JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Kebakaran hebat disertai ledakan yang terjadi di Kilang Balongan milik Pertamina di Indramayu, Jawa Barat (Jabar) menimbulkan dampak kerugian bagi Indonesia. Menurut Pertamina, potensi kehilangan produksi bahan bakar minyak (BBM) akibat kebakaran tangki di Kilang Balongan mencapai sekitar 400 ribu barel.
Kebakaran tersebut membuat Pertamina terpaksa harus mematikan (shutdown) operasional kilang tersebut yang saat ini memproduksi BBM dengan kapasitas 125 ribu barel per hari (BPH). Sedangkan Partamina memperkirakan upaya penormalan kembali Kilang Balongan membutuhkan waktu empat hingga lima hari.
Menurut Mulyono, untuk menggantikan peran Kilang Balongan sementara waktu, maka suplai BBM akan dipasok dari Kilang Cilacap dan Kilang Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Dikatakan, Kilang Cilacap produksinya bisa ditingkatkan hingga 300 ribu barel dan TPPI bisa ditingkatkan produksinya sebanyak 500 ribu barel.
“Dari Cilacap akan dibawa dengan kapal, disuplai langsung dari Tanjung Priok. Sedangkan dari TPPI akan disuplaikan melalui Terminal BBM Balongan,” jelas Mulyono, dikutip dari asiatoday.id.
“Masyarakat tidak perlu panik karena stok sangat banyak dan melimpah karena kondisi pascapandemi belum sepenuhnya normal dan konsumsi belum normal,” tutur Mulyono.
Kilang Balongan utamanya melayani daerah sekitar Balongan seperti Cikampek dan Plumpang. Untuk Terminal BBM Plumpang karena disuplai melalui pipa sehingga stoknya tidak terlalu tinggi. (ATN)