YERUSALEM, LENTERASULTRA.COM – Situasi di Yerusalem kian bergolak. Ratusan orang terluka dalam bentrokan baru pada Senin antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel di Yerusalem. Melansir dari asiatoday.id, bentrokan terjadi saat demonstrasi yang direncanakan menandai pengambilalihan kota suci oleh Israel 1967 dan hal itu membuahkan ketegangan berlanjut.
“Warga Palestina melemparkan proyektil ke arah prajurit Israel dengan perlengkapan anti huru hara yang menembakkan peluru karet, granat setrum dan gas air mata,” demikian laporan koresponden AFP di tempat kejadian, setelah bentrokan sporadis pada malam hari, Senin (10/5/2021).
Bentrokan itu adalah yang terbaru di hari-hari gangguan terburuk seperti itu di Yerusalem sejak 2017, dipicu oleh upaya selama bertahun-tahun oleh pemukim Yahudi untuk mengambil alih rumah-rumah Palestina di dekatnya di Yerusalem timur yang dicaplok Israel. Sidang pengadilan penting yang dijadwalkan Senin di Sheikh Jarrah, titik nyala lingkungan Yerusalem timur di pusat sengketa properti, telah ditunda.
Ada kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut di kota itu menjelang pawai yang direncanakan Senin oleh orang Israel untuk memperingati pengambilalihan Yerusalem oleh Israel dalam Perang Enam Hari 1967, sebuah peringatan yang dikenal sebagai “Hari Yerusalem” di negara Yahudi itu.
Polisi Israel, pada Minggu, telah menyetujui demonstrasi itu. Rencananya aksi dijadwalkan akan dimulai sekitar pukul 16:00. Keenam negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel-Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudan mengutuk negara Yahudi tersebut.
Di Yordania, penjaga situs suci Islam dan Kristen Yerusalem, Raja Abdullah II mengutuk pelanggaran Israel dan praktik eskalasi di Masjid Al-Aqsa yang diberkati. Yordania dan Mesir sama-sama memanggil utusan Israel pada Minggu untuk mengajukan protes.
Tunisia mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan tertutup Senin, atas permintaannya, membahas kekerasan yang terjadi di Al-Aqsa. Kuartet utusan Timur Tengah dari Uni Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa – dan Paus Fransiskus, semuanya menyerukan ketenangan.
“Otoritas Israel harus menahan diri secara maksimal dan menghormati hak kebebasan berkumpul secara damai,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Bulan Sabit Merah mengatakan total lebih dari 300 warga Palestina terluka pada Jumat dan Sabtu malam. Sementara Badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan bahwa selama dua hari, 29 anak Palestina terluka di Yerusalem timur, termasuk seorang anak berusia satu tahun. (ATN)