KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Program vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilaksanakan secara nasional, Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo, menjadi orang pertama di negeri ini, yang mendapat suntikan pertama vaksin Sinovac. Setelah itu, giliran tenaga kesehatan, TNI dan Polri serta tenaga publik lainnya.
Di Sulawesi Tenggara, vaksinasi massal sudah digenjot sejak pertengahan Januari 2021 lalu. Kurang lebih 5 bulan berjalan, masih banyak penduduk di 17 Kabupaten dan Kota di daerah ini, yang belum mengikuti program pemerintah tersebut. Atas dasar ini, Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjend Yan Sultra Indrajaya mengajak seluruh masyarakat di wilayah hukumnya agar ikut vaksinasi massal dan tidak perlu takut divaksin. Jenderal bintang dua kelahiran Kota Kendari ini juga mengingatkan masyarakat Sultra, agar terus disiplin terhadap protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Tetap menjaga jarak, memakai masker serta mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
“Mari kita dukung program vaksinasi secara nasional khususnya di Sulawesi Tenggara. Tidak usah ragu dengan vaksin Covid-19. Kami menghimbau masyarakat Sultra untuk berpartisipasi didalam vaksinasi Covid-19. Vaksin ini telah dievaluasi oleh BPOM dan mendapat rekomendasi dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Mulai keamanan, manfaat dan juga mutu terjamin aman,” kata Yan Sultra.
Mantan Kapolres Bombana Polda Sultra ini mengatakan, pemberian vaksinasi juga akan menciptakan kekebalan imun atau herd immunity bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut sangat penting, karena semakin banyak masyarakat yang divaksinasi, maka makin tinggi cakupan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
Selain mengajak masyarakat agar ikut program vaksinasi nasional, Kapolda juga meminta kepada pemerintah daerah di 17 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tenggara untuk lebih giat lagi melakukan vaksinasi. Hal ini perlu dilakukan karena stok vaksin masih banyak dan masyarakat masih membutuhkannya. “Kita dorong pemerintah untuk giat memvaksinasi. Karena stok vaksin banyak dan masyarakat membutuhkan. Tapi kalau lambat direspon, sayang nanti vaksinnya numpuk tidak digunakan atau kadaluarsa. Kasihan negara sudah beli mahal-mahal,” ungkap Abiturien Akmil/Akademi militer (kini Akpol/Akademi kepolisian) tahun 1989 ini.
Penulis : Adhi