JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Kementerian PPN/Bappenas bersama Waste4Change baru saja meluncurkan hasil kajian Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia dalam forum Webinar bertajuk ‘Strategi Pengelolaan FLW untuk Mendukung Ekonomi Sirkular dan Pembangunan Rendah Karbon’ pada Rabu (9/6/2021). Peluncuran kajian ini didukung oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia serta United Kingdom Foreign, Commonwealth, and Development Office (UKFCDO).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan diperlukan lompatan yang besar terhadap pola ketersediaan pangan di Indonesia akibat dari permintaan kebutuhan pangan yang tinggi, sementara ketersediaan pangan terbatas akibat pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19.
“Untuk itu, identifikasi Food Loss & Waste yang ada di Indonesia menjadi penting agar kita dapat merencanakan serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperkecil gap tersebut,” jelasnya dalam siaran pers, Kamis (10/6/2021).
Dalam periode yang sama, timbulan ini juga menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1.702,9 Megaton CO2, ekuivalen atau setara dengan 7,29 persen rata-rata emisi GRK Indonesia per tahun. Dari kacamata sosial, kandungan energi yang hilang akibat FLW diperkirakan setara dengan porsi makan 61 juta-125 juta orang per tahun.
Data juga menunjukkan bahwa timbulan FLW didominasi oleh jenis padi-padian yakni beras, jagung, gandum, dan produk terkait, sementara jenis pangan yang prosesnya paling tidak efisien adalah sayur-sayuran, di mana kehilangannya mencapai 62,8 persen dari seluruh suplai domestik sayur-sayuran yang ada di Indonesia.
Dia menambahkan, hasil kajian juga diharapkan dapat digunakan sebagai landasan untuk penyusunan kebijakan guna membantu mewujudkan komitmen Indonesia dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).