Pihak berwenang sedang bekerja untuk mengonfirmasi keberadaan mereka, pejabat itu menambahkan.
“Keselamatan 135 dari 215 penduduk di bagian yang dilanda tanah longsor di distrik Izusan Atami telah dikonfirmasi,” kata pejabat itu dikutip dari asiatoday.id.
Yuji Shima yang kehilangan rumah dan semua harta bendanya dievakuasi ke rumah temannya bersama istri dan ibunya.
“Longsor lumpur itu tampak seperti tsunami — seperti gelombang besar yang mengeluarkan suara gemuruh dan jatuh ke tanah. Tanah bergemuruh dan tiang listrik bergetar,” kata Shima.
Shima menambahkan ada “bau bahan kimia berlumpur di udara” saat tanah longsor itu jatuh. “Itu semua terjadi dalam sepersekian detik,” ujarnya.
Shima menambahkan bahwa dia memprioritaskan keselamatan keluarganya sebelum hal lain, dan tidak membawa barang-barang apa pun saat dia meninggalkan rumahnya.
Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kota Atami menyatakan lebih dari 130 rumah tersapu tanah longsor. Para pejabat mulai mengevakuasi orang-orang pada hari Sabtu.
Menurut pejabat kota, Atami memiliki tiga pusat evakuasi. Dua hotel swasta di Atami juga menampung 562 orang. Pada konferensi pers pada hari Minggu, Heita Kawakatsu, gubernur Shizuoka, mengatakan prefektur akan menyelidiki apakah tanah longsor itu disebabkan karena penebangan hutan di daerah tersebut, yang mungkin telah mengurangi kemampuan tanah pegunungan untuk menahan air.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyatakan belasungkawa kepada para korban tanah longsor pada Sabtu dan menekankan bahwa pekerja darurat melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa, menyelamatkan orang dan membantu evakuasi.
Suga menambahkan bahwa hujan lebat akan terus memengaruhi berbagai bagian negara. Dia mendesak warga untuk memeriksa peta bahaya di daerah tersebut dan memperhatikan pembaruan cuaca dan informasi evakuasi. (ATN)