JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Indonesia sudah saatnya bangkit dan bergerak menguasai pasar Rumput Laut global. Hal ini cukup beralasan karena kekayaan Rumput Laut Indonesia sangat melimpah. Menurut Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Artati Widiarti, Rumput Laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Bahkan jumlahnya mencapai 8,6 persen dari total biota di laut. Luas wilayah habitat Rumput Laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektare atau terbesar di dunia.
“Ini baru dari komoditas Rumput Laut, potensi sektor kelautan dan perikanan sudah sedemikan luar biasa,” kata Artati saat berbicara di forum webinar Tropical Seaweed Innovation Network (TSIN), dikutip dari asiatoday.id.
Dari sekian jenis, Rumput Laut dari kelas alga merah (Rhodophyta) menempati urutan terbanyak dari jumlah jenis yang tumbuh di perairan laut Indonesia yaitu sekitar 564 jenis, disusul alga hijau (Chlorophyta) sekitar 201 jenis dan alga coklat (Ochrophyta) sekitar 146.
“Keberlimpahan sumber daya hayati Rumput Laut ini tentunya merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta menjadi sumber pangan dan gizi nasional,” jelas Artati.
Dalam kesempatan ini, Artati menegaskan riset dan inovasi adalah kunci peningkatan daya saing di pasar global. Karenanya, keberadaan TSIN yang beranggotakan para peneliti, pakar dan praktisi Rumput Laut di Indonesia, bisa menjadi kekuatan guna menjembatani antara inovasi dan industri, agar komersialisasi hasil riset dan inovasi rumput laut dan dapat terwujud.
“Untuk memperkuat posisi dan peran TSIN dalam Perumput Lautan Indonesia perlu diupayakan agar TSIN menjadi sebuah lembaga yang akan mengawal percepatan industrialisasi dan peningkatan daya saing Rumput Laut Indonesia,” tegasnya.
Melalui sinergitas riset, inovasi dan penerapan di lapangan, Artati meyakini Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri Rumput Laut dunia. Terlebih proyeksi permintaan rumput laut negara-negara Asia Pasifik sebagai pasar terbesar, mencapai USD23,04 miliar di tahun 2027.
Lonjakan permintaan terjadi karena meningkatnya permintaan untuk industri pangan, pakan, obat-obatan dan kosmetik.
Khusus untuk pasar Amerika Serikat, Machmud menyebut nilai industri Rumput Laut sebesar USD311,4 juta pada tahun 2019. Jumlah ini diperkirakan berkembang pesat dengan meningkatnya pemanfaatan untuk industri farmasi. Selain itu, kebutuhan rumput laut merah pada 2020 – 2027 diprediksi akan tumbuh 9,2 persen dengan produk utama semi-olahan dan olahan, khususnya karaginan.
“Permintaan pasar Rumput Laut di AS didominasi oleh jenis merah, diikuti oleh cokelat dan hijau,” tandas Machmud. (AT Network)