JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp2,84 triliun pada tahun ini untuk menggenjot produksi nikel dan menyelesaikan proyek smelter pada 2021. Menurut SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko, tahun ini Antam mematok target produksi dan penjualan bijih nikel secara agresif dan ambisius.
Antam menargetkan produksi bijih nikel sebesar 8,84 juta wet metrik ton (wmt), sedangkan penjualan sebesar 6,71 juta wmt. Pada 2020 produksi bijih nikel Antam hanya sebesar 4,6 juta wmt dengan penjualan hanya sebesar 3,3 juta wmt. Kunto mengungkapkan, target agresif ini untuk menjawab kebutuhan domestik seiring dengan meningkatnya aktivitas smelter, membaiknya industri, dan kenaikan harga komoditas.
Kunto menjelaskan, alokasi capex itu akan digunakan pengembangan rutin, usaha, proyek, dan keperluan lainnya. Alokasi capex terbesar digunakan pengembangan usaha, termasuk penyelesaian proyek smelter feronikel di Halmahera Timur, dan smelter grade alumina refinery (SGAR) yang bekerja sama dengan MIND ID. Capex tersebut bersumber dari perseroan dan sebagian dari pendanaan eksternal. Menurut Kunto, saat ini perseroan sedang menjajaki alternatif instrumen pendanaan eksternal dengan mempertimbangkan cost of fund yang paling kompetitif bagi perseroan.
“Tahun ini perseroan akan fokus untuk ekspansi di bisnis penghiliran mineral. Hal tersebut tercermin dari upaya perseroan untuk terus mengejar penyelesaian proyek smelter Feronikel dan SGAR sehingga dapat segera berkontribusi terhadap kinerja perseroan di tengah outlook nikel yang semakin positif,” imbuhnya, dikutip dari asiatoday.id.
Hingga akhir 2020, progres konstruksi smelter Feronikel di Halmahera Timur sudah mencapai 98 persen. Pabrik Feronikel Haltim line-1 nantinya akan memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Dengan demikian, setelah rampung smelter itu akan menambah portfolio kapasitas produksi total tahunan perseroan menjadi 40.500 TNi, dari kapasitas saat ini hanya sebesar 27.000 TNi.
ANTAM juga menjadi salah satu korporasi yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation, holding BUMN yang menaungi industri baterai kendaraan listrik mulai dari hulu hingga hilir bersama dengan MIND ID, Pertamina dan PLN. Dalam rantai industri tersebut perseroan berkomitmen untuk memasok bahan baku baterai kendaraan listrik berbasis nikel. (ATN)